14 BEGIN

23 8 0
                                    

"Saya baru tahu dia lebih tua dari saya setelah seminggu pacaran dengan dia. Saya terkejut dan dia hanya tertawa karena saya berani meminta dia jadi pacar saya tapi tidak tahu umurnya"

"Wajar bapak begitu mencintai mendiang istri bapak , dia satu satunya orang yang memeluk bapak disaat masa sulit bapak. Umur tidak akan jadi masalah"

"Ya , jodoh tak akan pandang usia. Tapi jangan panggil dia istri saya , sebenarnya kami belum menikah"

"Lalu?" Jujur aku agak terkejut

Aku menyusul Pak Baekhyun yang terduduk lemah diatap sekolah. Pak Baekhyun yang biasanya ceria bisa terlihat begitu menyedihkan. Senyuman manisnya pudar , hanya ada tatapan kesedihan yang begitu mendalam.

Begitulah kondisi pak Baekhyun beberapa waktu lalu. Kini dirinya lebih tenang.

"Dia meninggal sebelum hari pernikahan kami"

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku , itu terlalu tragis.

"Dia punya penyakit gagal ginjal , seharusnya sebulan sebelum pernikahan kami dia menjalani operasi. Tapi dia merahasiakan ini semua dan memilih tetap mendampingi saya menyiapkan pernikahan. Ayahnya marah besar pada saya , menuduh saya sebagai pembunuh putrinya"

"Tapi itu bukan salah bapak.."

"Memang bukan salah saya , Tuhan yang sudah berkehendak. Setelah hari pemakamannya. Ayahnya membawa saya masuk kedalam kamar mendiang putrinya"

"Disana terlihat banyak foto kami berdua terpajang rapi didinding dinding tembok diatas meja belajarnya. Juga diatas meja belajarnya ada sebuah diary. Ayahnya mempersilahkan saya untuk membacanya"

Aku masih diam mendengarkan cerita pak Baekhyun

"Disana tertulis"

Teruntuk hujanku...

Hujan deras mengguyur seluruh tubuhku , kita berdua kala itu

Kamu mengingatnya bukan?

Aku tak akan pernah lupa , bagaimana tatapan acuhmu saat bertemu denganku pertama kali , tatapan memelasmu disaat kamu mengharapkan cinta dariku , juga yang akan paling aku rindukan dari semua tatapan matamu

Tatapan sayangmu padaku selama kita bersama

Jika kamu membaca catatan ini , mungkin aku sudah tiada. Maaf karena tidak menemanimu , maaf karena tidak melindungi , maaf karena aku seenaknya pergi meninggalkanmu. Aku hanya tak mau membuat ayah menangis tersedu karena penyakitku , juga melakukan dosa dengan membeli ginjal dipasar gelap untukku.

Kamu mengerti maksudku bukan? Aku tetap bersamamu , dalam hatimu , dalam tetesan hujan , juga tetesan air mata kerinduanmu. Aku selalu ada bersamamu.

Dari cahayamu , Taeyeon

"Saya hanya dapat mengingat bagian itu. Sebenarnya masih banyak lagi catatan yang di tulis untuk saya. Tapi yang paling saya ingat hanya bagian itu , entah mengapa"

"Mungkin ada kesan mendalam didalamnya sampai bapak sangat mengingatnya sejelas itu"

"Kamu benar. Saya ingat sekali bagaimana saya menatap dia awalnya , saya yang dulu lelaki dingin sekarang bisa menjadi orang ceria berkat dirinya"

"Bapak benar , bu Taeyeon pasti bahagia melihat bapak yang sudah lepas dari bayang masa lalu"

"Bagaimana dengan kamu sendiri?"

Aku menolehkan kepalaku kearah pak Baekhyun

"Apa kamu masih terjebak dimasa lalu?"

"Ah , mungkin sudah tidak. Saya sudah bisa bahagia sekarang"

Ineffable || Complete, RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang