Short trip selesai dan aku mengantarkan para bule Prancis kembali ke hotel mereka. Karena ini Minggu, aku tidak perlu kembali ke kantor. Harusnya mini bus yang tadi mengantar tur juga mengantarku pulang ke apartemen, tapi Khun August-lah yang mengambil alih tugas itu.
Sebetulnya aku sudah berusaha menolak, tapi menurutnya kami searah jadilah aku terpaksa menerima tawarannya.
Aku pikir setelah kejadian FTV tadi, kami bakalan canggung. Ternyata tidak, dia tetap santai dan profesional. Para wisatawan menyangka Khun August juga seorang tour guide sama sepertiku, dan sepanjang wisata di Grand Palace, dilanjutkan wisata penutup ke Wat Arun pun untungnya lancar.
"Katanya Wat Arun paling bagus menjelang jam tutup?"
"Hmm ... ya, mau kembali ke Wat Arun?"
"Mungkin lain kali, ada hal lain yang harus kukerjakan. Bukannya Wat Arun itu candi fajar, tapi kenapa malah lebih bagus di senja hari?"
Khun August menoleh sekilas dari balik kemudinya. "Khun, kau berbicara melompat dari satu topik ke topik yang lain dengan cepat," komentarnya diiringi senyuman. Aku diam saja, tetap menunggu penjelasan soal Wat Arun.
"Sebenarnya sih waktu fajar juga bagus, tapi kan belum buka kuilnya. Dan pantulan matahari senja yang menyatu dengan pantulan kuil di sungai Chao Phraya adalah daya tarik tersendiri yang memikat para wisatawan.
"Terutama yang punya hobi fotografi, biasanya mereka sengaja hunting foto di waktu senja. Kau tadi sempat naik ke atas kan? Bukannya pemandangan sebagian Krung Thep terlihat sangat indah?
"Kau tahu apa arti Krung Thep? Kota para malaikat."
"Itu nama asli kota Bangkok, bukan?" Dia mengangguk mengiakan.
"Kalau kulihat Khun August sangat mencintai dunia wisata, benar begitu?"
Dia memang terlihat sangat bersemangat setiap menjelaskan sejarah-sejarah tempat wisata yang tadi kami kunjungi, atau bahkan barusan ketika menjawab pertanyaanku mengenai Wat Arun.
Dia malah tertawa mendengar pertanyaanku. "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku suka. Itu bagian dari pekerjaanku."
"Mana yang lebih tepat, Khun suka dunia wisata ini karena sudah menjadi bagian pekerjaanmu? Atau Khun memilih bekerja di bidang ini karena kecintaan pada wisata Thailand?"
"Hmm ... seperti soal ujian saja ...," Dia mengambil waktu untuk berpikir, tapi kurasa dia hanya sedang akting saja, "the later, I guess."
See, sudah kuduga kalau memang dari sananya dia memang sudah cinta dengan pariwisata dan tetek bengeknya.
"Memangnya, nanti malam ada rencana apa?" tanyanya tiba-tiba membelokkan topik. Padahal aku sudah berusaha untuk tidak membahas.
"Hmm ... mencari teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Akut (Completed) ✔
Literatura Feminina- Pilihan Editor Wattpad HQ Mei 2022 - Reading List April 2022 @WattpadRomanceID kategori Dangerous Love - - Reading List Cerita Pilihan Bulan Mei @WattpadChicklitID - Banyak yang bilang aku bucin, budak cinta. Karena, aku sampai jauh-jauh ngejar c...