Jangan baca doang dong, vote dan komen biar kita semakin akrab. Pasti aku bales kok, ok
Krung Thep, kota malaikat kata mereka. Well, di sini memang aku bertemu beberapa orang yang berhati malaikat. Mereka yang begitu baik, membantu berbagai permasalahanku. Padahal waktu itu, mereka bahkan belum mengenal betul siapa aku.
Sekarang, aku bahkan punya grup obrolan yang di dalamnya ada Sprite dan Pond. Untung saja, kami berada di zona waktu yang sama. Jadi bisa dibayangkan, meskipun hanya beranggotakan tiga orang, jelas grup itu jauh dari kata sepi.
Soal Pond, bagaimana aku memberitahunya nanti? Apa dia akan marah seperti dulu? Ah sudahlah, lihat bagaimana nanti. Aku bisa minta bantuan Sprite, itu pun kalau dia tidak keburu salah paham seperti sebelumnya.
Yang jelas, saat ini bukan mereka yang harus kukhawatirkan. Melainkan seseorang yang sedang sibuk meracik berbagai jenis minuman dari balik konter bar, tidak jauh dari tempatku berdiri.
Dia bahkan belum menyadari kedatanganku malam ini. Dan bagaimana aku harus mulai menjelaskannya?
Satu hal yang membebani pikiranku adalah bagaimana kisah kami bermula. Aku yang jauh-jauh ke sini hanya untuk menemukan dan berjuang mendapatkan perhatiannya. Kini, aku juga yang akan melepasnya. Bukankah itu terlalu kejam untuknya? Kututup mulut, menguatkan diri. Aku nggak bisa mundur lagi. Bukan waktunya untuk ragu-ragu dan bukan waktunya menangis.
Kali ini, bisakah dia melewatinya? Kalau dulu saja, karena patah hati dengan Quinna dia bisa lari sampai ke negeri orang. Bagaimana dia akan melaluinya jika terluka lagi?
Setidaknya, Quinna dari awal bersikap tegas dan tidak memberi harapan, karena hatinya jelas milik Arkana. Sedangkan aku? Yang mengatakan bahwa aku bucin padanya, tapi malah tergoda dengan pesona lelaki lain.
Beberapa kali pandangannya menyisir area sekitarnya. Sempat, kukira dia melihatku, tapi ternyata salah. Dia terlalu sibuk ngobrol dengan rekan kerjanya untuk menyadari keberadaanku. Biarlah, setidaknya aku bisa menyiapkan diri sejenak.
Belum ada seorang pun yang mengetahui mengenai kedatanganku di Bangkok, kali ini. Termasuk Khun August. Saat ini fokusku hanya dia. Aku ingin benar-benar yakin, karena khawatirku kalau Khun August muncul, yang ada aku malah bias.
Pelan kuraba tepat di mana jantungku berada. Debaran yang normal, bahkan melihat senyumnya tidak memberi efek apa pun padaku.
Jadi, aku benar-benar harus menyakitinya? Apa yang akan terjadi padanya, nanti? Tapi bukankah lebih baik tahu mulai dari sekarang?
Perlahan, aku pun mulai melangkah ke arah bar, setelah sebelumnya menghela napas panjang dan mengembuskannya beberapa kali. Sekarang, barulah jantung berdetak lebih cepat. Kurasa lebih karena khawatir dengan apa yang akan terjadi beberapa saat ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Akut (Completed) ✔
Chick-Lit- Pilihan Editor Wattpad HQ Mei 2022 - Reading List April 2022 @WattpadRomanceID kategori Dangerous Love - - Reading List Cerita Pilihan Bulan Mei @WattpadChicklitID - Banyak yang bilang aku bucin, budak cinta. Karena, aku sampai jauh-jauh ngejar c...