Chapter 2

23.9K 1.6K 41
                                    

"Apanya yang cobaan gak melebihi batas umatnya? Bertahun-tahun kami menjalin hubungan, ternyata mantan kekasih saya main api di belakang saya, malah berencana ngerebut harta saya bersama selingkuhannya! Semuanya kebongkar dan saya benci banget sama pria ular sialan itu! Untunglah, kami gak sempet menjalaninya lebih jauh ...."

"Mbak ...." Wanita itu menoleh, menatap nyalang Kemal. "Saya tahu, Mbak pasti sakit hati, tapi Mbak tahu hikmah dari kejadian yang menimpa Mbak? Bayangkan jika Tuhan gak memperlihatkan sisi buruk mantan Mbak itu, bisa-bisa berantakan banget, kan? Mbak ... itu tanda kalau Tuhan tahu yang terbaik bagi Mbak, Dia pengen Mbak menemukan pria baik yang cinta Mbak tulus tanpa memandang harta atau apa pun."

Wajah nyalang wanita itu mereda, seakan menyadari sesuatu ia sejenak berpikir.

"Kalau begitu kamu aja yang jadi suami saya!"

Kemal terkejut.

"Bantuin saya turun, cepetan!" bentaknya, dan Kemal dengan polosnya langsung membantu wanita itu turun, walau masih memikirkan ungkapannya. "Ayo, ikut saya!"

"E-eh, ke-kenapa, Mbak?" tanya Kemal, masih kesulitan mencerna apa yang terjadi.

"Gak denger kamu? Kan saya bilang saya mau kamu jadi suami saya!"

Kemal menatap tak percaya. "M-Mbak bercanda, kan?"

"Apa wajah saya keliatan bercanda?" tanya wanita itu dengan wajah datar.

"Nyonya, astaga ternyata Anda di sini! Nyonya!" teriak sebuah suara, Kemal menoleh dan menemukan seorang pria tua dengan beberapa pria lain menghampiri ke arah mereka. Ia tatap lagi wanita yang ia anggap gila itu sekali lagi yang fokus ke mereka, sebelum akhirnya tancap gas bersama sepeda bututnya menjauh.

Wanita itu menyadari kepergian Kemal, menatapnya kesal.

Kini, para pria itu menghadap ke wanita itu. "Nyonya, Anda tak apa-apa? Siapa pemuda tadi?"

"Cari semua identitas tentang pemuda itu!"

Mereka menoleh ke Kemal yang akhirnya menghilang dari hadapan, kemudian menatap wanita itu lagi. "Apa perlu kami mengejarnya, Nyonya?"

"Nanti saja, ayo pulang!"

Kemal terburu-buru hingga akhirnya sampai di kost bututnya dengan keringat membajiri, ia memakirkan sepedanya sebelum akhirnya masuk ke kamar kost, duduk dengan napas memburu di atas kasur tipisnya.

Ia masih memikirkan wanita itu dan ajakannnya jadi suami. "Ada-ada aja orang stres gegara cinta-cintaan, ampe segitunya." Kemal memejamkan mata, bersandar di dindin berusaha mengumpulkan segenap kekuatannya. "Ternyata banyak uang belum tentu bahagia, ya ...."

Kemal tertawa miris, ia membuka mata dan menatap ke samping, ada meja tak jauh di sana yang di atasnya ada vas tanpa bunga dan foto berpigura, ia mengambil foto itu dan menatap sedih.

Ada seorang anak kecil bersama seorang wanita dewasa di sana.

"Bener, gak, Bu?" Kemal tertawa pelan, meletakkan pigura kembali ke tempatnya, sebelum akhirnya membaringkan badannya ke kasur.

Sejenak, ia terdiam, hingga akhirnya bangkit kembali, ia membuka penghasilannya dan menghitung lagi sebelum akhirnya memasukkan sebagian ke celengan ayam.

Membersihkan diri, Kemal pun mengganti pakaiannya dengan lebih baik, menuju ke warung terdekat untuk makan sebelum akhirnya berjalan kaki ke depan komplek menuju ke sebuah kedai jajanan martabak.

Ia tak menyadari, setelah itu, beberapa pria keluar dari persembunyian dan membobol masuk ke kost-annya.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

NYONYA ISTRI [B.U. Series - K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang