Part 23 : Untuk segala harap

258 65 13
                                    

.....

Untuk segala harap
Akankah dia menetap ?
Atau dia akan menatap ?
Untuk segala harap
Akankah semua terjawab?
.....





|Sudut pandang penulis|

Kabar tentang Yoga yang memukul Jaehyun saat kumpul kapan hari. Dia sangat menyayangkan bagaimana Yoga yang selalu tersenyum dan membawa sifat riang itu tiba-tiba memukul seseorang. Selama ini yang Dahyun tahu dari sosok Yoga adalah sosok seorang kakak yang mudah membuat suasana gembira di sekelilingnya.

Hari ini Yoga sedang duduk bersantai di beranda rumah Dahyun, sedang si empunya sedang di dapur. Menyiapkan beberapa cemilan sebagai teman tatkala asyik dengan obrolan.

Raut wajah Yoga tak secerah biasanya, ada raut kebingungan dan cemas disana. Akankah suatu rahasia tersampaikan kali ini? Atau Dahyun hanya akan mengintrogasi tanpa tau kejadian asli.

"Kak ini jusnya diminum dulu," Ujar Dahyun yang datang dengan nampan berisi sepiring penuh buah yang sudah terkupas dan terpotong dengan rapi dan tak lupa dua gelas jus jeruk yang menemani pagi menuju siang ini.

"Ya ampun, nggak harus repot-repot gini kok Day. Gue juga cuma bentaran," Jawab Yoga yang membantu Dahyun meletakkan nampan tadi.

"Gapapa, lagian kan kak Yoga jarang-harang main kerumah. Apalagi setelah aku udah sibuk ujian kak Yoga nggak main lagi."

"Kamu kalo belajar serius banget sampai kalau diajak ngobrol nggak nyahut. Padahal kadang cuma baca novel, tapi seakan kamu lagi baca sejarah sampe serius banget. Minus mu berapa sekarang?" Mau bagaimanapun Yoga tetap seorang kakak, mesti tak punya hubungan darah. Bahkan mama Nayeon suka minta diantar kepasar oleh Yoga, karena anak itu bukan hanya menunggu tetapi ikut masuk dan berbelanja bersama mamanya Dahyun.

Sebenarnya bila difikir, Yoga adalah karakter yang dicari Dahyun. Seseorang yang bisa memenangkan hati keluarganya namun bukan sekedar dari ucapan, yang selalu menenangkan hatinya dan diam-diam membelanya. Namun mereka berdua sejak awal sepakat, bila tidak ada rasa sayang yang lebih dari sekedar adik dan kakak.

"Aku dengar kamu di terima di kampus X ya? Deket tempat kerja mantan mu dong," Kata Yoga seusai menyantap sepotong buah.

"Iya kak, sama Sinbi dan juga Seonghwa, kebetulan banget kan."

"Lumayan sih, ada Seonghwa dan Sinbi yang bisa kamu andelin disana. Tapi kamu juga harus jadi sosok yang bisa diandelin sama mereka juga. Biar mutualisme gitu." Senyum cerah Yoga terpancar, nampaknya pria itu senang mendengar adik tak sedarahnya mulai beranjak dewasa dan belajar hidup mandiri. Meski sebenarnya Dahyun sudah cukup mandiri saat ini.

"Kakak jangan lupa sesekali nemuin aku disana. Kan masih satu kota meskipun kakak diujung utara dan aku diujung selatan."

"Siap kalau itu, nggak usah disuruh pasti aku menyempatkan waktu kok."

"Kak aku minta maaf ya." Dahyun menundukkan pandangan usai berkata demikian. Yoga sudah merasakan bahwa hal ini akan terjadi, hanya saja dia mengulur waktu.

"Gapapa, dari sini kamu belajar kan. Untuk tidak mudah termakan omongan laki-laki, kamu tahu meski kak Yoga bukan laki-laki yang baik, tapi kakak juga nggak pengen adik kakak yang cantik ini mendapat laki-laki yang kurang baik pula," Ucap Yoga sembari mengelus suari hitam Dahyun.

"Aku dengar kemarin kak Yoga sempat mukul kak Jae ya?"

"Iya, anak itu butuh sesekali disadarkan. Sebelum sama kamu aku udah pernah bilang, bahwasannya jangan ngasih harapan sama anak gadis soal masa depan, kalau ujungnya dia nggak suka dan nggak dapat restu dari mamanya. Jaehyun itu tipe yang patuh banget sama mamanya, sekali mamanya bilang nggak ya brarti dia akan melepas hal tersebut, meski sebenarnya masih sangat menyayangi." Jelas Yoga

"Sama kak, harusnya aku juga nurut sama mama. Dari awal jadian sama kak Jaehyun, mama keliatannya udah nggak setuju gitu. Cuma ya kakak tahu kan gimana Daday kalau udah suka sama seseorang."

