Chapter 26

12.3K 954 11
                                    

"Iya, bener banget, Sayang. Oskar Jasmine. Yah, nama belakang kami semuanya Jasmine, kecuali kalau diadopsi baru berubah. Sejujurnya banyak yang ingin ngadopsi aku ataupun Oskar, tapi sadar status kami sebagai mata pencaharian maka kami menolak. Kami terus berusaha, bekerja, mengumpulkan uang, bersekolah dan menyekolahkan, segalanya kami lakukan!"

Jauh lebih berat kebanding Kemal yang hanya memikirkan diri sendiri, Kemal benar-benar salut.

"Sekitar usia SMP, kami memulai wirausaha kecil-kecilan, aku dan Oskar punya banyak kesamaan dan kami menyenangi sesuatu di bidang kecantikan. Dia ahli design sementara aku ahli kesehatan dan kecantikan. Itu kenapa perusahaanku bergerak di bidang kewanitaan, fashion dan produk kecantikan lainnya. Tentu saja, kami perlu berjalan tunggang langgang hingga sesukses ini, usaha kami semakin maju dan maju, dan saat tamat kuliah baru berani memulai pembuatan kosmetik pertama. Karena punya pasar, booming, dan akhirnya terkenal. Kami benar-benar bahagia, pun menikah, setelahnya punya Uwais."

Wajah yang bibirnya membentuk senyuman itu, tiba-tiba memudar.

"Beberapa tahun kejayaan, sebuah kecelakaan merenggut Oskar dari aku."

"Papi ...." Uwais pun menangis, memeluk Kemal kemudian.

"Takdir yang sempat memukul hingga si sialan itu datang ... aku pikir dia orang baik tapi faktanya dia cuman pria bermuka dua. Rasanya gak cukup masukin dia ke penjara seumur hidup, pengen aku bunuh aja!"

"Santet! Santet!" pekik Uwais antusias.

Stella tertawa, menyeka air matanya yang jatuh. "Tapi ya sudahlah ... sekarang ... kami punya kamu." Keduanya kini menatap Kemal, kedua pipi pria itu memanas karena terharu.

"Tolong, ya!" Stella menutup matanya, tersenyum hangat.

Kemal menatapnya bergantian dengan Uwais yang menatap polos sambil memeluknya hangat. Ia tersenyum kemudian. "Iya, aku bakalan ... berusaha. Aku bakal melakukan segalanya yang kubisa membahagiakan kalian, hingga akhir hayatku."

Ia balas memeluk Uwais, dan menarik Stella ke pelukannya. Para bodyguards yang sangar terlihat berwajah mengharu biru melihat kemesraan keluarga kecil itu.

Dan malam terlewati dengan bahagia ....

Setelahnya pun, kembali ke rumah singganasa mereka.

"Omong-omong, bagi kalian semuanya, kalian saya liburkan untuk satu minggu ke depan!" Stella mengumumkan kala mereka semua ada di depan rumah. "Tapi silakan aja bagi kalian yang pengen menetap, bisa saja."

"Ada apa, Nyonya?" tanya salah satu penjaga.

"Yah, hanya ingin quality time bersama keluarga tanpa ada orang lain mengganggu." Stella tersenyum hangat. "Bagaimana?"

Mereka tersenyum dan saling bertukar pandang. "Baik Nyonya, Tuan. Kami semua akan berlibur!"

"Silakan menikmati waktu kebersamaan kalian!" kata mereka lagi.

Kemal tersenyum dan kini Stella menoleh ke arahnya. "Aku ingin tahu lebih ...."

Kemal mengangguk.

Dengan cepat semua pegawai pun beranjak, menyisakan Kemal, Stella, dan Uwais di rumah besar itu bersama satpam komplek yang berjaga di depan.

"Terus yang masak siapa, Mi?" tanya Uwais bingung. "Ngurusin semuanya juga?"

"Lho, Papi kan pinter masak ...." Stella menatap Kemal. "Mami juga pengen belajar masak, sekalian Mami lakuin tugar IRT!"

"Eh, aku juga mau belajar berenang!" Satu minggu direncanakan selian tanpa karyawan, juga tak ada kegiatan luar, hanya keluarga itu, bersama, bertiga tanpa ada gangguan dari luar melewati suka dan duka.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

NYONYA ISTRI [B.U. Series - K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang