Saya teringat pada suatu waktu, ketika saya sedang mengisi sebuah acara di fakultas psikologi, salah satu universitas di Bandung
Lalu kemudian, saya dapat pertanyaan yang nggak saya duga sebelumnya
Dari sekian banyak persiapan yang saya siapkan
Ternyata saya malah dihadapi pertanyaan yang mungkin kalo kalian denger kalian akan bilang,
"Ah, orang pertanyaannya kayak gitu doang"
Tapi buat saya, itu adalah pertanyaan ekstrem
Yang so far tiap kali ditanya saya pasti nggak akan mau jawab
Cuma karena hari itu di depan saya ada 400 orang
Jadi kayaknya nggak mungkin kalo saya bilang nggak tau atau saya nggak mau jawab hehe
Apalagi semua raut wajah yang ada di ruangan itu jelas menunggu jawaban saya
Jadi, pertanyaannya adalah... apa itu cinta?
Ya, sesimpel itu sebenernya
Cuma saat itu saya langsung keringet dingin
Yang saya pikirin cuma gimana caranya untuk tetep stay cool dan nggak ketahuan kalo lagi panik
Beruntungnya saya adalah saya tukang cerita
Jadi saya bisa ngeles dan menjawab pertanyaan itu lewat sebuah cerita
Ya seenggaknya saya nggak perlu menjawab pakai bahasa psikologi
Yang mungkin orang-orang yang lagi jadi pendengar saya hari itu jelas punya jawaban yang lebih tepat daripada saya
Cuma karena saya yang lagi duduk di depan
Berarti tempat dan waktu sedang jadi milik saya
Makanya saya pikir, ah udahlah bebas aja pakai jawaban saya yang seada-adanya
Dan akhirnya, saya mulailah ceritanya
Cinta
Buat saya, cinta adalah bahasa yang membingungkan
Karena sampai sekarang, saya belum benar-benar yakin untuk menyebut dengan berani seperti apa cinta itu dari berbagai aspeknya
Entah entah itu bentuk, deskripsi, warna, atau penjelasan
Tapi kalau boleh cerita, cinta itu hal yang membingungkan
Kenapa? Hmmm gini
Waktu jaman masih sekolah, saya punya kayak semacam buku catatan gitu
Bukan dairy, cuma buku catatan biasa aja
Karena saya sebenarnya bukan anak yang dairy banget gitu
Tapi saya sering nulis hal-hal penting yang saya takut lupa
Buku itu ukurannya kecil bahkan bisa masuk ke dalam saku saya
Di dalam buku catatan itu saya sering menulis khayalan-khayalan saya yang ada di negeri dongeng
Yang saya impikan bisa kejadian
I always believe in fairy tale
Selalu, selalu percaya
Mungkin itu juga yang membuat saya jadi romantis kali ya?
Contoh sederhananya, saya pernah mengagumi seseorang dan saya menuliskannya ke dalam sebuah buku
Padahal saat itu saya nggak tahu dia punya perasaan yang sama atau enggak
KAMU SEDANG MEMBACA
Podcast Rintik Sedu (Season 2) [Completed]
RandomSetelah setahun, kisahnya masih berlanjut. Podcast Rintik Sedu di tahun kedua akan dituliskan disini. Selamat membaca sambil mendengarkan! Ingat ya only on Spotify Rintik Sedu! p.s. ini cuma akun teri, bukan akun paus