17 - Stop Running

299 17 2
                                    

AL POV

" Kau mau makan siang setelah ini ? "tanya Dean begitu kami sudah menyelesaikan pemotretan nya. " aku harus kembali ke kampus untuk mengambil buku " jawabku, membuat pria didepanku mengangguk. " bagaimana kalau makan siang di kantin kampusmu lagi ? " tanyanya , membuatku tertawa. " baiklah " Akhirnya aku mengalah.

- - -

Tidak seperti biasanya, kantin kampus cukup ramai saat ini, apa ada event ? batinku. Tapi kenapa suaranya riuh sekali ? .Tunggu , sepertinya ini terlalu ramai, ada apa ?

Aku terkejut begitu menemukan Max sedang dipukuli seseorang ketika masuk, pria itu juga sempat membalas dengan pukulan nya beberapa kali. 

Ada apa ini ?

" max... stop " aku berlari dan mencoba menghentikan max yang terlihat sangat marah saat ini. " God damn, Vic stop him !! " runtukku melihat Victoria yang hanya diam menyaksikan seorang pria sedang memukuli tunangan nya saat ini, ah . . . bukankah itu pria dipesta tempo hari ?

" max , enough !!! " aku mencoba menahan lengan max, yang langsung membuatnya mundur dan terdiam begitu melihatku. Max tertawa kemudian membuat semua orang yang melihat merasa bingung, termasuk aku. " aku beruntung , karena aku cepat mengetahui nya bitch ! kau boleh ambil kartu debit yang sudah kuberikan padamu, anggap saja itu bayaran mu selama menjadi tungan ku selama ini, dan ya  . . . kau " kali ini max menunjuk pria disamping Vic. " ambil saja, bekas ku aku tidak masalah " ucapnya sebelum mengalungkan lengan nya di pundaku dan membawaku pergi dari sana.

- - -

" lihat sana  . . . " runtukku kesal begitu mengobati wajah max yang lebab dibeberapa bagian . Aku tertawa. " aku tidak menyangka kau mencintai Vic sebesar itu " ucapku membuat max menatapku tajam. " tidak seperti itu , " bantahnya. " aku hanya berfikir aku ingin memulai sesuatu yang serius dengan wanita, selama ini aku hanya menganggap mereka sampah . . . ah tentu saja kau dan ghia berbeda, kalian sahabatku . . . tapi wanita itu lagi lagi menghancurkan kepercayaanku, membuatku akan semakin sulit untuk kembali membuka hati dengan wanita lain nya  . . ." jelas max, membuatku tersenyum tipis. " seandainya saja itu kau, pasti semuanya akan mudah, orang tuaku akan senang dan aku tidak akan mengalami hal ini " imbuhnya membuat senyumku memudar.

" selesai "Aku mengembalikan obat merah dan kapas ditanganku ke kotak P3K yang tergantung didalam UKS kampus. " aku terlihat seperti pecundang bukan ? " dengusnya , membuatku merasa iba menatapnya. Dia benar, dia cukup kacau saat ini. " sudahlah max, dia memang tidak pantas untuk siapapun, bukan salah mu " ucapku memberi satu pelukan menenangkan untuknya.

Ah, aku melupakan sesuatu . . . . Dean , dimana pria itu ?





DEAN POV

Aku mencoba menemukan Aleena dan teman nya , menurut beberapa orang yang kutanyai tadi mereka sedang ada di ruang kesehatan kampus diujung lorong. Apa ini tempatnya ?

Aku mencoba melihat dari balik pintu yang terbuka sedikit dan memastikan gadis itu benar benar disana sebelum masuk. 

Mataku berkeliling melihat isi ruangan ketika aku menemukan pemandangan yang membuatku terkejut. Aku melihat Aleena memeluk teman pria nya , dan membuatku merasa tidak begitu nyaman. Tapi bukankah itu hanya sebuah pelukan ? pelukan bisa berarti apa saja bukan ? tidak selalu ada sesuatu diantara mereka hanya karena mereka berpelukan ? tapi . . . bukankah Aleena menyukai pria itu ? dia juga baru saja putus dari kekasihnya , apa mungkin mereka  . . .

Hentikan dean, demi Tuhan ! apa yang kau pikirkan ? mereka tidak . . . aku membeliak begitu melihat pria itu mendekatkan wajahnya ke Aleena, anehnya  . . . gadis itu hanya diam saja dan pria itu menciumnya saat ini, menciumnya !

SECRET DESIGNER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang