4 RENJUN

72 21 1
                                    

Aku menunggu Chenle yang dipanggil kepala sekolah didepan kantor kepala sekolah. Aku tak dapat mendengar percakapan mereka dari luar, dan hanya diam berdiri didepan pintu ruang kantor.

Setelah beberapa menit Chenle keluar dari ruang kepala sekolah, tapi entah kenapa wajahnya terlihat kalut. 

"Chen?" aku memanggilnya bersamaan menepuk pundaknya

"Ah iya Shen, ayo pulang"  jawab Chenle terkejut

"Ayo, ada urusan apa kepala sekolah memanggilmu?"

"Emm, beliau hanya memberi selamat kemarin karena aku menang kontes"

"Ooo"

"Iya, kalau begitu ayo pulang"

Aku mengangguk mengiyakan, Chenle tersenyum lalu menggandeng tanganku sampai tempat parkir. Aku mengiringi langkahnya dari samping, dan menyamakan langkah kaki kami.

Entah kenapa aku suka saat menyamakan langkah kaki dengan seseorang. Saat aku menyeiramakan langkah kaki dengan seseorang ada perasaan bahagia tersendiri untukku. 

Sampai ditempat parkir, Chenle menuntun sepedanya sampai kepintu gerbang tempat aku menunggunya. Chenle yang datang dengan membawa sepeda tersenyum kearahku.

Entah hanya perasaanku saja atau memang benar, hari ini Chenle lebih banyak tersenyum dari pada biasanya.

"Ayo pulang kakak" panggilnya sambil masih tersenyum menghampiriku

Aku merasa sikapnya aneh

"Tumben kamu memanggilku kakak? Biasanya tak mau"

"Tak apa, aku ingin memanggilmu kakak sekarang"

Chenle mulai mengayuh sepedanya setelah aku naik ke boncengan sepeda.

"Coba panggil aku kakak lagi"

"Kakak"

"Sekali lagi"

"Kakak"

"Ada apa denganmu hari ini? Aneh tak seperti biasanya"

"Kak, berjanjilah jangan seperti kemarin lagi. Jika kamu juga pergi dengan kakek dan nenek lalu dengan siapa aku disini?"

"Bukankah kamu sudah dekat dengan papa dan mama?"

"Papa dan mama itu orangtua kita kak, setidak inginnya aku dekat dengan mereka tapi aku harus dekat dengan mereka karena mereka orangtuaku, orangtua kita"

"Aku tak dekat dengan mereka walalu aku anak mereka"

"Bukan salahmu, aku tahu kamu tak nyaman berada didekat banyak orang apalagi orang asing, tapi suatu saat kau akan terbiasa dengan mereka. Maka dari itu kumohon jangan susul kakek dan nenek dan meninggalkanku sendirian"

"Aku tetap merindukan kakek dan nenek"

"Kakek dan nenek akan sedih jika kamu juga menyusul mereka dengan cara begitu dan meninggalkan aku sendirian"

"Papa dan mama akan selalu ada untukmu"

"Orangtua itu beda dengan saudara, apalagi kita kembar. Jika kamu pergi meninggalkanku percayalah, diriku bukan lagi diriku yang orang tahu. Aku akan hidup seperti zombie yang tidak memiliki jiwa"

"Jika kemarin aku tidak ditolong Kak Taehyung, apa sekarang kamu akan menjadi zombie?"

"Aku juga akan menyusulmu hari ini, tidak bukan hari ini! Bahkan setelah kamu pergi aku akan langsung menyusulmu"

"Bodoh! Jangan lakukan itu, banyak orang yang ingin kamu hidup. Haih mendengar ucapanmu barusan kenapa terdengar seperti kisah romeo dan juliet"

Kalian tahukan? cerita Romeo yang bunuh diri disamping Juliet karena mengira Juliet sudah mati, padahal Juliet masih hidup. Melihat Romeo yang mati disampingnya Juliet juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Romeo.

Ineffable || Complete, RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang