5 BERPISAH

72 21 1
                                    

"Shenshen!! Kamu tak apa?"

Chenle langsung menghampiriku yang baru saja kembali dari ruang ganti.

"Aku tak apa Chenchen. Tapi maaf teh bobamu jatuh karenaku"

"Bukan salahmu, aku sudah belikan minuman isotonik tak apakan?"

"Iya, terimakasih Chenchen"

Chenchen memesankan nasi daging untukku. Aku cepat cepat menghabiskan makananku sebelum bel masuk berbunyi. Waktu isitirahat makan ini terpotong banyak karena kejadian barusan.

"Tadi itu bukannya Kak Yusen? Feng Yusen" ujar Xiaolu memecah keheningan

"Aku tak tahu" Mingna menimpali

"Bukankah dia yang suka menggangu anak anak sekolah dasar? Jika tak salah ia kelas 8 atau kelas 9?" jawab Yangyang

"Siapapun dia, beraninya menganggu saudariku"

Aku melihat Chenle yang terlihat sangat marah, wajahnya terlihat lucu saat marah seperti itu sambil mempoutkan bibirnya.

"Habiskan makananmu, sebentar lagi bel berbunyi" ucap Renjun pada Chenle

"Ah iya"

Selesai makan kami langsung kembali ke kelas. Beruntung kami selesai makan sebelum bel masuk berbunyi. Aku memilih melupakan kejadian tadi dan fokus kepelajaran.

Tanpa aku tahu saat itu Feng Yusen akan menjadi orang yang mempengaruhi kehidupanku tanpa kedatangannya di masa depan




.•・•.




Tak terasa liburan sudah tiba, aku dan Chenle menyiapkan keperluan untuk pulang kerumah lama kami. Rumah papa dan mama terletak di Shanghai, sedangkan rumah kakek dan nenek ebrada didaerah Guilin. Jaraknya cukup jauh sampai memakan waktu hampir 13 jam untuk sampai kesana dengan menggunakan mobil.

Papa dan mama membawakan 2 sopir, karena ada 2 mobil yang akan kesana. Dan 3 pembantu rumah tangga. Mobil pertama berisi satu sopir, satu pembantu, aku, dan Chenle. Barang yang ada dimobil pertama hanya ada bantal dan selimut selain tubuh kami dan 2 orang lainnya. Karena barang bawaan kami dibawa dimobil satunya.

Aku dan Chenle masuk ke mobil tanpa menunggu sopir dan pembantu karena mereka tengah sibuk memasukkan barang barang yang diminta papa dan mama untuk dibawa ke Guilin.

"Chen aku mau tidur" 

Aku sudah merapikan bantal dan selimut di jok tengah bersiap untuk tidur. Semalam aku tak bisa tidur karena papa dan mama berisik mempersiapkan barang barang kami. Bahkan mereka masih menanyakan apa ada barang yang aku perlukan untuk di bawa lagi.

Aku hanya menggeleng sebagai jawaban dan untuk segera mengusir mereka menjauh dariku saat itu.

"Aku akan pindah kebelakang"

Chenle pindah ke jok belakang. Aku merebahkan tubuhku di kursi penumpang yang panjangnya sedikit lebih panjang dari badanku lalu menyelimuti yang ada dibawah kakiku kuat kuat dan menariknya sampai menutupi tubuhku yang kedinginan karena ac mobil. Tak berapa lama aku terlelap.




.•・•.

Ineffable || Complete, RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang