BAGIAN 7

111 6 0
                                        

Semangat! —Ms. NarSa:)



Kehidupan terus berlanjut begitupun dengan kehidupan Thalita. Semenjak pernikahannya dengan Sakya tidak ada yang berubah, Sakya jarang di rumah sekalinya di rumah ia hanya tertidur di kamarnya. Dan Taksa sama sekali tidak muncul bagaimanapun Thalita sangat mengkhawatirkan mantan calon suaminya.

Dengan membawa buku panduan Thalita melangkahkan kakinya menyusuri setiap gedung yang ada di sekolah barunya. Kali ini ia mencoba ke gedung kelas reguler.

"Lihat itu 'kan Kak Sakya sama Kak Gisha, mereka makin sweet aja ya?"

"Kak Sakya ganteng banget."

Suara bisikan mengganggu perhatian Thalita, ia menoleh ke arah sepasang kekasih muda itu. Mencoba mengabaikan tetapi rasanya tidak rela jika Sakya bersama perempuan lain. Ia segera menepis perasaan itu bukankah dia sudah berkata tidak akan mencampuri urusan pribadi masing-masing.

Ketika dirinya menatap Sakya tanpa sengaja pandangan mereka beradu, Thalita dengan cepat memutuskan kontak mata dan pergi dari keadaan yang sedikit menyesakkan itu.

Dia duduk di pinggir lapangan menonton para murid bermain basket. Sesekali membaca buku panduan yang sedikit tebal halamannya.

"Hai, Thalita!" Sapa seorang laki-laki berkacamata duduk di samping dirinya.

Thalita tidak membalas sapaan itu hanya menoleh sebentar kemudian membaca lagi. Laki-laki yang bernama Keyno itu tersenyum tipis dia sangat tertarik dengan gadis seperti Thalita.

"Gue Keyno yang di kantin kalau lo masih inget, boleh gue tahu lo dari kelas mana?"

Thalita menghela nafas malas, "Kelas unggulan, sebelas bahasa satu."

Keyno tersenyum lebar seperti menang lotre. Tentu saja jika ia tahu kelas mana, maka ia akan bisa memantau gadis incarannya itu.

***

Thalita melirik jam tangannya, jemputannya belum datang juga. Seharusnya ia meminta nomor handphone supir atau asisten rumah tangga di rumah untuk mengetahui apa mereka bisa menjemput atau tidak. Dia tidak tahu arah pulang jika memakai kendaraan umum.

Dia melihat Sakya dan pacarnya—Gisha yang bersiap akan pergi, Sakya melihat Thalita dengan muka murung Thalita menunduk kemudia duduk di bangku tunggu. Percuma saja, Sakya bersama pacarnya dan dirinya sendirian.

Dia menunggu hingga beberapa jam namun jemputan tak kunjung datang. Mobil Van berwarna silver berhenti di depannya dan keluarlah laki-laki bermata sipit yang pernah ia temui di kantin.

"Hei, Thalita! Kok belum pulang?" Tanya Leiyu.

"Gak dijemput dan gak tau arah pulang," jawab Thalita lemas karena ia sedang datang bulan sebenarnya.

"Mau gue anterin? Gue berbaik hati karena menurut Keyno lo gadis menarik," tawar Leiyu.

Thalita tampak menimang tawaran dia hafal perumahan dan nomor rumahnya. Dengan lemas ia mengangguk karena tidak punya pilihan lain. Mereka masuk ke dalam mobil tersebut dan melaju keluar dari area sekolah.

"Gue Leiyu Wang, kelas 12 IPA dua. Keyno, gue rasa dia suka sama lo," ucap Leiyu.

"Gak peduli. Ini gue numpang di lo, gratis kan?"

Leiyu terbahak mendengar ucapan Thalita, ternyata benar gadis ini menarik. Ide untuk menggodanya pun muncul di pikiran Leiyu.

"Gak gratis. Lo harus bayar dengan makan siang bareng gue besok," goda Leiyu.

Thalita mengangguk yang penting bisa pulang sekarang. Senyum Leiyu terbit, ia ingin sekali melihat Keyno panas melihat dirinya dengan gadis incarannya.

Leiyu mengangkat panggilan dari Awzil tersambung dengan earphone bluetooth yang terpasang di telinga kanannya. Thalita dapat melihat Leiyu terburu-buru.

"Ada apa?" Tanya Thalita.

"Gue harus ke tempat kumpul, suruhan bokap gue ngerusuh di sana. Maafin gue, kita ke arah lain sekarang nanti Keyno yang bakal anter lo," jawab Leiyu gusar.

"Iya, gak apa-apa. Asalkan gue bisa pulang," ucap Thalita menurut saja.

Dengan kecepatan maksimal mobil terparkir di halaman sebuah rumah cukup besar dan minimalis. Leiyu keluar dari mobil tergesa-gesa, Thalita mengekorinya sampai masuk ke dalam.

"Bajingan! Berhenti ngerusuh!" Teriak Leiyu.

Para pesuruh itu berhenti mengacak benda-benda di sekitarnya. Leiyu yang sudah paham dia tidak bisa berkutik jika Ayahnya sudah memerintahkan pesuruh maka ia harus pulang ke rumah.

"Key, anterin Thalita pulang."

Keyno menoleh pada gadis incarannya yang sedikit syok melihat keadaan yang berantakan serta sesekali meringis karena lebam pukulan yang ia terima.

Leiyu keluar dari rumah bersama para pesuruh tersebut, deru kendaraan terdengar menandakan mereka segera pergi.

"Tha, ayo gue antar pulang!" Ajak Keyno.

"Gak," tolak Thalita mendekati Keyno, "Lo dan yang lain harus diobatin dulu, dimana kotak P3K nya? Gue di sekolah lama anggota PMR tau jadi tenang aja," lanjutnya.

Keyno tersenyum sembari meringis. Thalita dengan telaten mengoleskan salep di sekitar pelipis Keyno.

"Kacamata lo, lensanya retak," ucap Thalita.

Keyno sekali lagi tersenyum memang benar lensanya retak, dia bisa membeli lagi nanti. Perhatiannya tidak bisa ia alihkan pada gadis di depannya.

"Udah, gue mau ngobatin teman lo yang lain."

Keyno menukikkan alis, "Gak usah!"

Awzil dan Made terbahak.

"Ternyata benar Keyno kita sangat tertarik dengan Thalita," goda Made terkekeh geli.

"Kita bisa sendiri, Thalita. Nanti Keyno makin kepanasan," ucap Awzil tergelak.

Thalita hanya tersenyum geli mendengar ucapan mereka. Deru kendaraan motor terdengar dan laki-laki blasteran yaitu Sakya masuk ke dalam rumah dengan muka datarnya masih memakai seragam sekolah.

"Pulang," ucap Sakya menarik lengan Thalita dan salah satu tangannya membawa tas gadis itu.

Tanpa banyak bicara Sakya mengabaikan tatapan heran dari teman-temannya terlebih Keyno yang sedikit kesal karena Sakya menarik Thalita keluar. Keyno menyusul ke luar rumah dan menarik lengan Thalita dari belakang.

"Lepasin tangan lo, Sak," titah Keyno menatap tajam Sakya.

"Key! Key!" Panggil Made menengahi mereka bertiga.

Thalita dibuat bingung dengan keadaan, dia takut status hubungannya diketahui dan jadi perbincangan murid lain.

"Key, lepasin. Gue pulang bareng Sakya aja," cicit Thalita memohon pada Keyno.

Keyno melepaskan pegangannya pada lengan Thalita, mereka mengernyit heran kenapa Thalita mengetahui Sakya.

"Lo harus jelasin ada hubungan apa sama Thalita," ucap Keyno menatap sengit Sakya.

"Oke."

Sakya memasangkan helm pada Thalita  kemudian melajukan kendaraannya meninggalkan Keyno dan yang lainnya.

***

Hi, Le Mariage!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang