Part 30 : Kita dijalan berbeda

267 58 38
                                    


......
Selepas hujan
Selepas tarik ulur perasaan
Kini layang telah lepas dari benang
Mencari kebahagiaan yang bukan hanya bayang-bayang
......





𝘽 𝙚 𝙣 𝙖 𝙣 𝙜  𝙇 𝙖 𝙮 𝙖 𝙣 𝙜








|sudut pandang Dahyun|

Sudah lepas tiga bulan usai pertengkaran hebat antara aku, kak Jaehyun dan juga Yeri. Aku masih sangat menyayangkan kenapa semuanya berakhir perpecahan, namun aku sudah lebih dari bahagia dijalanku sekarang.

Yeri masih sama, enggan bertegur sapa denganku. Entah karena rasa bersalahnya atau karena memang ia merasa membenci diriku sebagai mantan dari kekasihnya.

Setelah menghabiskan dua bulan penuh diperantauan untuk melepas dan melupakan segala permasalahan di rumah, minggu ini aku memutuskan pulang. Semuanya sudah usai, dan aku tidak perlu lagi berlari menjauh. Aku tidak bersalah untuk semua hal yang terjadi, semuanya hanya kisah yang sekedar singgah dalam jalan cerita hidupku.

Keberadaan Seonghwa sebagai kekasih cukup membuatku melupakan segala hal yang beberapa bulan lalu terjadi, meski akhirnya menjadi trauma akan kepercayaan, ia tidak pernah mengeluh bahkan lelaki itu penuh kesabaran menghadapiku. Andai saja dulu aku tak menyerah padanya dan tak mengabaikan perasaannya terlalu lama.

Selepas hujan berhari-hari, pagi ini sinar mentari kembali terik menyapa. Usai mencuci baju aku duduk pada ayunan yang berada di teras rumah. Shiyan sibuk bermain dengan teman barunya, Lupi dan Lapi si kelinci belang.

"Udah dek jangan diganggu mulu, biarin mereka makan kenapa sih? Kalau stres nanti bisa mati si Lupi sama Lapi," Ujarku dari ayunan. Yang membuat Shiyan berhenti dan mencuci tangannya.

"Kak, ke minimarket yuk beliin aku jajan sama ice cream," Ajaknya padaku. Adikku satu ini selalu seperti ini tiap kali aku pulang.

"Yaudah deh, bentar mau ambil cardigan dulu sama dompet. Benerin baju kamu juga, berantakan banget kayak nggak keurus aja."

Aku dan Shiyan memilih berjalan kaki, sambil sesekali berbincang. Adikku sangat cerewet seperti mama, dia tidak bisa diam barang sedetik saja. Ada saja yang ditanyakan atau yang dibahas, seandainya saja aku sehumble dirinya. Mungkin aku tidak akan mudah jatuh hati pada sembarang orang.

Kami sampai di minimarket. aku menggandeng tangan Shiyan, agar anak itu tidak berlari-larian karena rasa bahagianya. Namun baru saja masuk, aku melihat sosok yang begitu familiar, sosok yang tidak ingin aku lihat untuk sementara.

"Dahyun, bisa bicara sebentar di depan nggak?" Ia tiba-tiba menggenggam tanganku yang satunya. Shiyan menatapku bingung.

"Cie kak Jaehyun, kalau kangen kakak kenapa nggak pernah kerumah lagi? Tapi aku lihatnya kakak malah kerumah kak Yeri. Aneh banget kak Jae mmmpph." Aku menutup mulut Shiyan dengan tanganku.

"Shiyan, ini uangnya. Kamu beli yang kamu mau ya, jangan lupa dihitung biar nggak melebihi uang yang kakak kasih ya. Kakak beliin kayak biasanya aja ok." Shiyan mengangguk faham, aku menarik kak Jaehyun keluar, dan mencari tempat duduk yang kosong.

"Ada apa?"

"Day, long time no see. Gimana kabar kamu?" Tanya nya basa-basi.

"I'am verry verry okay. Langsung aja ke intinya," Kata ku tegas.

"Kenapa kamu blokir nomorku? Kamu membenci aku? Day aku sudah mengatakan untuk menungguku, tapi aku lebih asyik bersama Seonghwa-Seonghwa itu. Lalu begitu aku dekat bersama Yeri, kenapa kamu terlihat begitu marah? Bukan kah kamu masih menyimpan rasa itu untuk aku Day?" Pertanyaan dari mulut lelaki ini sungguh sangat tidak tahu malu. Aku tidak bisa membaca fikirannya, kenapa dia terlihat seperti psikopat gila yang haus akan rasa cinta.

Benang Layang ; Dahyun X Jaehyun NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang