BAGIAN 8

114 7 0
                                        

Love you full—Ms. NarSa

π
π
π

"Jangan berdekatan dengan Keyno!" larang Sakya.

"Memangnya kenapa? Aku juga gak mencampuri urusan kamu sama pacarmu itu," ucap Thalita tak terima.

Mereka berada di kamar Thalita masih berseragam sekolah. Thalita menatap kesal Sakya memangnya dia saja yang bisa bebas berkencan dengan siapapun.

"Baik, aku bakal putus dengan pacarku," putus Sakya tiba-tiba.

Thalita terdiam karena terlalu terkejut dengan ucapan Sakya.

"Kenapa? Kenapa harus putus? Kita bisa menyembunyikan status pernikahan kita dan setelah waktunya tepat kita bisa bercerai. Kamu bisa nikah sama dia dan aku bisa mengurus diriku sendiri."

Sakya mengepalkan tangan, dia sangat tidak suka perpisahan apalagi keluarganya yang berantakan. Dia sangat menghindari hal itu. Emosi menyelimuti Sakya, dia pergi dengan membanting pintu hingga keras. Thalita menggigit bibirnya, apakah dia salah bicara?

Cerai? Thalita juga tidak menginginkan hal seperti itu, kedua orang tuanya bercerai dan ia tidak ingin seperti kedua orang tuanya tetapi ia tidak ingin menyakiti hati seseorang. Sakya terlihat marah namun ia tidak akan menyusulnya biar Sakya mendinginkan hati dan kepalanya.

Gemuruh perut pertanda ia lapar, Thalita menyimpan tasnya kemudian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Untuk urusan Sakya biar nanti ia bicarakan lagi.

***

Pelayan sudah menyiapkan makanan untuk makan malam, Thalita sendirian pikirannya tertuju dengan suaminya yang entah kemana. Dia belum memulai makan malamnya, ia memutuskan untuk pergi ke kamar pribadi Sakya berharap orang itu ada di sana.

Thalita mengetuk pintu kamar itu, kemudian meraih gagang pintunya. Dalam keadaan gelap ia melihat Sakya sedang tertidur lelap masih memakai seragam. Dengan keberanian ia mencoba membangunkannya.

Ia menyalakan saklar lampu. Perlahan Thalita mendekati ranjang dan duduk di space yang tersedia di pinggiran ranjang.

"Sakya bangun," ucap Thalita.

Sakya menggeliat karena ia tidak bisa tidur jika ada suara sedikitpun terdengar. Ia mengerjapkan matanya dan menatap datar Thalita.

"Ayo makan malam! Sebelum itu kamu mandi dulu sana."

Sakya bangun dari posisi rebahannya.

"Siapin pakaianku, ada di lemari," titah Sakya.

"Sama pakaian dalamnya?" Tanya Thalita dengan polos.

Sakya mengangguk kemudian berjalan ke kamar mandi sebelum Thalita melayangkan protes. Ia mendengus sebal dengan tak enak hati meraih pakaian berupa kaos polos dengan celana pendek serta celana dalam Sakya. Ia menaruh pakaian tersebut di atas ranjang kemudian keluar menunggu di meja makan.

Beberapa saat kemudian dengan rambut basah dan aroma sabun menguar di penciuman Thalita. Pakaian yang Thalita siapkan tadi melekat di tubuh Sakya yang menatapnya malas. Thalita menyiapkan piring dengan lauk-pauk di atasnya untuk Sakya.

Kegiatan makan hening tidak ada suara dari keduanya. Thalita sesekali memperhatikan Sakya yang di sampingnya dan tak ayal ia tertangkap basah.

Hi, Le Mariage!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang