Hidup itu perjalanan yang singkat.—Ms. NarSa
•
•
•"Jas aku dimana?" teriak Sakya di kamar sedangkan Thalita sedang menyiapkan sarapan.
"Aku gantung dekat meja rias," balas Thalita sedikit teriak juga.
Pagi ini sangat sibuk bagi mereka berdua karena hari ini adalah hari kelulusan bagi Sakya. Di sebuah gedung yang luas nan megah yang sekolah miliki. Gedung itu bisa menampung sampai 1000 orang.
"Kamu nanti datang kan?" tanya Sakya ke luar kamar menemui Thalita di meja makan.
Thalita tepesona melihat suaminya dalam balutan jas hitam yang ia pilihkan, rambut cokelatnya tertata rapi, mata abu-abu itu menusuk hatinya sehingga berdebar tak karuan. Siapa sangka si cowok es yang ia pertama ia temui ini ternyata menghantarkan kehangatan.
"I know, I'm so handsome," ucap Sakya dengan percaya dirinya menyugar ke belakang rambutnya.
Thalita berkedip, wajahnya terasa panas sambil mencibirnya.
"Nanti aku datang sama Papa."
Sakya menatap datar Thalita yang dibalas cengiran.
"Orang tua itu gak bakal datang, dia sibuk cari harta," ketus Sakya menyantap sarapannya.
Thalita menghela nafas, "Kalau Papa datang sama aku, kamu harus bersikap baik sama Papa selamanya. Setuju?" tantangnya.
Sakya menaikkan sebelah alisnya, "Setuju." Dia menerimanya karena tidak ada salahnya memperbaiki hubungan dengan Papanya, ia juga percaya Thalita bisa membawa Papa datang ke acara kelulusannya.
***
Dengan memakai kebaya yang tidak terlalu terbuka serta make up natural tapi sangat anggun Thalita melangkahkan kakinya dengan membawa sebuah buket bunga mawar merah. Di sampingnya seorang pria paruh baya tampak gagah memakai jasnya yaitu Papa mertuanya.
Thalita sempat menanyakan keberadaan Taksa dan istrinya pada Papa, sayang sekali mereka berdua harus ke rumah sakit untuk check up kehamilan.
Di sekolahnya nanti malam akan diadakan prom night khusus kakak kelasnya dan adik kelas tidak diperkenakan hadir.
"Sakya!" panggil Thalita.
Sakya menghampiri mereka berdua, kemudian Thalita memberikan buket bunga tersebut.
"Happy graduation, son!" ucap Papa menepuk pundak Sakya.
"Thank you."
Thalita dapat melihat ada kecanggungan diantaranya.
"Gimana kalau kita foto-foto dulu, ada photobooth di sebelah sana, foto-able banget," saran Thalita menggiring Papa dan anak itu ke tempat yang ia katakan.
Mereka menghabiskan kecanggungan dengan berfoto berbagai gaya. Thalita berada di tengah diapit oleh suami dan mertuanya.
"Papa, sepertinya harus pergi ada pertemuan penting," ucap Papa melihat ke Iphonenya.
Thalita mendesah kecewa sedangkan Sakya memaklumi. Papa meninggalkan mereka berdua.
"Aku gagal, ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Le Mariage!
General FictionTentang Thalita dan kehidupannya. Lebih enak dibaca pas rebahan:)