Achtzehn

658 91 72
                                    

Dev memegang sebuah botol berukuran kecil yang berisi beberapa kapsul obat di dalamnya.

Matanya yang kini nampak sayu menatap butiran kapsul obat itu dengan tatapan lapar.

Obat yang bahkan dia beli secara sembunyi-bunyi karena tak mau Ralaya sampai mengetahuinya.

Dia membuka tutup botol kecil itu perlahan. Tapi sialnya tepat saat dia akan menuangkan kapsul itu ke telapak tangannya dia mendengar suara nyaring Ralaya yang memanggil namanya.

Alhasil dengan segera Dev pun kembali memasukan kapsul itu kedalam botol dan menaruhnya didalam laci.

"Ya, Bub. Sebentar."

Dia melangkahkan kakinya keluar kamar dan pergi ke ruang tengah. Iris hazelnya langsung menemukan Ralaya yang tengah membawa macbook-nya.

"Ada tugas lagi hm?"

"Heem tugas kelompok," ucap Ralaya sambil cemberut kesal. Dev tahu betul kalau Ralaya tak suka jika hari minggunya di ganggu dengan tugas.
Sebab baginya, hari minggu itu harus digunakan untuk bersantai tanpa memikirkan masalah tugas ataupun kesibukan kampus lainnya.

Dev mengangguk dan ikut duduk bersila di karpet bersama Ralaya.

Iya, awalnya duduk tapi lama-lama pegal juga hingga akhirnya dia memilih tiduran di paha Ralaya yang mana gadis itu tengah duduk bersila.

Padahal hari ini adalah hari libur, inginnya Dev bisa tidur sepuasnya untuk memulihkan kembali tubuhnya. Bahkan kepalanya terasa berat dan matanya terasa panas.

Dia sudah mengantuk dan tubuhnya terus merengek minta istirahat tapi Dev tak kunjung tertidur.

Bahkan saat Ralaya menemaninya di kamar, Dev hanya tidur beberapa jam dan sisanya dia terjaga sendirian.

Rasanya melelahkan.

"Dev, pinjem flasdisk."

"Di kamar."

"Boleh aku ambil?" tanya Ralaya hati-hati. Tentu saja dia membutuhkan izin untuk masuk kedalam kamar Dev.

Sebab bagaimana pun kedekatan mereka berdua, kamar tetaplah tempat yang privasi.

Dev tak menjawab, hanya saja kini kepala cowok itu berada di karpet. Tidak di pahanya lagi.

Ralaya pun tak ambil pusing dan mulai masuk ke kamar Dev yang di dominasi hot toys Marvel kesukaannya.

Dia melangkahkan kakinya menuju meja belajar dan mencari flashdisk milik Dev yang bersatu dengan sebuah gantungan berukuran sedang berkarakter Iron Man.

Butuh beberapa menit karena Ralaya tak kunjung menemukan flashdisk-nya dan dia pun memilih membuka beberapa laci yang ada disana.

Bukannya menemukan barang yang dia cari, Ralaya malah menemukan botol kecil berisi beberapa kapsul yang sedikit mencurigakan.

Sampai akhirnya Ralaya mengambil botol itu dan membaca tulisan yang ada disana.

Dahinya mengernyit heran.

Obat tidur?

Ralaya dengan cepat membawa botol itu ke ruang tengah dan menatap Dev dengan serius.

"Dev!" panggil Ralaya dengan nada yang tak seperti biasanya hingga membuat Dev yang tadinya mulai terpejam seketika langsung membuka matanya dan menatap Ralaya.

Iris hazelnya sempat membelalak kaget begitu Ralaya memegang obat tidur yang dia sembunyikan.

Sial, dengan cerobohnya Dev malah mengarahkan Ralaya ke kamar untuk mencari flashdisk, tentu saja Ralaya pun pasti akan cepat menemukan obat tidurnya.

[II] With Ralaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang