(3)

575 111 5
                                    

~~~~~
~~~~~ Yours ~~~~~
~~~~~

Dari lorong rumah sakit terdengar suara hentakan sepatu. Semakin cepat semakin dekat. Suara itu adalah milik seorang CEO muda yang sangat terkenal di kalangan pebisnis.

Dengan langkah seribunya, dia menuju ke salah satu ruangan. Mengenakan kemeja berwarna putih dengan kancing yang sedikit terbuka menunjukkan sedikit dada bidangnya, membuat laki-laki itu tampak seksi meski sedang dalam mode panik.

Ya. Namanya Kim Taehyung. Anak kedua dari pemilik perusahaan yang bergerak di bidang teknologi pintar yang saat ini sedang sangat di minati masyarakat. Mulai dari handphone, laptop, alat rumah tangga yang di rancang dengan kecanggihan teknologi saat ini semua mendapat respon positif dari masyarakat.

Semua yang melihat taehyung langsung terpana. Tentu saja. Ketampanan wajahnya sungguh langka. Terlalu sempurna untuk ukuran manusia di bumi.

Taehyung masuk ke dalam kamar pasien. Disana dia melihat ibunya sedang terbaring tak sadarkan diri. Terlihat juga seorang laki-laki dan perempuan berbaju putih. Ah. Tentu saja mereka adalah dokter dan perawat yang menangani ibunya saat ini.

Melihat kedatangan taehyung, dokter dan perawat itu segera mendekatinya yang masih terpaku di dekat pintu menatap keadaan ibunya.

"Kamu tenang saja, ibumu baik-baik saja dan dia hanya sedang tertidur setelah siuman dari operasi."

"Operasi ?"

"Ya. Ada beberapa bagian tubuhnya yang terluka akibat tabrakan itu dan ..."

"T-tunggu ! Anda bilang tabrakan ? Apa yang sebenarnya terjadi dengan ibuku ?" taehyung benar-benar tak tahu apa yang di alami ibunya sampai harus di operasi. Dan... Dia tak mengetahui hal itu.

Dokter dan perawat itu saling bertukar pandang. Lalu mereka menceritakan semuanya.

Taehyung merasa lemas mendengar cerita dari dokter itu. Dia tidak bisa bayangkan kalau ibunya telat dan tak tertolong lagi. Mungkin dia akan menyalahkan semuanya untuk dirinya sendiri. Karena di malam itu, dia dan ibunya memang sedang bertengkar hebat di karenakan perbedaan pendapat diantara keduanya.

Suster itu menyerahkan sebuah dompet berwarna biru ke unguan. Taehyung tanpa sadar menerima dompet itu lalu memandanginya.

"Itu dompet orang yang sudah menolong Ny. Kim .. sepertinya tertinggal saat dia pergi meninggalkan rumah sakit." ujar suster seakan tahu apa yang sedang taehyung pertanyakan saat menatap dompet itu.

Taehyung melihat suster itu lalu mengucapkan rasa terima kasihnya. Di balas dengan anggukan suster yang lalu pergi meninggalkan taehyung.

Taehyung bersyukur keadaan ibunya tak begitu parah. Meski begitu dia tak akan memaafkan siapa pun yang sudah melukai ibunya. Entah itu sengaja atau pun tak di sengaja, taehyung tak akan melepaskan mereka.

Seseorang yang masuk setelah kepergian dokter dan suster langsung menghampiri taehyung.

"Bantu aku cari tahu siapa orang yang sudah melakukan ini pada ibuku." ujar taehyung tanpa mengedipkan sama sekali matanya menatap ibunya

"Baik boss."

Orang yang bertubuh tinggi dan tegap itu langsung pergi setelah mendengarkan satu kalimat perintah dari taehyung.

Taehyung meraih tangan ibunya lalu menggenggamnya erat.

"Ibu tenang saja, tak akan aku biarkan siapa pun yang sudah melakukan ini pada ibu selamat dan menikmati dunia ini dengan mudah." gumam taehyung pada ibunya yang masih terlelap.

Meski akhir-akhir ini mereka sering bersitegang karena perbedaan pendapat tapi jauh di dalam lubuk hati taehyung, ibunya adalah segalanya baginya.

🌼

Jieun membongkar isi kopernya. Mengacak-acak isi dalam tasnya tetap saja apa yang dia cari tak dapat di temukan. Dia frustasi lalu mengacak-acak rambutnya. Jieun memikirkan suatu tempat tapi mengingat kejadian malam itu dia sungguh tak ingin kembali kesana.

Dia sungguh frustasi dengan keadaan ini lalu menghembuskan nafasnya ke atas membuat rambutnya yang berantakan di depan wajahnya sedikit terangkat.

"Apa aku harus balik lagi ke rumah sakit ?"

"Kalau tidak ada disana bagaimana ?"

"Kalau memang terjatuh di jalan atau hilang ....."

Sesaat jieun teringat bagaimana perempuan itu meminta tolong padanya. Lalu saat di dalam ambulance dia memegang tangan jieun erat. Hatinya tergerak.

"Tapi, aku juga ingin tahu bagaimana keadaan orang itu." gumam jieun yang lalu menyangga dagunya dengan tangan

Sudah beberapa hari sejak kejadian malam itu dan jieun sibuk dengan aktifitasnya sehari-hari sampai tak di sadarinya kalau dompetnya sudah tak ada lagi di tempatnya.

Setelah memantapkan hati, jieun segera berlari menuju rumah sakit.

"Semoga ibu itu masih ada." seketika jieun langsung memukul-mukul mulutnya

"Kurang ajar banget sih ini mulut, kenapa aku jadi ngomong seperti itu. Itu kan artinya aku ngarep dia belum sembuh, ya lee jieun !!" jieun merutuki mulutnya yang bodoh

Sesampainya di resepsionis dia bertanya tentang keberadaan ibu itu. Membuat orang yang di tanya bingung. Karena korban kecelakaan itu tidak hanya satu orang saat itu.

"Hh.. " jieun menyerah. Dia membalikkan badan dan memandang ke bawah di mana kaki-kakinya terus melangkah sampai ada satu suara yang menghentikan langkah kakinya

"Ugh..."

Mata jieun berbinar seolah dia melihat malaikat yang bisa membantu masalahnya.

"Kau .." tunjuk suster itu pada jieun dengan ujung pulpen di tangannya.

"Emb." jieun setengah berlari menghampiri suster itu

"Kau mau mengambil dompetmu yang tertinggal ?" tanya suster seolah tahu apa tujuan kedatangan jieun ke rumah sakit

"Jadi benar dompetku ada disini ?" tanya jieun memastikan

"Iya .."

"Syukurlah .."

"Tadinya begitu .." lanjut suster yang langsung mematahkan senyuman jieun

"Ta-tadinya ? Maksudnya apa ?"

"Dompet itu sudah saya serahkan pada keluarga pasien." jelas suster

"APAA !!!"

Dengan tatapan tanpa harapan jieun meninggalkan rumah sakit setelah mendengar semua penjelasan suster itu.

'apakah saya bisa tahu dimana mereka tinggal ?'

'itu privasi .. saya tidak bisa memberitahukan alamat mereka pada kamu.'

'oh .. terima kasih ..'

Jieun pergi begitu saja.

...

"Hh .. " desah jieun yang lalu duduk di halte bus menunggu bus yang akan mengantarnya ke tujuan datang

"Eotteoghae ? Hh ..."

"Aku tak peduli dengan dompet jelek itu. Tapi aku butuh foto dan ktp ku yang masih ada di dalamnya."

Jieun mengacak-acak rambutnya, membuat semua orang memperhatikannya dengan heran. Sadar akan hal itu, dia menatap beberapa orang yang sedang menatapnya. Lalu jieun merapihkan kembali rambutnya yang berantakan dan menyembunyikan wajahnya karena malu.

"Aish . " umpatnya dengan pelan.

✨✨✨

Semoga kalian suka ya sama ceritanya, masalahnya ini cerita aku buat karena gaje aja hehehe

Jangan lupa votenya ya ☺️☺️

💫 YOURS ( VIU Love Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang