Rose' Cafe

750 41 0
                                    

Karena kesal aku memutuskan untuk pergi menuju ke cafenya yang ada di London. Aku memberhentikan taxi di depan kampusku lalu masuk dan menuju ke cafe

Aku masuk ke cafe langsung menuju ke ruangan ku yang ada di pantai dua. Sebelum itu aku menyuruh pelayan membawakan ku fried rice, mango juice ke ruangan ku.

Sedangkan di lantai satu baru saja muncul empat orang laki-laki dengan wajah dinginnya, mereka adalah Alan, Darren, Brian, Darrel.

Mereka memang suka nongkrong di cafe ini cukup lama sambil memesan beberapa makanan yang ada di sini, mereka suka cafe ini karena cita rasa makanan yang ada di sini sangat berbeda dengan cafe lain terutama interior yang membuat cafe ini terlihat lebih menarik.

Brian yang baru saja berdiri dan ingin ke kamar mandi harus tersiram minuman yang di bawa oleh pelayan yang tidak sengaja tersandung, sontak mebuat brain menatap garang pelayang di depannya.

"Kamu tidak bisa lihat hah"

"Maaf pak"

"Saya tidak mau tau panggil manager cafe ini"

Pelayan tersebut menunduk takut karena perbuatannya barusan yang membuat Brian marah, seorang laki-laki berumur sekitar 26tahun datang sambil menunduk hormat

"Maaf pak atas ketidak nyamanan anda disini, pelayan ini masih baru jadi tolong di maklumi"

"Saya tidak mau ada pelayan yang tidak becus berkerja seperti dia"

.......

Brian terus mencerca manager di depannya dengan dingin, sedangkan teman-temannya hanya diam sambil menatap brain.

"Pokoknya sa......"

Ucapan Brian terpotong dengan kedatangan seorang wanita dari arah belakang manager itu

"Ada apa ini?" Tanya wanita itu yang tak lain adalah Kayshila

Kayshila datang dengan tatapan dinginnya sambil menatap manager dan pelayannya yang sedang tertunduk

"Saya bertanya kenapa kalian diam" bentak Kayshi kembali

"Maaf Nona tapi pelayan baru ini tidak sengaja menumpahkan jus ke kemeja pria ini" ucap sang manager dengan tertunduk

Kayshila menoleh dan menatap dosennya yang sedang menatapnya sambil diam

"Maaf pak Brian atas perbuatan pelayan saya, di pelayan baru sini. Sebagai ganti rugi dari ketidak nyamanan yang sudah kami perbuat saya akan memerikan kartu pada pak Brian dan yang lainnya untuk makan di sini selama seminggu gratis" tutur Kayshi dengan senyumnya.

"Hmm boleh juga, ohh iya kamu mahasiswa di jurusan M. Bisnis bukan?" Kayshi membalas dengan anggukan dan sedikit senyum.

Setelah itu Kayshi mengintruksikan manager itu untuk membuatkan 4 buah kartu untuk makan gratis di sini selama 1minggu.

"Sekali lagi maaf atas ketidak nyamannya, dan ini kartu untuk bapak dan yang lainnya." Ujar Kayshi lalu membrikan kartu yg berisi 7 tanda itu.

Saat Kayshi ingin berbalik dan meninggalkan meja tersebut suara pak Alan menghentikan gerakannya

"Ternyata gadis bar-bar ini bisa terlihat dingin dan berwibawa"

Kayshi menoleh dan menatap galak pak Alan yang sedang bicara dengan temannya

"Maaf jika bapak ingin membicarakan seseorang tolong lihat di mana Anda bicara" ujar Kayshi ketus lalu pergi dengan cepat menuju lantai dua

Setelah Kayshi hilang para dosen itu mulai membicarakan Kayshi yang terlihat berbeda saat sedang bekerja dan kulihat

"Gila tu mahasiswi satu udh cantik pinter punya cafe lagi" ujar Brian yang sekarang sudah duduk di posisi awalnya

"Kalok gw tau udah gw Pepet dari awal" sahut Darren menimpali

"Noo. Gw yang liat dia di kampus pertama kali berarti dia harus jadi punya gw" sahut Denis ta terima

"Apa yang kalian lihat dari gadis bar-bar seperti Kayshila itu?" Ujar ketus Alan pada teman-temannya

Semua sontak menoleh ke arah Alan dengan dahi berkerut

"Lo kanal dia?" Tanya mereka serempak

"Hmm, dia itu murid gw dulu pas di indo"

"Wihhh jangan-jangan lo udah pernah di tolak sama dia ya? Makanya lo ketus gitu sama Kayshi" tanya Darren sambil terkekeh

Alan hanya mendelik dan memutar bola matanya jengah setelah itu mereka semua melanjutkan makannya dan pergi dari sana.

Pukul 3sore Kayshi baru keluar dari ruangannya dan pulang ke apartemennya untuk beristirahat. Beruntung hari ini tidak ada jadwal kuliah jadi di bisa berkunjung ke cafe.

story in London's COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang