Chapter 25

13K 990 16
                                    

Pesta berjalan dengan gembira, keluarga kecil itu menikmati liburan mereka. Bahkan setelah berpesta, mereka tak langsung pulang dan memilih berlibur ke villa yang jauh dari pemukiman bertiga dengan penjagaan ketat pengawal yang sekarang jauh lebih bersahabat.

Stella baru menyadari jika Kemal akrab dengan para pria yang selalu menjaganya dan segan padanya itu, dan hal tersebut membuatnya jauh lebih lembut sekarang. Bahkan, pesta bakar-bakar daging dilakukan bersama dengan kebahagiaan bersama.

Semuanya terasa sempurna.

Namun tiba-tiba, ada pesan lain.

O.namay ayao l.oya l.pbctadabbfa!

Bahasa aneh dan dari nomor yang berbeda.

"Ini orang mau apa, sih?!" pekik Stella sebal.

Kemal yang ada di sampingnya menoleh. "Kenapa, Sayang?"

"Ada orang spam SMS gak jelas ke aku, liat!" Dengan jengkel Stella memperlihatkan tulisan itu ke Kemal.

"Oh, itu, itu sandi geser keknya." Stella mengerutkan kening, bingung. "Itu sandi geser, Sayang. Sebentar siniin!" Stella menyerahkan ponselnya ke Kemal dan pria itu mulai melakukan sesuatu.

Saat selesai, ia memperlihatkan itu ke Stella. Tulisan sudah berubah menjadi ....

Selamat atas pesta pernikahannya!

"Eh?"

"Mungkin temen kamu yang pengen ngucapin dengan cara beda."

Stella mendengkus. "Ada-ada aja orang ini!" Stella merampas ponselnya dari tangan Kemal dengan sebal, pun mendengkus. Kemal tersenyum hangat, menghampiri istrinya, kemudian menggandengnya lembut.

"Nomornya itu aku gak kenal, kira-kira punya siapa, sih!"

"Coba inget-inget temen kamu yang suka sandi-sandi begini."

"Males!" Stella tampak dongkol. "Udah aku males mikirin ini."

Kemal pun mencari akal, mencari topik lain.

"Mami, kapan aku punya adek?" tanya Uwais tiba-tiba, menghampiri keduanya yang asyik bermesraan dan Kemal yang sempat blank bersyukur Uwais membuka topik lain. "Namanya Iko, ya, Mi!"

"Hm ... kapan, ya?" Stella menggedikan bahu, memegang perutnya sendiri. "Entahlah, secepatnya?" Ia menatap Kemal.

"Ah, bo-boleh ...?" Kemal memerah.

"Yah, nanti, deh!" Kemal Junior yang sempat antusias seakan bersorak sedih. "Omong-omong, malem-malem begini keknya enaknya cerita sesuatu ke kamu."

"Cerita?"

"Yeay! Cerita!" pekik Uwais, duduk di pangkuan ayah tirinya. "Cerita serem, ya, Mi?"

"Jangan serem, entar kamu enggak bisa tidur!" Stella memencet hidung putranya. "Mami mau cerita soal Papi kamu, toh Kemal keknya enggak tahu menahu soal kita di masa lalu."

"Cerita sedih ...." Uwais merengutkan bibirnya.

"Sedih?" Kemal jadi semakin penasaran.

"Di masa lalu, aku emang beda dari sekarang, aku ini anak yang terbuang dari keluarga yang entah siapa hingga aku tinggal di panti asuhan." Nyatanya, kehidupan Stella jauh lebih berat ... ia benar-benar bangga dengan wanita yang kini amat sukses itu. "Panti asuhan itu pun panti asuhan miskin, kalau mau apa-apa harus usaha sendiri, dan ya aku berusaha sendiri. Bahkan mereka yang susah berusaha sendiri, aku bantu. Aku senang melakukan itu. Dan omong-omong, aku lakuinnya enggak sendirian itu kenapa meski lebih muda hingga seumur Uwais sekalipun aku terus kuat."

"Papi!" Uwais memekik bahagia.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

NYONYA ISTRI [B.U. Series - K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang