"Alex? Laki-laki?"
"Ada masalah dengan itu?" tanyaku memastikan, kan Khun August sendiri yang tadi maksa-maksa tanya.
"Mai pen rai krap, kau punya fotonya?"
"Khun benar mau bantu?"
"Ck!" Dia berdecak kesal lalu menatapku. Aku jarang mendengar orang Thailand berdecak, alih-alih mereka lebih sering mengucap, "Oiii" dengan nada yang unik.
Kusodorkan ponsel dengan tampilan wajah Alex padanya. Khun August melirik sekilas, lalu kembali menatapku dengan pandangan bertanya, salah apa lagi sih aku?
"Kau mau pamer kalau Alex temanmu ini good looking, gitu?"
"Kok? Kan Khun August yang minta fotonya!" Ish, kalau tidak ikhlas ya tidak usah mencela dong, dia yang minta eh malah nyindir.
"Menurutmu, bagaimana caranya menyebarkan foto itu ke jaringan yang kupunya kalau kau hanya menunjukkannya seperti itu?" tanyanya pada akhirnya yang membuatku berpikir lagi. Oh, astaga.
"Oh iya, aku pikir Khun mau lihat dulu." Bodohnya aku ini, ya tapi kayanya reaksiku tadi wajar deh, dia tanya foto aku kasih lihat dari ponselku. Mana tahu kalau dia ternyata maunya langsung minta dikirim. "Aku belum punya nomo0r HP Khun August," sambungku.
Tiba-tiba dia mengambil ponsel begitu saja dari tanganku lantas mengetikkan sesuatu di sana, kemudian mengembalikan lagi padaku. Semua terjadi begitu cepat diiringi kebengonganku. Dia ini kok semaunya, ya?
Namun, aku tak berkomentar apa pun, alih-alih kuikuti saja maunya. Mengirimkan foto Alex ke nomor yang tadi disimpannya ke ponselku dan diberi nama 'August' itu. "There, sudah kukirim."
Dia tidak menjawab, tangannya sibuk mengutak-atik ponsel miliknya sendiri. Entah kenapa aku sendiri tidak berani bertanya apa pun. Setelahnya dia langsung menyalakan mesin dan melajukan mobilnya.
"Sekali lagi terima kasih untuk ... semuanya." Aku tidak tahan diam lama-lama, rasanya aneh.
"Hmm," jawabnya lebih mirip gumaman, lalu sepi kembali. Sebenarnya ada apa dengan dia? Sore tadi dia masih banyak bicara.
Aku tidak biasa saling diam seperti ini, harus cari topik yang menarik. Khun August ini moody-nya kaya perempuan lagi PMS aja.
"Maaf, karena lagi-lagi merepotkanmu." Mencoba membuka percakapan lagi, tapi tetap saja dia tidak membalas. Ya sudah, aku pun menyerah, memilih diam dan melempar pandangan ke luar jendela.
"Jadi ke Bangkok tujuannya mencari Alex? Bukan liburan?" Setelah beberapa saat tidak keluar sepatah kata pun, tiba-tiba Khun August malah bertanya soal Alex.
"Y-yes ...," jujur, makin ke sini kok makin bingung dengan sikap Khun August, apa jangan-jangan dia naksir aku apa, ya? Ish, apa sih Tara? Siapa kamu? Ke-GR-an sendiri, "ada urusan penting menyangkut masa depan temanku yang lain," lanjutku akhirnya keluar begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Akut (Completed) ✔
ChickLit- Pilihan Editor Wattpad HQ Mei 2022 - Reading List April 2022 @WattpadRomanceID kategori Dangerous Love - - Reading List Cerita Pilihan Bulan Mei @WattpadChicklitID - Banyak yang bilang aku bucin, budak cinta. Karena, aku sampai jauh-jauh ngejar c...