Chapter 15

16.3K 1K 35
                                    

Pagi hari terbangun.

Suasana kamar pengantin baru itu teramat berantakan, bak diterpa tornado yang meluluh lantak sekitaran. Lemari rubuh, isinya ke mana-mana, meja, rak berisi buku, bahkan bantal selimut tak berada di tempatnya. Benar-benar bencana kamar yang menyeramkan.

Sementara itu, dua pelaku, pasangan yang gila-gilaan tanpa disangka itu berada di pojok kamar, sudut ruangan.

Kemal, duduk bersandar tanpa busana sehelai pun, sementara Stella, juga sama nasibnya, berada di pelukannya. Keduanya tertidur pulas dan saling memeluk satu sama lain hingga tak lama, Kemal, dengan dengkusan lelah membuka matanya.

Mengerjap beberapa kali seraya menatap ke depan, tak lama pun sekitaran terlihat jelas.

Matanya membulat sempurna dengan betapa berantakannya sekitaran, kemudian kedua pipinya memerah. Semakin memerah hingga ke seluruh badan mendengar lenguhan pelan dan gerakan di bawahnya yang membuatnya sekaligus makin kaget pula.

Ia menenggak saliva, mengingat malam itu.

Setelah berkata woman on top dan Stella mulai merobek bajunya, siapa sangka Stella sekuat itu melakukannya dan Kemal tak bisa apa-apa.

"Wah, badan kamu bagus, tapi keknya karena gak workout dada kamu gak terlalu ada bentuknya."

Kemudian ... permainan dimulai ... dan Kemal setelahnya merasa dirinya bukan dirinya.

Tubuhnya, bersama instingnya ....

Seperti bukan dirinya, tetapi ia sadar apa yang dilakukannya, tetapi berjalan begitu saja, tetapi ia sadar, tetapi ....

"Teknik es doger!" Dan gaya ala memukul-mukul tetapi lembut dikeluarkan, Stella kaget tetapi keduanya menikmati.

"Teknik putaran martabak!" Dan berputarlah pemuda itu.

Semua kekacauan adalah teknik-teknik aneh nan memalukan yang Kemal keluarkan tanpa ia sadari, sesuai kesehariannya. Gara-gara terlalu menikmati insting liar yang ia pendam selayaknya membuka segel Kyuubi dari Naruto.

Malu, tetapi rada suka, cuma malu lebih dominan darinya.

"Morning, Sayang," sapa Stella, lembut, hangat, dan muncullah dua tragedi di diri Kemal. Antara malu, serta ingin lagi karena pagi masih dalam masa-masa berdiri. Wajah wanita itu tampak bahagia .... "Gak nyangka kamu bisa sehebat itu malam tadi."

Pujian?

Kemal rasanya melayang-layang, tetapi tetap memperkuat diri. Masih ada rasa malu di dada walau kemaluan saling bertemu muka. Ditenggaknya saliva menyadari kondisi mereka bak bayi baru melihat dunia.

Ia malu meski sadar tak harus canggung begini, setidaknya sadar situasi cukup.

"Morning juga, Sayang." Itu yang Kemal balas, ia menunggu reaksi apa yang tampaknya diberikan. Tentu saja Stella tak marah, kenapa Kemal berpikiran demikian.

Ia merasa konyol sendiri.

Stella kemudian keluar dari pelukannya, berdiri, dan Kemal menenggak saliva. Sempat membuang wajah dengan kedua pipi memerah, tetapi mengetahui ia harus terbiasa dan sayang juga jika tak ditatapi maka Kemal memaksakan diri.

Sangat seksi mulus.

Lalu, karena Stella menatap sekitaran dengan lama, Kemal seketika berubah jadi paranoid. Apakah ia akan marah? Kemal menenggak saliva, sadar keadaan kamar begitu mengerikan karena dirinya.

Walau nyatanya, Stella mengambil pakaian renang, pun memakainya kemudian. Setelahnya, mengambil pakaian lain, dan melemparkannya ke wajah Kemal. Celana itu turun ke tangannya, celana renang.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

NYONYA ISTRI [B.U. Series - K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang