Dreiunddreißig

694 88 32
                                    

Hati Dev yang semula tak karuan mendadak menghangat saat mendapati tulisan yang Ralaya buat untuknya yang dia temukan di tas macbooknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati Dev yang semula tak karuan mendadak menghangat saat mendapati tulisan yang Ralaya buat untuknya yang dia temukan di tas macbooknya.

Kalau tidak salah, dulu Ralaya membuat ini saat perayaan anniversary mereka. 

Dev bahkan masih ingat saat itu Ralaya memberikannya dengan senyum cerah yang membuat kedua matanya menyipit. Dia tampak antusias dan menyuruh Dev membukanya cepat-cepat.

Jujur, saat itu Dev tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Saking gemasnya dia langsung memeluk dan menciumi wajah Ralaya bertubi-tubi hingga gadis itu terkekeh geli.

Hadiah yang gadis itu berikan memanglah tak seberapa. Tak semahal hot toys Marvel yang selalu Dev beli tapi entah kenapa hanya membaca cara Ralaya mengekspresikan perasaannya seperti ini saja mampu membuat Dev bahagia.

Dulu, mungkin perasaan Ralaya padanya memang sehebat itu dan sesuai dengan apa yang tergambar disana.

Tapi sekarang, apakah jantung gadis itu masih berdegup lebih cepat untuknya?

Apa masih ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik perut Ralaya saat Dev melakukan hal manis untuknya?

Apa dipikirannya masih dipenuhi cinta untuk Dev?

Miris, bahkan semenjak pertengkaran itu Ralaya tak pernah membuka ruang komunikasi untuknya. Gadis itu sudah menutup diri dan membangun benteng yang tinggi seolah tak ingin Dev kembali masuk. Dia pun juga tak tahu kini Ralaya ada dimana.

Semua teman-teman gadis itu bungkam.

"Kak?"

"Kak Dev!"

Iris hazel cowok itu mengerjap lalu cepat-cepat memasukan kertas itu kedalam tas lalu menatap seorang gadis yang duduk di hadapannya.

"Ih daritadi aku ngomong gak di dengerin, ya?" rengek Sara kesal.

"Maaf," ucap Dev seadanya. "Kenapa?"

Sara menghela napas lelah lalu memperlihatkan buku yang baru saja dia ambil dari rak sebelah—karena mereka kini sedang di perpustakaan.

"Kenapa high function depression itu sulit disadari?"

"Faktanya high-functioning depression alias smiling depression adalah istilah untuk seseorang yang hidup dengan depresi di dalam diri namun tampak bahagia atau puas di luar. Mereka bahkan masih bisa beresin tanggung jawab mereka kayak sekolah, kuliah atau kerja. Pokoknya kehidupan orang-orang HFD terlihat seperti pada umumnya dan dianggap mumpuni."

Sara mengangguk. "Berarti mereka gak berprilaku kayak pengidap depresi tipikal?"

"Yep."

"Trus kak—"

Ucapan Sara terhenti karena Dev yang rupanya tengah menerima sebuah telepon, entah dari siapa.

Tapi dari raut wajahnya, sepertinya dia tengah membicarakan hal serius.

[II] With Ralaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang