11 BROKEN HEART

35 9 1
                                    

Mangga

|Aku sudah menyelidiki tentang Choi Jisu , bagaimana denganmu?

Aku juga sudah dapat kabar , Nayeon memberi tahuku|

Ternyata dia sasaeng yang waktu itu masuk kekamarmu|

|Aku sudah tahu itu

Sejak kapan?|

|Sejak aku sekelas dengannya

Sepulang sekolah aku bertukar informasi dengan Renjun tentang 3 anak perempuan kelas elite itu. Kami sepakat memulai dari Choi Jisu. Karena posisinya lebih mudah daripada 2 kandidat lainnya. Kami butuh banyak persiapan untuk menyelidiki mereka berdua.

|Kamu dimana?

Diapartemen pastinya , memang kenapa?|

|Buka pintu , aku ada didepan

Aku membelalakkan mataku terkejut lalu cepat cepat berdiri dan berjalan menuju pintu untuk membukanya , setelah terbuka ternyata benar Renjun ada didepan.

"Kenapa kamu disini?" tanyaku

"Apartemenku disini"

"Yang mana?"

"Sebelahmu" jawabnya enteng

"HAH???!!!"

"Sssttt , aku tidak boleh masuk?"

"A-ah iya silahkan masuk"

Aku mempersilahkan Renjun masuk lalu mengunci pintu.

"Bibi tolong buatkan teh untuk 2 orang"

"Baik nona" jawab bibi Xiao

Renjun melepas hoodie dan topi hitamnya , menyisir rambutnya yang berantakan kearah atas lalu mengusap wajahnya yang terlihat lelah. Aku terpukau sejenak olehnya , benar yang dikatakan Mingna jika Renjun mirip dengan pangeran yang ada dibuku dongeng.

"Jadi kita menyelinap malam ini , lokasi rumah sakit gildong disebelah barat sekolah"

"HAH?"

"Kita menyelinap malam ini , semakin cepat semakin baik"

"Malam ini?"

"Iya"

"Harus sekali malam ini?"

"Iya"

Aku menghela nafas dalam dalam , jujur saja aku merasa agak takut , tapi jika teringat tentang masalah Chenle kali ini ketakutanku belum ada apa apanya.

"Jangan khawatir atau takut , aku akan menjagamu"

"Tidak , aku baik baik saja"

"Tubuhmu tidak bisa berbohong , lihat tanganmu gemetaran"

 Aku melihat kedua tanganku yang sudah terkepal dan gemetar hebat , aku tak dapat menutupi ketakutanku.

Renjun mendekat lalu duduk disebelahku , menangkup kedua tanganku dalam dua telapak tangannya yang lebar dan hangat. Renjun menepuk nepuk tanganku lembut.

"Dengan begini kamu tak akan takut bukan?" tanya Renjun

"Aku tak apa , sungguh"

"Chenle memintaku untuk menjagamu , jadi kamu akan baik baik saja"

"Hm"

"Ehem , nona ini tehnya"

Aku dan Renjun segera melepaskan genggaman tangan kami masing masing. Renjun duduk sedikit menjauh dariku.

Ineffable || Complete, RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang