Chapter 22

13.6K 1.1K 24
                                    

Mengecapnya kemudian.

"Manis, ya."

Kemal menghela napas berat, dan semakin berat kala Stella mengambil mangkuk dari tangannya, dan entah sengaja atau tidak Stella menumpahkan itu ke badannya sendiri.

"Yah ...." Kemal terkejut. "Sayang, lap aku ...." Kedua pipi Kemal memerah kala Stella memegang bibirnya, membuka mulutnya. "Pakai ini."

Tumpah-tumpahkan es doger, saling mengelap-lap, dan tentu saja melakukan jurus-jurus andalan. Dan naas, kala bangun pagi, mereka dibangunkan oleh semut-semut yang berpesta ria di kamar 'manis' itu. Tubuh keduanya bentol-bentol karenanya akibat baru sadar digigiti hewan-hewan itu.

Keduanya mandi bersama sambil menyalepi badan satu sama lain.

Dan siapa sangka, Stella menangis, meski bukan terisak dan hanya meneteskan air mata karena perih dan gatal yang ia derita.

"Tahan, ya, Sayang ...."

"Ugh, untung muka aku gak kena!" Stella mendengkus sebal. "Aw, sstt pelan-pelan!"

Usai hal tersebut pun, mereka memakai pakaian masing-masing. Pun menuju ke ruang makan di mana ada Uwais yang menunggui mereka.

"Pagi, Papi, Mami!" sapa Uwais gembira sambil memakan makanan mereka.

"Nah, begitu, dong, Sayang. Panggil Kemal Papi, cocok sama Mami, kan?" Stella tersenyum seraya duduk di kursinya begitupun Kemal.

"Papi, nanti janji, kan, kasih ke temen-temenku?"

Kemal mengangguk. "Iya, dong, pasti!" Ia tersenyum hangat.

"Uwais, jangan lupa, Senin nanti ajak kasih tau ke temen-temen kamu kalau kamu bakal ngadain pesta."

"Siap, Mami!"

Usai sarapan bersama dengan mesranya, kini Kemal membawa wadah berisi es doger dengan sepedanya, sementara Uwais ada di mobil, mulai keduanya berangkat meninggalkan Stella bersama para penjaga.

"Papi jangan ngebut!" teriak Uwais dari balik jendela belakang mobil, melihat Kemal menginjak sepeda dengan cepatnya. Kemal mengacungkan jempol melihat putra tirinya di balik mobil karena tak tahu apa yang dibicarakan.

Kini, mereka pun sampai di sekolah. Uwais berteriak ke arah teman-temannya. "Es doger gratis buat siapa aja yang mau! Bikinan Papi aku dijamin enak!"

Dan Kemal yang baru datang dengan sepedanya, masih lelah, dikerubungi banyak anak-anak di sana. Namun, dibandingkan itu, ia kelihatan bahagia melakukannya. Meski penat dan semakin penat selesai melakukannya.

Anak-anak sekaligus orang tua bahkan guru dan satpam terlihat bahagia menerima es doger itu.

Sepulangnya pun, ia disambut istrinya, sosok yang dicintainya dengan kasih sayang. Rasanya ia semakin bertekad untuk melakukan sesuatu, segalanya, guna membahagiakan keluarganya.

Ia tak tahu ini kehidupan yang ia impikan.

Kehidupan yang selalu ia inginkan.

Kemudian, ia menatap foto besar ia yang masih kecil dengan ibunya.

"Bu, kuharap nanti ... restoran makanan serba ada kita bakalan terwujud."

Stella yang mendengar itu dari kejauhan tersenyum hangat.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

NYONYA ISTRI [B.U. Series - K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang