Aku tidak memiliki mimpi sampai aku bertemu denganmu
- Aleena Halim Wardana -
Bagiku, hanya ada dua wanita didunia ini, ibuku dan Daisy, aku sudah kehilangan satunya, aku tidak akan kehilangan lain nya lagi
- Dean Park -
Aku melihat Aleena akhirnya keluar, dia berjalan dengan seorang wanita yang mungkin teman nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis itu menatapku ragu, mungkin dikepalanya penuh pertanyaan kenapa aku menunggu sampai kelasnya selesai. Aku melihat seorang wanita tiba tiba datang dari arah berlawanan dan mendaratkan satu tamparan tepat di wajah mulus gadis itu.
" sudah kubilang bukan dia penyebabnya " kali ini aku melihat pria yang tempo hari di club jazz mencoba menahan pacarnya untuk berhenti menyerang Aleena.
" aku ingin putus denganmu, karena aku melihat kau berselingkuh dengan Alan, bukan karena alasan lain , al hanya sahabatku, dia tidak ada kaitan nya dengan hubungan kita " pria itu mencoba menjelaskan.
Kenapa Aleena diam saja ? melihatnya mengusap pipinya berkali kali membuatku frustasi. Apa boleh buat? Aku berjalan dengan cepat kearah nya dan menghampiri gadis itu. Memeriksa pipinya yang memerah karena satu tamparan yang cukup keras tadi. " kau seharusnya membalas" ucapku dalam bahasa kelahiran nya, membuatnya terkejut.ah , aku lupa mengatakan, eomma ku adalah campuran korea indonesia, karena itu aku mengerti beberapa kalimat yang sering dia ucapkan dulu.
" akan kubalaskan kalau begitu " ucapku menghapus jarak diantara wajah kami dan menciumnya didepan semua orang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AL POV
Terkejut ? terkesiap ? bagaimana harus kugambarkan perasaanku saat ini , ketika tiba tiba ada seseorang yang menciummu di depan umum dan itu bukan suami atau pacarmu, kurang lebih begitulah perasaanku saat ini.
" akan kubalaskan kalau begitu " Aku hanya samar samar mendengar suara Dean , sebelum pria itu menciumku didepan semua orang, didepan kampus. Aku tahu ini bukan pemandangan awam bagi mereka, ini US bukan Indonesia mereka pasti sudah sering melihat banyak orang berciuman dimana pun, tapi tetap saja tidak bagiku, karena itu ciuman pertamaku.
Aku mengumpulkan segenap kesadaranku setelah pria didepanku menghentikan ciuman nya. " Al . . ." Max menatapku dengan matanya yang tidak berkedip, jangan tanya . . . aku juga sama terkejutnya denganmu. " Ah , maafkan aku, aku tidak melihat kalian tadi . . . Al, apa ini teman teman mu ? kau tidak mengenalkanku kepada mereka ? " Dean melingkarkan lengannya di pinggangku, membuatku bergidik tak kentara.
" ah . . . guys ini Dean " ucapku ragu dan lirih. " astaga Al . . . kau tidak bilang kalau kau pacaran dengan pria paling diinginkan se Amerika ? " Ghia mencubit pundakku pelan, membuatku tertawa kaku. Max menatap kami ragu, " kalian pacaran ? " tanyanya menatap ku tak percaya.
Dean tertawa renyah, membuat kami semua menatapnya. "kami tidak pacaran " ucapnya membuatku merasa lega, aku pikir dia akan mengatakan hal hal aneh seperti apa yang dia katakan kepada profesor tadi.
" kami sudah bertunangan " ucapnya membuat mataku membeliak.
Lagi ? dia mengatakan hal sembarangan lagi ? .
Aku terkejut begitu pria ini menarik tanganku dan menunjukan nya kesemua orang, membuat mereka sama terkejutnya denganku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cincin ? sejak kapan cincin itu ada di jariku ? apa dia yang memakaikan nya ? tapi kapan dia melakukan nya ?
" bagaimanapun, aku Dean kalian mungkin sudah tahu, senang bertemu kalian . . . kita pulang ke apartemen kita sayang ? " ucapnya membuat Ghia terkejut. " kalian tinggal bersama ? " tanyanya , membuat kepalaku terasa dihantam gelombang yang dahysat.
Apa apa an ini ?
DEAN POV
" apa ini menyenangkan bagimu ? apa ini menarik ? " Aleena mantapku tajam begitu kami sampai di apartemen. Dia terlihat sangat marah saat ini.
" apa menghina kepribadianku yang ceroboh tidak cukup bagimu ? kau berubah menindasku sekarang ? " ucapnya skeptis, membuatku kesal. Siapa yang sedang menindas nya ?.
" cincinmu . . ." Gadis itu melepas cincin dijari manis nya dan meletakan benda kecil itu di tanganku. "Tuan Dean , saya katakan sekali lagi . . . kalau anda ingin bersenang senang, itu hak anda tapi bukan dengan saya . . . anda bisa mencari wanita lain diluaran sana " Aleena berbalik dan berjalan ke kamar apartemen miliknya.
" kenapa kau marah hanya karena satu ciuman ? " dengusku membuat langkahnya terrhenti. Wanita itu berbalik dan menatapku kesal,
" saya tidak tahu dengan anda, tapi itu ciuman pertama saya " Ucapnya sebelum masuk dan membanting pintu kamar nya dengan keras.
Ciuman pertama nya ? sungguh ? maksudku mana ada wanita diatas dua puluh lima tahun yang belum pernah berciuman ? apa gadis ini tidak bercanda ? tentu saja . . . ekspresinya tidak terlihat bercanda saat ini.
Jadi , aku adalah ciuman pertama nya ? itu membuatku terkejut . . . tapi sangat menarik, kalau begitu bagaimana aku bisa melepasmu sekarang Daisy ?