"Udah jadi!" kata Uwais sambil memegang karyanya yang dari kain-kain bekas yang digulung, diikat, sedikit dijahit itu. "Nih!" Ia menyerahkan alat-alat jahit di maid di sampingnya.
"I-itu apa, Tuan Muda?"
"Ini?" Uwais memperlihatkan ke wanita itu. "Boneka voodoo!" Ia menenggak saliva, anak di hadapannya benar-benar mengerikan memegang sesuatu berbentuk boneka itu. "Spidol, dong!"
"I-ini, Tuan Muda."
Pembantu itu sedikit menghalangi Uwais yang sebenarnya tak fokus dengan pernikahan ibunya yang sudah ke prosesi saling memberikan ciuman satu sama lain. Kemal begitu pucat sedang Stella begitu santai usai melakukannya, dan kemudian mereka bertepuk tangan.
Kini, boneka voodoo Uwais dituliskan nama Kemal Dhirgam di sana, dan ia dengan sengaja menusuk mata voodoo itu.
"Kok enggak mempan, sih?!" Ia melihat Kemal dengan kesal yang kelihatan tak kenapa-napa. "Huh, apa cara baca mantraku salah, ya?"
"Sekarang kita tinggal pesta pernikahannya, persiapkan diri kamu untuk waktu ke depan."
Kemal yang pucat pasi, tiba-tiba blackout seketika.
"Eh, ternyata mempan!" kata Uwais, dan tak ada fokus ke dirinya. Mereka sibuk menghampiri Kemal sedang Stella menatap jengkel pemuda yang sah menjadi suaminya itu.
Bangun-bangun, Kemal sudah berada di kamar, dengan televisi menyala menampakkan rekaman pernikahan dirinya dan Stella tadi. Bukan, bukan rekaman sembarangan, melainkan sebuah berita salah satu stasiun televisi yang memberitakan pernikahan penguasa industri kosmetik dan produk kecantikan Jasmine.
Mereka memberitakan itu dengan gila-gilaan, dan lebih gila karena wajah Kemal yang disamarkan.
"Mereka bakal tau pas pesta besar nanti."
"HUAH!" Kemal terperanjat, melompat ke samping kasur, dan terduduk di lantai begitu saja menatap sosok di sampingnya tadi yang berbicara.
Siapa lagi jika bukan Stella, ditambah pakaian seksinya.
"Kenapa kamu begitu, huh? Menyebalkan!" Kedua pipi Kemal memerah, ia membuang pandangannya. "Kita sudah sah jadi suami istri, cukup!"
"Ma-maaf ...." Kemal masih tak sanggup melihat, ia masih tak terbiasa dan rasanya tak nyaman.
Stella merangkak ke ujung kasur agar lebih mendekatinya, pun mengapit pipinya dengan tangan, dan mendongakkannya.
"Kalau begini bagaimana kita saling menanamkan rasa cinta, huh?" Stella mendengkus dan Kemal menatapnya dengan mata membulat sempurna.
Benar, cinta, suami istri, banyak hal akan tanggung jawab itu. Kemal laki-laki, ia punya insting alami, mungkin ia bisa memanfaatkannya saat ini.
Lagipula, mereka sudah menikah.
Memberikan semuanya pada nafsu itu, pun Kemal memegang lembut tangan Stella, naik perlahan ke kasur dan Stella terdiam karena perlakuan itu, spontan pula mundur memberikan celah Kemal naik. Keseimbangannya tiba-tiba hilang hingga ia terbaring dan kini posisi Kemal ada di atasnya.
Wajah Kemal yang sempat berhasil memanfaatkan nafsu, sayangnya memolos kembali. Ia jadi gugup dengan apa yang siap ia lakukan tadi hingga ia canggung kembali. Stella yang sempat tertegun, jadi kesal sendiri walau ada sedikit rasa gugup pula di dirinya.
Namun, sadar status mereka, Stella mendengkus. "Teruskan apa yang pengen kamu lakukan! Kenapa diam?"
Kemal tiba-tiba strum, wajahnya bingung. "Lakuin apa?"
Jawaban mengesalkan itu pun membuat Stella mendorongnya kesal ke samping, mengganti posisi mereka seketika. "Oke kalau kamu mau woman on top!"
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
NYONYA ISTRI [B.U. Series - K]
Romance21+ "Kalau begitu kamu aja yang jadi suami saya!" Kemal hanya menyelamatkan wanita itu dari bunuh diri karena dikhianati mantan kekasih, sesuai insting manusiawinya, tetapi tampaknya wanita janda kaya raya itu malah mengingininya menjadi suaminya. K...