"Heran ya Day, orang yang sayangnya tulus kayak kamu selalu berakhir di sia-siakan. Haruskah kita juga sedikit menjadi jahat untuk mendapat cinta yang layak?"

"Hahaha ada-ada aja kak Yoga ini, emang takdirnya aja gitu. Nggak semua perbuatan baik dibalas baik, kalau gitu konsepnya pemeran antagonis nggak laku perannya kak, aduh ngakak." Dahyun tersenyum begitu lebar saat itu yang mana membuat Yoga mengacak gemas surai hitam Dahyun.












𝘽 𝙚 𝙣 𝙖 𝙣 𝙜  𝙇 𝙖 𝙮 𝙖 𝙣 𝙜













Sore itu suasana hati Dahyun sudah sedikit membaik, tolong digaris bawahi sedikit. Meski dia sudah haha hehe sana-sini, tapi hati gadis itu masih terluka. Dia tidak tahu bagaimana cara move on kembali. Terakhir pun dia butuh waktu satu tahun hingga benar-benar melupakan mantannya.

"Kak ada Seonghwa itu di depan. Turun cepat," Titah Nayeon dari arah ruang tamu.

Seonghwa datang sore itu bukan karena ada janji, melainkan ingin menghibur sahabat yang selalu dihatinya itu. Sudah tampan, motornya pun habis dicuci. Dia ingin mengajak Dahyun melihat senja turun dari peraduannya.

Dahyun keluar rumah menggunakan hoodie kebesaran yang hampir mencapai lututnya. Tak lupa celana atau kulot longgar yang selalu jadi favoritnya saat keluar rumah. Begitu saja Seonghwa sudah jatuh cinta. Sayang yang dicintainya masih memiliki rasa untuk orang lain.

"Maaf ya Hwa jadi nungguin. Mau ngajak kemana lo? Gue pakai baju gini cocok kan sama tempat yang mau kita datengin. Jangan bohong kayak terakhir kali lo, gue pakai baju kayak orang bangun tidur lo ngajaknya ke cafe. Maluku di Ambon coy." Gadis itu kelewat cerewet sore itu, entah untuk menyembunyikan hatinya yang rapuh atau sedang berusaha sembuh.

"Nggak kok, cocok. Jangan bawel buruan naik, nanti ketinggalan momennya." Dahyun memegang bahu Seonghwa sebagai pegangan. Dan duduk dengan tenang diatas jok motor Seonghwa.

"Mau kemana kita!!" Suara Dahyun setengah teriak diantara terpaan angin.

"Hah apa?! Nggak denger Day!!" Dahyun berakhir mengerucutkan bibirnya dan Seonghwa tertawa di balik helmnya.

Dahyun berfikir, setidaknya bila hubungannya baik-baik saja, mungkin hal ini yang dia inginkan. Menghabiskan sore sembari naik motor keliling bersama Jaehyun dan saling berteriak dalam pembicaraan dan berakhir tertawa bersama karena terdengar seperti orang tuli.

Asyik terhanyut dengan lamunannya, Dahyun tetiba takjub melihat pemandangan sekitar, saat motor Seonghwa melewati jembatan diatas sungai. Ditambah angin semilir sore, surya yang mulai redup cahayanya itu terlihat begitu syahdu.

Motor Seonghwa terparkir dipinggir jalan seperti pengendara lainnya. Banyak penjual jajanan di daerah sini. Dahyun dengan langkah kecilnya mengikuti Seonghwa dari belakang.

"Day mau jajanan apa? Gue yang traktir," Ucap Seonghwa yang seketika membuat Dahyun berbinar menatapnya.

"Mau sempol, mau telur gulung, mau siomay juga. Hahahaha," Tawa Dahyun seketika membuat Seonghwa menarik senyumnya.

"Makan yang banyak, biar cepet tinggi." Seonghwa mengacak pelan surai Dahyun. Perempuan itu hanya diam sejenak, kenapa dia merasa luluh.

Mereka menikmati sinar senja sembari memakan jajanan, Seonghwa begitu bahagia menatap Dahyun makan dengan lahapnya tak lupa senyum yg tercurah tatkala ia merasa makanannya enak, dan goyangan kecil dari kakinya. Dahyun terlihat begitu manis bagi Seonghwa.

Sekali lagi Seonghwa berharap, sekali saja, biarkan Dahyun menatap Seonghwa. Setidaknya meski sebentar Seonghwa akan lebih bahagia bila perasaannya terbalas, meski sejenak, meski sejenak



𝘽 𝙚 𝙣 𝙖 𝙣 𝙜  𝙇 𝙖 𝙮 𝙖 𝙣 𝙜
.....


Sorry guys delay, tadi ngurusin tugas kuliah dulu baru bisa up.
Semoga kalian suka ya 😊😊😊
Jangan luoa like, komen dan share 😘💕💕

Benang Layang ; Dahyun X Jaehyun NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang