Siyeon sudah terlelap sedari tadi saat Guanlin menyuruhnya tidur. Cewe itu kelelahan, cape fisik sama cape hati sih tepatnya.
Sebenernya Guanlin risih melihat tanda kemerahan yang ada dileher Siyeon. Ia hanya pura pura tidak tau, tapi sialnya otaknya terus berfikiran kemana mana. Guanlin ga bodoh, dia bisa membedakan mana gigitan nyamuk sama gigitannya orang.
Ini bukan berarti Guanlin menyukai Siyeon, dia tidak suka saat orang orang menyentuh atau menyakiti teman dekatnya. Guanlin juga akan melakukan hal yang sama jika ini terjadi pada Somi, Daehwi atau temannya yang lain.
Pria Lai itu menghentikan mobilnya dipekarangan rumah yang akan Siyeon tempati, ia sudah siap dapat omelan kesekian kalinya karna Siyeon hanya meminta apartmen kecil bukannya rumah yang cukup mewah dengan gaya Eropa ini.
Lagi lagi ia melirik kearah Kissmark yang ada dileher Siyeon, Ah sial dia tidak fokus lagi.
"Bangun oi bangunn".dengusnya untuk menutupi kegugupannya, tangannya menggoyangkan tubuh Siyeon pelan.
Siyeon merasa terganggu dengan goncangan yang Guanlin buat, matanya mengerjap dan sekatika terkejut jika ia sudah berada dirumah.
"Rumah siapa? ".tanya Siyeon dengan suara serak khas bangun tidur, ia menatap Guanlin yang sepertinya tengah memikirkan sesuatu. "Jangan bilang... ".
"Hehe".gatau lagi ini Guanlin cuma nyengir doang.
Siyeon jambak rambut Guanlin gemes, bukannya dia ga berterima kasih sama apa yang Guanlin kasih. Masalahnya ini uangnya ga akan cukup kalau bayar rumah semewah ini.
"Akhhh ampun ampun".rintih Guanlin mengaduh kesakitan saat rambutnya ditarik bebas oleh Siyeon, cewe itu melepas tangannya dari rambut Guanlin dan menatap pria itu sengit.
"Gila kamu".desisnya dengan mata tajamnya.
Guanlin berdecak "sorry".
"Ga diterima, udahdeh cariin apartmen kecil aja udah".lanjut Siyeon. "Aku gabisa bayar rumah semewah ini, uangku cukup buat sewa apartmen aja ini".
Guanlin paham kenapa cewe itu marah, tapi Guanlin juga gamau Siyeon di apartmen. Lebih bahaya aja gitu banyak ketemu orang soalnya.
Guanlin nepuk tangan Siyeon pelan. "Lo bisa cicil kapanpun lo mau kok, gua ga bebanin masalah itu. Lagian ini duit gua kak, oh iya gua juga ada kerjaan buat lo".
Siyeon tetep masih kesel, dia gamau ngerepotin Guanlin kaya gini. Tapi dia juga ga ngerti sama jalan pikiran Guanlin yang gabisa ditebam.
"Ga mau rumah Guanlin, aku maunya apartmen kecil bukan rumah titik".desis Siyeon, masih menatap Guanlin tajam
Guanlin mengerikan bahunya tak peduli, ia memilih keluar dari mobilnya dan menurunkan barang milik Siyeon. Siyeon makin sebel liatnya.
"Guanlin kamu gila ya".protes Siyeon saat turun dari mobil. "Aku ga mampu bayarnya suer deh".
"Ya kalau ga mampu gua demo sama Jeno gampang".jawab Guanlin asal sambil mengambil amplop coklat dan memberikan ke Siyeon.
"Udah deh kak, gue iklas. Lo mau bayar sesuka lo juga ga apa, tapo gue yakin lo bisa bayar sih haha".canda Guanlin takut Siyeon makin ngamuk, soalnya udah melotot aja itu mata.
"Shit, kamu beli atas nama aku? Apa apaan sih Guanlin".Siyeon makin frustasi, ia bersandar dipintu mobil Guanlin. Menatap Guanlin untuk menjelaskannya.
Guanlin menepuk kedua bahu Siyeon, menatap wanita itu dengan senyumnya yang siapa saja melihatnya akan jatuh hati didetik itu juga. Guanlin sudah dewasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/206674512-288-k396922.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Idol ; Jeno Siyeon
FanfictionTentang hubungan rahasia antara Jeno NCT dan Siyeon Pristin Gimana awal mereka bertemu dan bagaimana cara mereka mempertahankan hubungannya