AUTHOR POV
Ting . . . Ting . . .
Aleena melirik jam diatas nakas disamping tempat tidur nya ,
Jam lima pagi.
Siapa yang menekan bel apartemen nya sepagi ini ? Dia bahkan tidak memiliki janji dengan siapapun saat ini, ah benar dan lagi ini adalah weekend, batin nya kesal.
Gadis itu buru buru membuka pintu apartemen nya , dan terkejut menemukan seorang pria tampan sedang berdiri didepan pintu apartemen nya dengan sebuah buket bunga ditangan nya.
Dean ?
AL POV
Siapa yang datang sepagi ini di hari libur ?
Aku terkejut begitu membuka pintu dan melihat Dean dengan sebuah buket bunga ditanganya. Mau apa lagi pria ini ? dia ingin menggangguku lagi ? sepagi ini ? apa dia tidak punya perasaan ? , batinku kesal.
" maafkan aku " ucapnya menyodorkan bungan ditangannya kepadaku.
Apa ? maaf ? aku tidak salah dengar ? apa aku sedang mengigau saat ini ?
" aku minta maaf karena telah mengambil ciuman pertamamu tanpa ijin, dan aku minta maaf karena melakukan nya didepan banyak orang " tambahnya , membuatku salah tingkah. Apa yang harus kulakukan saat ini ? Aku bingung.
" kau mau jalan jalan ? " tanyaku membuat pria itu terkejut.
DEAN POV
" apa ini yang kau maksud jalan jalan ? kau mau balas dendam ? " runtukku dengan nafas tersenggal karena aku baru saja mengikuti Aleena berlari menaiki bukit selama setangah jam.Gadis itu menoleh dan menatapku dengan tatapan meremehkan.
" ini baru setengah jam , bukankah kau terlalu payah untuk ukuran laki-laki ? " ejeknya, membuatku menatapnya tak percaya. Dia tidak terlihat lelah, bahkan masih sempat membullyku. Gadis yang sungguh tidak bisa dipandang remeh.
" cepat lah . . . ini hanya pemanasan , kita masih ada olah raga inti setelah ini " dengusnya kembali berlari meninggalkanku, ini baru pemanasan ? Gadis gila !
- - -
Aku cukup terkejut melihat gadis ini melakukan aktivitas berat dan menjadikan Gym adalah olah raga pilihan nya. " aku pikir kau tidak suka berolah raga " ucapnya menghampiriku begitu dia selesai dengan latihan nya. Aku tersenyum." kau banyak mengeluh dan terlihat lemah saat berlari tadi, tapi kau bahkan berada di level atasku saat datang ke gym " imbuhnya.
" aku benci berlari . . . " jawabku. " berlari seakan kau mengejar sesuatu secera berlebihan, hanya akan membuat kakimu lemah dan lemas, aku tidak menyukai nya, aku menyukai sesuatu yang santai tapi membawakan hasil, tanpa harus membuatmu terjatuh " jelasku, membuat gadis itu tersenyum.
" tidak tahu kapan, tapi dalam hidup semua orang pasti akan dihadapkan dengan kenyataan dia harus berlari atau kehilangan sesuatu dalam hidupnya, jadi dibanding membencinya , aku lebih senang menjadikan itu kebiasaan "ucapnya menyodorkan sebotol air putih kepadaku.
Aku tidak pernah berfikir dari sudut pandang seperti itu. Menjadikan itu kebiasaan, membiasakan .
" kau mau sarapan dulu ? " tanyaku mengalihkan topik, Aleena mengangguk singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET DESIGNER (COMPLETED)
RomantikAku tidak memiliki mimpi sampai aku bertemu denganmu - Aleena Halim Wardana - Bagiku, hanya ada dua wanita didunia ini, ibuku dan Daisy, aku sudah kehilangan satunya, aku tidak akan kehilangan lain nya lagi - Dean Park -