Chapter 6

18.3K 1.3K 45
                                    

Si pria berkacamata ingin menghentikan tetapi tiada daya yang keluar, kini wanita dan para pengawalnya itu melangkah keluar.

"Mana Uwais?"

"Sepertinya dia—"

Belum menyelesaikan kalimat, Stella berjalan lebih dulu di antara mahasiswa dan mahasiswi yang berusaha cari muka atau sekadarnya di hadapannya. Bodyguard-nya mengekori hingga kini pun mereka berhenti melihat penjaga lain yang berdiri di tepian area parkir.

"Mana Uwais?" tanya Stella tanpa babibu pada pengawal yang ia percayakan untuk anaknya itu.

"Yeay!!! Mami liat Uwais naik sepeda togel!" teriak sebuah suara, Stella membulatkan mata sempurna melihat putranya dibonceng seseorang.

Seorang pemuda yang kini kelelahan.

Seorang pemuda yang merasa kakinya ingin copot karena hampir setengah jam mengayuh.

Seorang pemuda yang amat ia tunggu-tunggu dari pukul tujuh.

Seorang itu ....

Stella tersenyum. "Hm, sepertinya saya salah menilai kamu, Kemal Dhirgam."

Sementara itu, Kemal langsung menghentikan sepedanya, ia mengingat wanita itu sekalipun seluruh badannya berkukus kelelahan otaknya masih bekerja dengan baik.

"Kak, kenapa berhenti?"

Seorang wanita yang ia selamatkan dari bunuh diri karena masalah percintaan.

Seorang wanita yang tiba-tiba mengajaknya menikah.

Seorang wanita yang kini berdiri di depannya, dipanggil mami oleh anak yang ia bonceng ....

Stella melangkah dengan anggun mendekati Kemal yang membeku, bersama sepatu hak tingginya menghampiri pemuda itu, pun berhenti kala berhadap-hadapan.

"Senang bertemu kamu lagi, Kemal."

Kemal masih membeku dan Stella tersenyum hangat dengan manisnya. Sedang Uwais menoleh ke ibunya.

"Eh, Mami kenal Kak Onta?" tanya Uwais bingung.

"Iya, ini yang bakalan jalan-jalan sama kita abis ini." Rasanya ada petir yang menyambar Kemal mendengar ungkapan itu.

Jalan-jalan?

"Yeay! Pake sepeda ontel, ya, Mi?!" Uwais terlihat antusias tetapi Kemal ... merasakan hawa-hawa di sekitarnya benar-benar tidak beres.

Ia menggeleng. "Eng-enggak bisa ...." Tetapi kemudian, ia sadari, selain mereka bertiga ada para bodyguards yang seakan berancang-ancang akan menghajarnya jikalau dirinya menolak, membuatnya menenggak saliva.

"Iya, nanti, Sayang. Tu liat Kak Kemalnya capek banget. Pake mobil aja, ya, terus pas gak capek baru nanti naik sepeda lagi."

Uwais merengek kecewa. "Iya, sih. Ugh ... maaf, ya, Kak Kemal." Ia tampak menyesal dan pengawal membantunya turun. Kemal terus saja masih membeku tak percaya akan apa yang terjadi.

"Ayo!" Dengan paksaan para penjaga pun, Kemal mau tak mau ikut, tetapi sempat berhenti melihat kampusnya untuk terakhir kali. "Pertemuan itu bukan kelas dadakan kamu, tapi jadwal ketemuan kita yang sudah saya atur. Saya pikir kamu telat tapi faktanya mengejutkan, saya makin senang. Oh, ya, kamu tau universitas swasta ini kampus siapa? Jasmine Corp, Yayasan Jasmine, Universitas Jasmine. Dan saya ... ah lupa memperkenalkan diri ... saya Stella Jasmine."

Jasmine? Berarti ... mata Kemal membulat sempurna.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

NYONYA ISTRI [B.U. Series - K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang