"Tara!"
Alex datang—entah dari mana dia tahu aku di sini—memotong ucapan Pond.
"Tara, gimana? Apa yang kamu rasain?" Alex langsung mengambil posisi duduk sangat dekat denganku. Dia bahkan merapikan beberapa helai anak rambut dan menyelipkan ke belakang telingaku. Wajahnya pun menyiratkan kepanikan. Khawatirkah?
Aku menggeleng pelan. "Udah nggak pa-pa," jawabku lirih dan mencoba sedikit tersenyum. Ini sesuatu yang baru, diperhatikan oleh Alex begini.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Ini salahku, harusnya kemarin aku anter kamu balik ...." Kemarin? Berarti ini sudah ganti hari?
Sekarang, bahkan Alex sudah menggenggam tanganku. Aku benar-benar tidak terbiasa dengan perlakuannya.
"Enggaklah, ini bukan salah kamu. Tapi salah mereka para penjahat—"
"Jadi, mereka salah culik atau ... gimana sih ceritanya?"
Akhirnya, aku mengisahkan sedikit awal mula, bagaimana mereka malah menculikku. "Kamu ingat kan, hari di mana kita bertemu lagi, malam itu aku buru-buru pergi dari Marriot Surawongse karena Khun Win mendapat masalah, nah ... orang-orang yang menculikku ini yang waktu itu berseteru dengannya.
"Mereka masih dendam dan mencoba memancing Khun Win dengan cara licik, tapi—"
"Sebenarnya ada hubungan apa kamu dengan Khun Win ini? Kenapa bisa kamu yang diculik?" selanya menghentikan ceritaku. Aku tersenyum geli, dia benar-benar memerankan pacar yang sedang cemburu dengan baik.
"Nggak ada, hanya kolega, dia atasan di kantor. Astaga ... aku sampai lupa mengenalkan kalian, This is Pond and Sprite, my very goodfriends ...," Alex pun berdiri, bergantian menyalami Pond dan Sprite, "mereka jugalah yang menemaniku mencari jejak keberadaanmu, Lex. Dan Sprite ini, pacar Khun Win by the way."
"What ... what?" sahut Sprite sambil tersenyum, mendengar namanya dan Khun Win disebut, tapi aku yakin dia pasti bisa menebak aku membahas soal apa.
"Really?" Alex tampak malu-malu sendiri, setelah mengetahui kalau Pond dan Sprite pastinya juga mengetahui alasan kaburnya dia ke Bangkok.
"Kalian ngobrol dulu ... masalah kita ... anggap sudah selesai, aku akan minta maaf padamu lagi dengan cara yang benar nanti." Pond mendadak mendekat dan mengelus lembut rambutku. Begitu perhatian, layaknya seorang kakak pada adiknya. Sempat kuperhatikan Alex yang menatap lekat padaku, selama Pond melakukan itu. Aku mengernyit sesaat, sampai mendengar Pond berkata, "Speedy recovery, kay!"
Sungguh, kalau saja preferensi seksualnya tidak menyimpang, pasti dia bisa mendapatkan pacar yang sangat cantik. He deserves that, at least.
Aku mengangguk dan tersenyum. Sprite pun ikut berpamitan serta mencium kedua pipiku. "Get well soon, okay!" pesannya sambil menangkup rahangku. Syukurlah, hubungan kami kembali seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Akut (Completed) ✔
ChickLit- Pilihan Editor Wattpad HQ Mei 2022 - Reading List April 2022 @WattpadRomanceID kategori Dangerous Love - - Reading List Cerita Pilihan Bulan Mei @WattpadChicklitID - Banyak yang bilang aku bucin, budak cinta. Karena, aku sampai jauh-jauh ngejar c...