19 - Disaster

6.3K 1K 37
                                    

"Di mana Phi Pond?" tanyaku saat kembali ke meja dan malah melihat adegan Sprite dan Khun Win yang saling mencumbu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di mana Phi Pond?" tanyaku saat kembali ke meja dan malah melihat adegan Sprite dan Khun Win yang saling mencumbu.

"Sepertinya ke toilet, kalian tidak bertemu?" Selepas jawaban Sprite aku langsung menuju ke arah pintu keluar kelab. Mengabaikan panggilannya padaku. Aku harus menemukan Pond dan menjelaskan kronologis kejadian tadi padanya.

Menjelaskan apa? Bahwa Khun August yang melakukannya sementara aku tidak menginginkannya? Bullshit banget, jelas-jelas tadi aku pasrah dan tidak berusaha mengelak.

Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku mendadak bimbang? Seharusnya ini tidak perlu terjadi di saat aku dan Alex bahkan sudah ada perkembangan. Kenapa hubungan manusia harus serumit ini?

Aku menoleh ke kanan dan kiri, memandang jauh ke ujung Soi 11 Shukumvit, ke mana dia pergi?

"Hei, ada apa?" Rupanya Sprite menyusulku.

Aku menatapnya sambil berpikir bagaimana aku memulai cerita soal kejadian tadi padanya. "A-aku ...." Sprite mengernyit menatapku balik.

Kuhela napas lalu mengembuskannya dan memulai pelan-pelan cerita soal Pond yang pergi setelah melihat aku dan Khun August yang hampir berciuman.

"What?! You and Khun August?!" pekik Sprite, dan itu normal. Aku juga pasti akan bereaksi sama kalau aku yang berada di posisinya.

"Kita harus mencari Phi Pond," kataku mengabaikan pertanyaannya soal Khun August dan aku. Bukan itu saat ini yang terpenting.

"Tapi apa yang akan kau jelaskan padanya?"

"Tentu saja bahwa dia salah paham, aku tidak ada hubungan apa pun dengan Khun August!" Memangnya apa lagi yang mau dijelaskan selain itu?

"Yakin? Kurasa tidak begitu, karena kalau tidak, mana mungkin kau membiarkan dia mencium—"

"Kami tidak berciuman!"

"Iya, tapi kalau Pond tidak datang, kalian mungkin sudah melakukannya!"

"Aku—"

"Dan padahal kau tahu, Pond menyukainya!"

"Sprite, dengar dulu—"

"Hei! Diam kalian! Apa kalian tidak sadar orang-orang melihat ke arah kalian?" Khun Win tiba-tiba muncul meneriaki kami, disusul temannya tentu saja, Khun August. Entahlah aku merasa kesal padanya.

"Aku antar kau pulang, Khun," ucap Khun August tiba-tiba. Setelah semua kekacauan yang dia timbulkan, dia bilang mau mengantarku pulang.

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri!" Aku berniat langsung membalikkan badan, tapi Khun August menahan sikuku, hanya sebentar dan langsung melepasnya.

"Sprite, sebaiknya kau temani Tara. Win aku titipkan mereka padamu." Selesai mengatakan itu Khun August berlalu dari hadapan kami.

Lagi-lagi perasaanku campur aduk, marah, menyesal. Jelas ini bukan salah Khun August, tapi salahku sendiri.

Bucin Akut (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang