Matahari mulai tenggelam, menyembunyikan dirinya dibalik bukit. Pemandangan langit lembayung itu yang aku lihat bersama Chenle yang setia menungguku meminta pulang.
"Shenshen sudah sore, kapan mau pulang?"
"Iya sekarang aku mau pulang, ayo Chenchen"
Chenle berdiri lalu mengulurkan tangan kecilnya padaku dan membantuku berdiri, aku menerima uluran tangan itu dengan senang hati. Dan kami kembali pulang ke rumah sambil bergandengan tangan, berjalan menyusuri pinggiran sungai peach blossom yang terlihat penuh akan cinta dengan warna pink dan orange dari lembayung yang berpadu lembut seperti primrose.
...
Semua itu hanyalah sedikit kenangan sebelum aku lupa bagaimana caranya tersenyum untuk sesaat. Sedikit kenangan bersama saudara kembarku satu satunya, Zhong Chenle.
Namaku Zhong Shenling, kakak kembar dari Zhong Chenle. Orangtuaku atau lebih tepatnya tuan besar Zhong dan nyonya besar Zhong. Adalah orang yang aku panggil Papa dan Mama, orangtua kandungku tetapi aku tak bisa akrab sama sekali dengan mereka seperti anak anak dengan orangtua pada umumnya.
Aku tak mengerti arti dari dua panggilan itu, aku ingin bertanya tetapi hanya tatapan aneh yang selalu kudapat. Apa aku salah? Aku hanya bertanya "Orangtua, papa, mama apa artinya? Kenapa banyak orang menginginkan orangtua?" .
Pernahkah kalian merasa tak nyaman ketika bersama orang yang kau sebut orangtua? papa? mama? ayah? bunda? atau apapun panggilannya. Aku merasakannya, jika aku berada dalam satu ruangan dengan orang yang disebut orangtuaku itu, yang ada dalam benakku hanyalah bagaimana aku pergi dari hadapan mereka dan menghindari tatapan juga pertanyaan mereka.
Pernahkah kalian terlepas dari orangtua begitu lama?. Sejak kecil aku dan Chenle tinggal dengan nenek dan kakek, Chenle yang belajar piano dengan kakek dan aku yang selalu mendengarkan dia bermain piano sambil menulis puisi atau sajak. Sesekali aku ikut bersenandung saat Chenle memainkan pianonya.
Sampai saat nenek meninggal, orang yang disebut orangtuaku itu datang menjemput kami bertiga ke kota dan tinggal bersama.
Itu adalah awal bagaimana aku memandang kehidupan didunia ini hampa, hening, sendu. Mereka adalah teman setiaku disetiap hariku. Hanya Chenle dan kakek yang bisa membuatku tersenyum , tapi tak lama kakek pun menyusul nenek. Bukankah semua itu seperti lelucon yang menyakitkan?.
Kakek dikuburkan disamping nenek, didaerah tempat kami tinggal dulu. "Nenek, kakek pergi menyusul nenek karena kakek sangat merindukan nenek. Aku juga merindukan kakek dan nenek. Chenle dan akupun merindukan nenek seperti kakek, maka dari itu kakek menyusul nenek bukan? apa aku boleh menyusul kalian? aku rindu kalian aku bahagia hanya dengan bersama kalian"
.•・•.
Sore hari matahari mulai terbenam. Aku memandangi sang surya yang tengah kembali ke peraduannya sambil duduk ditepi jendela kamar menikmati indahnya sendu lembayung.
Tak banyak hal yang aku lakukan setelah pindah dari rumah kakek dan nenek ke rumah orang tuaku. Pagi sampai sore aku berasama Chenle disekolah, setelah itu aku dan Chenle pulang kerumah dan aku hanya akan masuk kamar, ganti pakaian, lalu duduk ditepi jendela memandangi langit berwarna orange menjadi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable || Complete, Revisi
Storie d'amoreCerita dalam tahap revisi, complete Zhong Chenle dan Zhong Shenling adalah saudara kembar yang tinggal bertemu orantua mereka pertama kali pada usia 10 tahun setelah meninggalnya nenek mereka. Tetapi Shenling tidak merasa nyaman dengan orangtuanya d...