Part 1 : Petrikor

900 120 22
                                    

B e n a n g L a y a n g

Sudah lewat satu bulan semenjak tahun terakhir di sekolah dimulai. Pergi pagi pulang petang sudah biasa bagi ku, namun tak biasa bagi Seoyeon, yang mana terus membuatnya mengeluh.

"Habis les tambahan bahasa inggris langsung pulang kan Day?" Tanya dia seusai menyelesaikan suapan terakhir untuk makan siang yang terlambat, guna mengisi perut sebelum les dimulai.

"Sinbi ngajak bahas soal latihan matematika, kalo lo mau pulang, pulang aja dulu. Besok gue jelasin," Ujar ku yang juga mengakhiri makan siang dengan menutup kotak bekal berlebel tupperware tersebut.

"Baik banget sih, sayang deh." Seoyeon sudah merentangkan tangannya, yang langsung ku serga.

"Nggak usah meluk-meluk lo abis megang ayam goreng. Ngomong aja mau pulang bareng doi kan?" Seusai kalimat itu ku lontarkan, aku tegak habis air yang tersisa seperempat di botol aqua. Segar, suatu kelegaan setelah tenggorokan ini melewati makan panjang.

"Tahu aja si lo Day," Ujar Seoyeon yang juga membereskan tempat makannya. Aku memberikan tisu basah padanya dan menyuruhnya untuk memakai antiseptik setelah itu.

Sembari menunggu les dimulai aku dan Seoyeon asyik bercanda sembari memvideo call Sinbi, Eunseo dan juga Cece. Sebenarnya bisa saja aku menyeberang ke kelasnya. Namun rasa malas cukup membuat ku betah duduk di tempat.

"Daday, Sinbi tadi berduaan mulu sama si Yunho dipojokan kelas," seru Cece dengan ekspresi penuh semangatnya.

"Cie Sinbi cie, udah move on dari mas Bulan nih?" Bercanda ku pada Sinbi, yang langsung membuat gadis berbibir tipis itu muram seketika.

"Apasih Hyun? cuma ngobrol biasa sama si Yunho. Lagian cowok itu otaknya sebelas dua belas sama si Cece. Mana mau gue." Selalu dan selalu, Sinbi dan keangkuhannya.

"Ngeles mulu kayak bajai." Seoyeon menjadi kesal sendiri karena sahabatnya yang satu itu selalu menyangkal kalau sedang dekat dengan lelaki bernama Yunho.

"Cie Dahyun ditungguin sama mamas Seonghwa," Ucap Eunseo tiba-tiba yang membuat ku bingung maksudnya apa.

"Lihat kebelakang neng, tenang nggak ada masa lalu kok." Nampak terlihat jelas Sinbi, Eunseo dan Cece sudah tertawa selebar-lebarnya.

Aku melihat bangku dibelakang ku, yang mana seharusnya tempat Agitha duduk. Ternyata ada Seonghwa yang sedang medudukinya sembari menopang dagu.

"Ngapain Hwa?" Tanya ku otomatis saat menatap netra hitamnya.

"Nunggu lo selesai video call, mau ngasih ini." Seonghwa memberikan coklat diary milk berukuran sedang.

Sudah bukan pemandangan yang asing lagi bila Seonghwa seperti ini. Bahkan seluruh antero anak tingkat akhir jurusan IPS juga tahu, bahwa Seonghwa menyukai ku sejak duduk kelas dua dulu. Namun aku tak pernah mengindahkannya.

"Hwa, tapi gue nggak bisa bales. Jangan kayak gini ya, gue nggak pengen lo makin berharap." Aku menepuk punggung tangan Seonghwa, seolah menjelaskan bahwa aku hanya menganggapnya sekedar teman dan tak ada perasaan untuk lebih dari tingkatan itu.








