25

2.1K 180 15
                                    

Plakk

Hadiah untuk Jeno. Satu tamparan dari Ibu Siyeon yang sukses membuat pipi Jeno memerah. Jeno meringis pelan, dia gabisa marah soalnya dia tau siapa wanita paruh baya didepannya itu. Biar gimanapun Jeno tetep salah.

Haechan, Jaemin ikut meringis melihat sekenceng itu tamparannya. Elena yang berada di gendongan Haechan berontak turun, ia langsung memeluk pinggang Jeno dan memajukan bibirnya.

"Nenek gaboleh kasar dong sama daddy".

Jeno senyum mendengar perkataan putrinya, tangannya mengusap pelan rambut Elena. Matanya terus menelusuri didalam rumah hingga ia melihat Siyeon yang tengah mematung disana, Jeno tersenyum simpul kearah Siyeon.

Siyeon yang sedang memanaskan makanan dibuat kaget saat mendengar suara tamparan dari arah luar. Ia langsung mematikan kompor dan melihat keadaan luar.

Dia mematung ketika melihat siapa yang ada diluar sana dan melihat Elena yang memanggil Jeno dengan panggilan

Daddy?

Bagaimana bisa? Ingatkan Siyeon untuk memarahi Guanlin, Somi nanti. Pikirannya kalut, sungguh. Ia langsung menghampiri ibunya sebelum ibunya benar benar menghajar Jeno.

Siyeon natap Jeno dingin, setelahnya tersenyum pada Jaemin dan Haechan. Ia mensejajarkan dirinya pada Elena.

"El, tolong bawa kedua pamanmu main dikamar. Mom harus bicara dengan paman satu ini dan dengan nenek".ujar Siyeon dengan suara lembut, cewe itu langsung mengarah pada Haechan, Jaemin yang sepertinya canggung. "Tolong jaga Elena sebentar ya Na, Chan".

"Princess paman ayo naik punggung paman Haechan".sahut Haechan sembari menganggukan kepalanya pada Siyeon.











"Jadi apa rencanamu Lee Jeno?".tanya ibu Siyeon lagi.

Ibu Siyeon sudah membicarakan semuanya perihal ancaman SM untuk putrinya dulu dan permintaan khusus ibu Jeno untuk menjauhi anak.

Jujur, Jeno ga kepikiran kenapa ibunya bisa bicara kaya gitu. Jelas jelas beliau tau sesayang apa Jeno pada Siyeon, memang sih Siyeon ga bicarain tentang kehamilannya. Tapi tetep aja, seharusnya ibunya ga bersikap kasar kaya gitu pada Siyeon.

Jeno menarik nafasnya pelan, ia menatap wanitanya dengan senyum tulusnya. Jemarinya ia kaitkan pada jemari Siyeon dan mengelusnya pelan.

"Aku akan membuat pengumuman pernikahanku langsung tanpa melewati SM".ujar Jeno dengan keyakinan penuh.

"Kamu gila!! ".desis Siyeon, bukannya ia tidak suka dengan keputusan Jeno. Tapi dia takut akan terjadi sesuatu nantinya yang tidak diinginkan.

"Park Siyeon apa mau kamu!! ".geram ibunya, ibu Siyeon gemas sendiri dengan anaknya itu. Terkadang Siyeon menangisi Jeno, tapi saat Jeno ingin menikahinya mengapa sifatnya berbeda.

"Ma, ga semudah itu. Mama tau segimana ga sukanya mereka kalau Jeno sama aku? ".lirih Siyeon, tangannya sudah terlebih dahulu meremat tangan Jeno. Ia terlalu takut.
Tangan kiri Jeno menarik bahu Siyeon pelan dan menepuk nepuk punggung Siyeon pelan.

"Aku akan pastikan semuanya akan baik baik saja".bisik Jeno tepat ditelinga Siyeon, sedangkan Siyeon hanya memejamkan matanya. Menghirup aroma parfum khas Jeno yang sangat harum.

"Yang kamu perlu lakuin sekarang, pikirkan tema apa yang kamu inginkan untuk pesta kita nanti".lanjutnya

Kini Jeno ngeraih dagu Siyeon agar menatap kearahnya, Jeno tersenyum manis. Siao, bahkan bibir ranum Siyeon sangat menggoda saat ini.

"Ehemm" .deheman ibu Siyeon membuat Siyeon reflek mendorong tubuh kekar Jeno, untung aja Jenonya ga kejengkang. Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu dan sedikit meringis karna ia terkena meja kayu disebelahnya,hampir aja.

Secret Idol ; Jeno SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang