"Halo?"
"Shenling!!! Hari ini aku senang sekaliii"
"Ada apa Mingna?"
"Aku akan menceritakannya padamu , sebentar"
Aku bangun terduduk di tempat tidurku dengan mata yang masih berusaha menerima cahaya matahari yang remang remang masuk melalui celah gorden yang terbuka sedikit.
Entah apa yang membuat seorang Mingna yang biasanya santai dalam menghadapi segala situasi , pagi pagi buta sudah menelfonku. Berkata ingin menceritakan sesuatu.
"Renjun mengajakku kencan!"
Mata yang tadi berusaha terbuka , kini terbuka dengan mudahnya. Bahkan sampai melotot.
"Serius?!"
"Iya! , semalam aku mendapat panggilan telfon dari nomor tak dikenal. Awalnya aku ragu untuk mengangkatnya tapi entah kenapa aku jadi mengangkatnya. Dan terdengar suara Renjun , dia mengajakku makan malam nanti!!"
"Kamu pasti senang sekali ya"
"Tentu , Shenling ayo temani aku membeli gaun! Ah ajak Xiaolu juga!"
"Hei , aku sekolah. Kalian kan ambil libur"
"Ayolah , izin saja sakit atau acara keluarga"
"Tidak bisa , berbohong itu tidak baik"
"Ya sudah lah , bagaimana jika pulang sekolah? Aku akan kesalon dengan Xiaolu. Nanti memilih gaun dengan kalian berdua"
"Kau yakin mau membawa Xiaolu kesalon? Aku pikir itu ide buruk"
"Hanya menemani , dia mana mau perawatan"
Aku tak akan pernah bisa membayangkan seorang Xiaolu yang tomboi bahkan sangat anti dengan make up itu pergi kesalon. Adanya dia hanya akan histeris saja.
"Oke , aku pulang sore"
"Aku dan Xiaolu akan kesana menjemputmu nanti!"
"Oke sampai jumpa"
"Sampai jumpa"
Tut
Aku meletakkan ponselku diatas nakas lalu bangkut berdiri membereskan selimut dan bantal agar rapi lalu menuju kamar mandi.
Saat didalam kamar mandi aku teringat ingat tentang Renjun yang mengajak Mingna kencan. Jika mengingatnya aku merasa sedikit tidak senang tanpa tahu alasannya.
"Shenling kamu gak boleh gitu! Temanmu bahagia! Kenapa kamu malah merasa sedih?"
Pikiranku yang kalut terbawa air shower yang mengalir. Membuat diriku merasa sedikit lebih rileks.
Selesai mandi , aku cepat cepat memakai seragamku dan menyusun jadwal. Selesai aku keluar dari kamar dan mendapati Bibi Xiao yang tengah menyiapkan sarapan.
"Pagi bibi"
"Pagi nona"
Aku menatap lapar roti panggang manis dan susu vanila buatan bibi Xiao. aku duduk dimeja makan dan mengambil sepotong roti lalu memasukkan satu gigitan kemulutku.
Masakan Bibi Xiao memang terbaik.
"Bibi aku makan ini sambil jalan ya , dadah bibi!!"
"Hati hati nona"
Aku keluar dari apartemen dengan mulut yang masih menggigit roti yang belum habis lalu menuju lift. Aku menunggu lift terbuka sambil asik mengunyah roti. Tanpa sadar sudah ada seseorang yang berdiri disampingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable || Complete, Revisi
RomanceCerita dalam tahap revisi, complete Zhong Chenle dan Zhong Shenling adalah saudara kembar yang tinggal bertemu orantua mereka pertama kali pada usia 10 tahun setelah meninggalnya nenek mereka. Tetapi Shenling tidak merasa nyaman dengan orangtuanya d...