Sakya itu sifatnya mirip mantan karena ya terinspirasi dari dia.-Ms. NarSa
♪
♪
♪Sakya dan Thalita pulang sekolah bersama, mereka melihat mobil yang sering digunakan Papa terparkir di halaman.
"Papa pulang, bi?" Tanya Sakya pada pelayan yang akan pergi ke dapur dengan tergesa-gesa.
"Iya, den. Ada Mas Taksa sama istrinya juga di kamar," jawab pelayan paruh baya itu.
Air muka Sakya berubah keruh, Thalita juga terdiam. Dia teringat kejadian sebelum menikah dengan Sakya, masih ada rasa nyaman di hati Thalita untuk Taksa.
Mereka pergi ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Thalita termenung di dalam kamarnya, ia bingung harus bersikap bagaimana di hadapan Taksa.
Sakya melenggang masuk ke kamar Thalita dengan pakaian rumahnya, rambut basahnya menandakan dia sudah selesai mandi.
"Mandi sana!" seru Sakya merebahkan diri di ranjang Thalita.
Tanpa membalas Thalita berdiri mengambil pakaiannya dan masuk ke kamar mandi. Sejam kemudian Thalita keluar kamar mandi, sebentar lagi waktu untuk menunaikan kewajibannya pada Tuhannya. Ia menggelar sajadah di lantai dan memakai mukenanya kegiatan itu tidak luput dari perhatian Sakya.
"Kenapa?" Thalita menatap heran Sakya yang menatap ke arahnya.
"Ayo berjama'ah!" Ajak Sakya mengambil sajadah di kamarnya dan menggelar di depan Thalita.
Suara azan berkumandang setelahnya mereka sholat bersama dengan Sakya yang menjadi imamnya. Sakya bahkan lupa kapan ia melaksanakan kewajibannya dan ia merasa tenang sekarang.
Sakya membuka pintu ketika pelayan mengetuknya untuk ke meja makan. Pelayan itu sempat terperangah dan sedikit terharu melihat Sakya dengan balutan baju koko dan sarung.
Sakya menutup pintu kamar, "Papa minta kita makan malam, ayo turun ke bawah!"
Thalita mengangguk melipat mukenanya begitu juga Sakya yang melepas sarung dan kokonya kemudian memberikannya pada Thalita agar disimpan dengan baik.
Mereka berdua berjalan beriringan Thalita sangat gugup sedangkan Sakya dengan wajah datarnya melihat Taksa bersama istrinya duduk bersebelahan melihat mereka. Papa berada di tengah dengan wajah santainya.
"Malam, Pa!" sapa Thalita.
"Malam juga, nak!"
Thalita merasa lega karena Papa bisa menerima Taksa dan istrinya tersebut ke rumah. Mereka duduk di sebelah kanan berdampingan. Ini makan malam pertama yang mengumpulkan anak-anaknya bagi Papa.
Kegiatan makan malam dimulai, Thalita seperti biasa melayani Sakya dengan menyiapkan sepiring nasi dengan lauk juga sayur. Sakya tipikal tidak pilih-pilih makanan jadi tidak merepotkan untuk Thalita. Papa mengangkat kedua sudut bibirnya melihat apa yang Thalita lakukan pada Sakya. Berbeda dengan Taksa dan istrinya yang terlihat masing-masing.
"Makan yang banyak," ucap Sakya datar.
"Aku lagi diet," cicit Thalita menolak.
Sakya menatap tajam Thalita tanda ia tidak suka dan Thalita pun mengabaikannya. Ya, ia iri dengan bentuk tubuh Gisha yang sempurna makanya ia ingin diet untuk mengurangi lemak di perutnya.
"Mulai sekarang Taksa dan istrinya-Viana akan tinggal di sini bersama kalian," terang Papa setelah menyelesaikan acara makan malamnya.
"Tidak, saya dan Thalita akan pindah," tolak Sakya membuat Thalita terperanjat begitu juga dengan yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Le Mariage!
Fiksyen UmumTentang Thalita dan kehidupannya. Lebih enak dibaca pas rebahan:)