Kemudian, ia tertawa. "Temen-temenku katanya suka sama yang Papi jual, kebanyakan kangen es doger." Pun, Uwais memakan sesendok. "Wah, pantesan, enak banget! Katanya Papi keren multitalenta!"
Papi ... akhirnya Uwais memanggilnya demikian ....
Kemal sangat bahagia.
"Papi, boleh bikin lagi, gak? Terus dikasih ke temen-temenku!"
"Oke, bisa." Pun setelahnya Uwais ke meja makan, untuk makan malam, sementara sang ayah tiri ke meja dapur, mulai membuat sesuatu.
"Eh, Papi, gak besok aja bikinnya?" Uwais menatap heran.
Kemal tersenyum hangat. "Iya, biar besok udah jadi semuanya." Uwais ber-oh-ria.
"Aku pengen bantu!"
"Uwais makan aja dulu, ya. Terus mandi, terus ganti baju, baru boleh bantu."
Uwais merengutkan bibirnya. "Aku maunya sekarang ...."
"Papi cuman nyiapin barang-barangnya yang lain aja, masih perlu banyak!"
Uwais ber-oh-ria lagi. "Oke!" Setelah selesai makan, Uwais pun membersihkan diri begitupun Kemal. Usai memakai baju terbaik, mulailah mereka memasak.
Hari pun semakin gelap ... malam hari.
Uwais yang tengah menunggui Kemal yang tengah merebus ketan hitam mulai mengantuk, ia sayup-sayup kadang terhenyak, sampai akhirnya ia tak mampu menahan dan tidur seketika. Kemal yang melihatnya kaget, sebelum akhirnya tersenyum hangat, ia tanggalkan alat-alat memasak setelahnya menggendong bocah itu, membawanya ke kamar dan menidurkannya.
Ditariknya selimut hingga sedada Uwais, mengusap keningnya, sebelum akhirnya keluar kamar. Bertepatan, suara mobil ada di luar. Menuju ke ruang depan, terlihat Stella masuk ke rumah bersama penjaganya, kelihatan lelah.
"Selamat datang ... Sayang ...." Kemal menyambut istrinya.
Stella menoleh, tersenyum hangat. "Kamu belum tidur? Nungguin biar tidur bareng, ya?" Kedua pipi Kemal memerah. "Oh, ya, mana Uwais?"
"Tidur, tadi bantu aku masak terus ketiduran, aku gendong ke kamar."
Stella mengerutkan kening. "Masak?"
"Bahan-bahan es doger ...."
Wajah wanita itu seketika mendingin. "Kamu jualan lagi?"
Kemal menggeleng. "Enggak, aku enggak jualan lagi. Cuman iseng aja bikin, Uwais minta biar temen-temennya dibikinin, katanya kangen ... es dogerku."
Stella tersenyum. "Bagus! Kurasa kalian udah akrab. Cukup satu hari, ya." Setelahnya, Stella menghampiri Kemal, memeluknya lembut. "Kamu udah masak es dogernya, kan?"
"Di-dikit lagi." Kemal tergagap bukan takut, melainkan gugup. Sentuhan Stella benar-benar membuat ia kegilaan.
"Selesaikan dulu, kalau bisa bawain aku satu, terus susul aku ke kamar ...." Nada menggoda itu membuat Kemal membeku, selama beberapa saat, sebelum akhirnya dengan cepat menyelesaikan memasaknya dan membuatkan es doger termantap untuk istrinya itu.
Dan kemudian, ia menuju ke kamarnya.
"Kamu tau, pesta kita sekitar tiga hari lagi siap." Stella berkata sambil melepaskan seluruh pakaiannya, pun menyisakan dalaman yang membuat Kemal rasanya ingin mimisan.
Turn on.
"Ah, itu es dogernya, ya." Stella melewati Kemal, menutup pintu dan rasanya semua pergerakan Stella membekukan Kemal. Kini, mereka berhadap-hadapan, dan Stella memasukkan jarinya yang lentik ke mangkuk berisi es doger itu.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
NYONYA ISTRI [B.U. Series - K]
Romansa21+ "Kalau begitu kamu aja yang jadi suami saya!" Kemal hanya menyelamatkan wanita itu dari bunuh diri karena dikhianati mantan kekasih, sesuai insting manusiawinya, tetapi tampaknya wanita janda kaya raya itu malah mengingininya menjadi suaminya. K...