B e n a n g   L a y a n g









Hujan tiba-tiba datang, tatkala lima belas menit lagi les akan berakhir. Suasana dingin menyeruak menyapa permukaan kulit. Bau petrikor tercium pada indra perncium ku, begitu menyejukkan dan juga menyesatkan. Seakan membuat candu.

Aku pun tak menutup mata, bahwa Seonghwa begitu mencinta. Bahkan saat les begini dia masih terpaku memandang wajahku dari bangkunya. Katanya alasan dia mau ikut les adalah aku. Dan semua penghuni kelas tahu akan hal itu. Hal klise, yang tentu saja mampu membuat kaum hawa tersenyum-senyum sebagai akhirannya. Namun aku tidak, justru rasa bersalah yang selalu hadir.

Les diakhiri dengan kata "see you" dari miss Irene. Aku mengemas buku ke ransel hitam bertuliskan 'do it', lalu mengambil buku latihan matematika yang ada di loker siswa. Aroma pertrikor seolah merayu ku, untuk segera pulang dan membaringkan tubuh. Ditambah hujan rintik yang terlihat syahdu. Namun tetiba suara Seonghwa menginterupsi dari lamunan ku.

"Kenapa Hwa?" Tanya ku, muka nya terlihat lusuh namun tetap tersenyum. Seonghwa memang tampan tak hayal bila seorang Hala menyukainya dengan sangat. Seandainya aku juga bisa membalasnya dan tak perlu merasa bersalah.

"Lo nggak pulang?" Satu kalimat pertanyaan yang menunjukkan perhatian itu lolos begitu saja, dari mulut Seonghwa tanpa beban.

"Masih mau bahas beberapa soal bareng Sinbi," Ucapku sembari mengunci loker. Dan berjalan menuju bangku.

Seonghwa mengambil alih tempat duduk Seoyeon. Aku tak tahu alasannya apa, namun perlakuan Seonghwa terus-menerus membuat rasa bersalah ku semakin besar karena tak bisa membalas perasaannya.

"Gue nggak suka Hala Day, jika lo tanya kenapa hujan tiba-tiba turun padahal lagi musim kemarau. Itu karena semesta juga tahu, bahwa kalimat yang lo berikan tadi begitu pilu untuk bisa gue terima. Petrikor hanya mengalihkan atensi lo sesaat, bau parfum gue lebih candu kok kalo lo mau mendekat." Entah apa yang terjadi, indra ku mencoba menerka bau parfum dari Seonghwa. Bau parfum yang gentle bercampur aroma petrikor. Bau yang akan membuat ku candu karena begitu menyejukkan. Namun, segera ku usir fikiran aneh yang sempat terlintas dan memfokus kan diri.

"Gue tahu lo nggak suka sama gue, tapi bila ada satu keajaiban Day. Gue berharap satu kesempatan diberikan kepada gue, untuk bisa lo cintai meski itu hanya sekali," Ucapnya yang tanpa sadar membuat sesuatu seperti berdebar kecil.

"Dahyun-," Panggilan Sinbi memecah kecanggungan antara aku dan Seonghwa.

"Eh ada Seonghwa, kenapa nggak pulang lo? Jangan godain temen gue," Sinbi menyuruh Seonghwa untuk berdiri dan beralih dari tempat duduk Seoyeon, sembari mendorong-dorong pelan lelaki tampan itu.

"Gue nggak maksa Day, tapi cukup biarin gue dan perasaan gue." Kalimat dengan aksen khusus itu membuatku memandang Seonghwa dengan sendu.

Seakan diriku sendiri bertanya, kenapa aku tak bisa memiliki perasaan pada Seonghwa. Orang yang terlihat punya tumpukan ketulusan untuk bisa dibagikan kepadaku. Seperti harap ku selama ini.


B e n a n g   L a y a n g




Gimana puasanya lancar nggk? Apa udah ada yang bolong nih 🤭
Selamat berbuka puasa ya buat yang menunaikan o(〃^▽^〃)o

Benang Layang ; Dahyun X Jaehyun NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang