Chapter 7

17.5K 1.2K 61
                                    

Kemal makin ciut menyadari siapa wanita yang ia anggap tak waras ini, tak lain dan tak bukan adalah sosok di balik produk kecantikan yang amat populer bermerk Jasmine, ia sering mendengar namanya tetapi tak tahu wujudnya bagaimana. Penggerak yayasan Jasmine, serta merta beberapa sekolah swasta di bawah naungannya termasuk kampusnya ....

Jauh lebih mengerikan kebanding bodyguards mereka.

Dan fakta lain tentang ... sebuah pernikahan.

"Ah, iya." Stella menoleh ke samping, ditemukannya tiba-tiba Kemal memukul pipinya sendiri dengan keras, membuatnya terkesiap kaget sedang para pengawalnya bertukar pandang bingung. Uwais yang asyik bermain pun menoleh dengan heran.

Stella mendiamkan Kemal yang memukul dirinya dua kali, tiga, empat, seterusnya hingga si pemuda berhenti sendiri dengan kelelahan dan kesakitan. Baik tangan dan pipinya memerah sedemikian rupa sedang orang-orang di sekitarnya masih terdiam.

Hal yang sempat membuatnya semakin yakin dirinya di alam mimpi, tetapi tak kuasa bangun. Namun, kala Stella mencubit pahanya dan memulasnya Kemal berteriak.

"Argh! A-aduh!"

"Bukan mimpi, Kemal Dhirgam!" tegas Stella muak, setelahnya menarik cubitannya hingga rasa sakit lebih luar biasa Kemal rasakan.

Pemuda itu meneteskan sedikit air mata sambil mengusap pahanya, meringis kesakitan.

"Mami, tadi kok Kak Kamel mukul diri dia sendiri? Dan sekarang Mami jahat banget nyubit dia? Apa Mami nyantet Kak Kamel?" tanya Uwais polos.

Stella tersenyum. "Enggak, tadi Kak Kemal ada serangga di pipinya jadi gitu, terus pindah ke pahanya jadi Mami yang tangkepin." Uwais ber-oh-ria, mengangguk polos. "Sayang, main lagi, tuh! Entar AFK, lho!"

"Ah, iya!" Dan Uwais fokus ke gawainya.

Stella menatap Kemal yang masih mengusap paha dan pipinya. "Sakit huhuhu ...."

"Salah kamu sendiri. Udah jelas, bukan, ini bukan mimpi?" Kemal merengutkan bibirnya. "Jadi begini kesepakatannya ... kita menikah minggu depan, kamu jadi suami saya."

Hal itu ....

Kemal menatap Stella, bak matanya akan melompat keluar. "Ke-kenapa?"

"Karena kamu bilang Tuhan menunjukkan hal buruk itu, pasti pengen membuat saya mendapatkan pria yang lebih baik, kan?" Kemal menatap bingung. "Kamu berarti."

"Ke-kenapa saya?"

"Ya saya maunya kamu!"

Kemal seakan kehilangan rasa takutnya. "Tapi gak seharusnya saya, Nyonya. Kita orang asing, gak saling kenal, gak tahu-menahu soal sendiri-sendiril. Nyonya, enggak seharusnya Anda ngajak nikah orang asing, bisa aja dia jahat, yang kenal dekat seperti mantan Nyonya saja berkhianat apalagi yang gak saling kenal."

Mata Stella menajam. "Jangan bawa-bawa dia." Kemal menenggak saliva karena wajah menakutkan itu. "Kamu mengatakan demikian malah membuat saya makin fix buat menikahi kamu."

Kemal begitu miris sekarang. "Nyonya ...." Kemal meringis. "Saya ... saya enggak siap dengan tanggung jawab seorang suami, lagi saya ini miskin—"

"Dan saya kaya, saya bisa menutupi itu semua. Kamu pengen lanjut sekolah ke luar negeri, oke! Kamu pengen perusahaan sendiri, oke! Kamu mau apa, saya bisa kasih!"

Dan hal tersebut membuat Kemal frustrasi. "Itu hal yang harusnya suami ke istri, bukan istri ke suami!"

"Memang apa salahnya? Toh tren masa kini begitu." Kemal menggeleng lagi. Selain ia merasa tak pantas, sejujurnya pun ia enggan menikah semua ini. Iming-iming instan Stella memang menggiurkan, terlebih siapa yang tak ingin menikahi wanita dewasa cantik yang kaya raya.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

NYONYA ISTRI [B.U. Series - K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang