Elf

672 105 97
                                    

"Anyway—happy Pride Month, River!" sahut Ralaya sambil memberikan senyum manisnya ke layar ponsel yang menampilkan sebuah video call antara dirinya dan River.

Cowok itu terkekeh pelan sambil mengangguk mendapati teman satu-satunya ini yang memberikan ucapan selamat dengan suka cita.

Pride month adalah sebuah perayaan untuk komunitas LGBTQ dan River tak menyangka kalau gadis ini akan jadi salah satu orang yang mengatakannya, selain pacarnya sendiri.

Hahaha thank's. Gue pikir lo gak akan peduli hari spesial ini—errr sorry, maksudnya spesial buat orang-orang seperti gue.

"Tentu aja inget. Lo kan temen gue."

River tersenyum tipis. Selalu ada perasaan lega dan senang saat Ralaya mengatakan kata-kata seperti itu padanya.

Teman.

Kata yang selalu River rindukan karena kini dia telah kehilangan semua temannya. Mereka pergi dan melupakan River dalam sekejap. Memperlakukan dirinya layaknya orang asing yang menjijikan. Seolah patut untuk dijauhi dan pantas dimaki.

"Iya, kita temen," ulang River lagi sambil mengangguk.

"Jadi apa yang bakal lo lakuin di pride month kali ini? Kebetulan kelas lagi free juga, kan?" ucap Ralaya sambil bertopang dagu.

Di layar seberang sana, River menyugar rambutnya ke belakang. Membuat surainya sedikit berantakan tapi itu tak membuat ketampanannya menurun.

Iya, River memang tampan dan justru hal itulah yang sangat disayangkan banyak orang.

Padahal dengan wajah rupawan seperti itu, River sudah lebih dari mampu untuk mengencani banyak wanita cantik.

Bahkan Amanda sempat mengira kalau River akan berpotensi menjadi seorang fuckboi tapi dugaannya melenceng terlalu jauh.

"Gue mau ke acara amal dulu, udah gitu ya paling cuma ngabisin waktu berdua sama dia," ucap River lalu dia menghela napas lelah. "Disini pride month-nya gak asik."

"Iya lah, negara kita kan gak pro LGBT."

"Heem," ucap River dengan lesu. "Rencananya tahun depan gue sama cowok gue pengen ke Australia pas pride month. Mereka pasti lebih welcome dibanding disini."

"Gue mau ikut!" ucap Ralaya tiba-tiba yang membuat River tertawa geli.

"Dih ngapain juga lo ikut? Lo bukan bagian dari kaum gue."

Bibir gadis itu langsung mengerucut kesal. "Ya biarin. Gue kepengen jalan-jalan aja. Mumet kuliah terus. Bosen."

"Udah, bocah mending diem aja jangan banyak gaya. Lagian so pengen ke Australia, palingan lo entar muntah pas di pesawat," ejek River yang membuat Ralaya menggerutu kesal pada cowok itu.

Dia memang tak suka disebut dengan panggilan bocah.

Ayolah, dia bahkan sudah jadi seorang mahasiswi. Bukan bocah SMA lagi dan tolong dicatat kalau Ralaya tak pernah muntah jika naik pesawat.

"Eh lo udah cek Instagram?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Hari ini gue belum buka Instagram."

"Cepetan buka gih. Lagi rame tuh."

"Males ah, ada apaan emangnya?"

"Biasa admin lambe kampus. Mereka posting foto gue pake caption happy pride month sama gambar pelangi," jelas River dengan santai. "Dari pagi hate comment-nya banyak banget gila. Trus imbasnya akun gue jadi ikut diserang."

[II] With Ralaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang