25 - Confession

14.3K 1.1K 75
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pond bilang kondisi Sprite tidak parah, tapi  sampai kami bicara di telepon tadi, Sprite belum siuman. Apa-apaan itu, tidak parah, tapi masa belum sadar? Waktu aku bertanya mengenai bagaimana kejadiannya dan di mana Sprite dirawat, Pond malah balik bertanya mengenai keberadaanku. Akhirnya, aku terpaksa membocorkan kejutan dan mengatakan aku di Bangkok.

 Sekarang kami─aku dan Alex─baru saja sampai di pelataran rumah sakit tempat Sprite dirawat. Terpaksa kutunda dulu pembicaraan kami, lagi pula aku ternyata belum cukup siap untuk langsung mengucap kata pisah.

"Duh!" Alex yang tiba-tiba berhenti saat kami hampir memasuki lobi rumah sakit, membuatku ikut berhenti dan menoleh padanya.

"Kenapa?" tanyaku tidak sabaran, karena aku harus segera tahu kondisi Sprite.

"Dua staf di kerjaan nggak bisa masuk. Ini Zara nanya, aku bisa balik untuk ngisi kekurangan staf atau nggak," jawabnya tanpa melihat ke arahku. Matanya masih terpaku ke benda pipih yang dipegangnya. Sepertinya masih chatting dengan Zara.

"Kok Zara yang nanya, emangnya dia superior kamu di ...," aku berhenti sesaat, dipikir-pikir itu sama sekali tidak penting untuk kutanyakan saat ini, "ya udah, jadinya kamu ikut masuk atau nggak, nih?"

Sekarang barulah dia memandangku. "Kayanya, aku mesti balik ke hotel. Ini banyak reservasi juga soalnya, kasian anak—"

"Ya udah kalo gitu, aku masuk," potongku dan langsung berbalik untuk masuk ke rumah sakit. Tapi baru selangkah, Alex menahan pergelangan tanganku.

"Kabari kalo ada apa-apa, okay? Sorry, nggak bisa nemenin kamu masuk," ucapnya.

Aku mengangguk cepat. "Aku masuk ya," pamitku buru-buru dan tanpa menunggu jawabannya, aku segera melesat dan mencari tempat Sprite dirawat.

Setelah bertanya-tanya ke bagian informasi dan berjalan cepat tujuh menit berikutnya, akhirnya kutemukan juga ruang pemulihan pascaoperasi. Aku masih belum jelas, kenapa Sprite harus sampai dioperasi yang pasti ... ah itu Pond. Dia sedang duduk di depan ruang pemulihan.

"Phi Pond, ada apa sebenarnya?" Pond seketika berdiri begitu melihatku, tapi baru saja Pond mau membuka mulutnya, Khun Win keluar dari ruang pemulihan membuat kami berdua melihat ke arahnya bersamaan.

"Khun ...." Kutangkupkan kedua telapak tangan memberi salam padanya. Tertangkap sedikit keterkejutan di matanya ketika melihatku.

"Tara, kau ... kok bisa ada di sini? Kapan datang?"

"Ah, tadi sore, Khun. Bagaimana Sprite? Kenapa bisa sampai operasi? Sebenarnya apa yang terjadi? " Bergantian, kulihat Khun Win dan Pond, berharap salah satu dari mereka setidaknya memberi penjelasan.

Khun Win memandang Pond dengan tatapan bertanya. "Aku belum sempat menjelaskan padanya," ujar Pond tiba-tiba seolah menjawab pertanyaan dari Khun Win.

Bucin Akut (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang