So Hot, budy

835 42 0
                                    

Aku duduk dengan kikuk melihat seseorang di depanku itu, pak Alan yang melihatku hanya menghela nafas lalu bergumam

"Punya saya lebih bagus dari pada dia" gumam pak Alan yang tak sengaja di dengar Kayshila

"Apa pak? Emang sebagus apa?" Tanya Kayshi sambil meneliti tubuh dosennya sekarang ini

Pak Alan mendelik ke arahku lalu berdehem untuk merubah suasananya.

"Ren pakek bajumu, kasian mahasiswa saya panas liatnya"

"Ehhh gpp pak saya malah seneng di kasi pemandangan roti sobek kayak gitu" jawabku spontan tanpa berfikir

BRAKKK

Aku terkejut lalu menoleh melihat tumpukan kertas yang ada di depanku.

"Ini hadiah dan hukuman untuk kamu, periksa dan kumpulkan besok pagi di ruangan saya. Mengerti?" Ujar pak Alan sambil menatapku tajam.

"Iya pak, tapi boleh saya bawa pulang kan?" Pak Alan hanya mengangguk tanda memperbolehkan ku membawa tumpukan kertas penuh nilai milik mahasiswa/i itu

"Jangan galak-galak Lo kalok ngomong sama cewek Al" ujar teman seruangan pak Alan yang aku tau namanya pak Darren itu.

"Gpp kalik pak, udah biasa"

"Ohh iya maaf ya AC di sini lagi rusak makanya saya bukak baju, bentar lagi Alan juga bukak kok tenang kamu bisa liat roti sobeknya" ujar pak Darren sambil terkekeh lalu melirik pak Alan yang menatapnya dengan tajam

"Lo jangan ngarang Ren" ujarnya ketus pada temannya itu

"Hehehe, males pak punya bapak kayaknya lebih bagus" ujarku sambil cekikikan.

"Kamu boleh keluar Kayshila, jangan rusak matamu di sini" usir dan peringat pak Alan padaku. Aku mengangguk lalu bergegas pergi dari sana

"Kalau begitu saya permisi pak" pamitku pada mereka lalu melengos pergi

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Kayshila Pov

Aku baru saja sampai di depan pintu unit apartemenku, baru saja aku ingin menempelkan kartu ku pada pintu aku mendengar pintu lift terbuka dan muncullah pak Alan dari situ.

"Tiati pak, jangan mikirin saya terus nanti kangen" ujarku pada pak Alan yang melewati ku tanpan menoleh

"Sok tau kamu" ujarnya ketus padaku lalu bergegas masuk ke unit miliknya, akupun bergegas masuk dan menaruh tumpukan kertas yang di perikan pak Alan tadi.

Aku masuk ke dalam kamar lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku, lima belas menit setelah itu aku keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk lalu menuju lemari untuk memilih baju, aku memilih kaos polos warna pink dan hotpants berwarna hitam.

Setelah itu aku menuju ke dapur untuk membuat makanan karna di kampus aku belum sempat makan tadi. Aku membuka kulkas lalu melihat bahan apa yang ada di sana.

Aku memilih membuat soup pakcoy dengan telur dan ayam madu saus mentega untuk menu kali ini lalu aku mulai mengambil bahan dan memasaknya. Sekitar 30 menit semua makanan sudah siap di meja makan.

Baru saja aku ingin makan aku teringat dengan kertas yang tadi di berikan pak Alan dan itu aku tidak bisa mengkoreksinya jika tidak memiliki jawabannya. Aku mengambil hp ku dan mulai mengetik di sana

Pak ini saya gimana mau ngekoreksi kalok gk ada kunci jawabannya?

Send.

Tak peduli dengan cara ku bertanya aku kembali ke meja makan untuk makan karna perutku sudah lapar, baru saja aku mendaratkan pantatku di kursi bel apartemenku berbunyi.

Aku membuka pintu dengan kesal, baru saja ingin menghujat si pengangguran aku nelongo melihat pak Alan di depanku, tanpa ku persilakan dia masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

"Bapak ngapain ke sini?" Tanyaku setelah berdiri di depannya, alih-alih menjawab dia malah bertanya balik padaku

"Hadiah yang saya kasi sudah kamu periksa?"

"Boro-boro di periksa pak, di sentuh juga engak"

"Kenapa? Kamu mau mendapat hukuman lagi" tanyanya dengan wajah dingin ke arahku. Alih-alih takut aku malah mendelik tajam ke arahnya lalu berujar

"Kalok saya udah di kasi kunci jawabannya saya gk bakal diem pak, lagian saya laper mau makan bapak malah ganggu" ujarku ketus

"Saya juga laper, nama makannya?" Aku melongo mendengar penuturannya barusan. Hehhh ni dosen satuuu gk tau malu banget, udah Dateng nyelonong trus pakek acara marah nah sekarang minta makan?

"Bapak kere banget sih, beli sana ngapain minta sama murid sendiri"

"Saya males, udah mana makannya"

"Di meja" ujarku ketus lalu berjalan menuju meja makan dan ikuti pak Alan di belakangku

Aku dan pak Alan duduk lalu mulai makan dalam diam, 15menit setelah itu aku dan pak Alan selesai makan. Aku mulai membersihkan piring kotor di meja sedangkan pak Alan pamit kembali ke unitnya dan sebelum itu iya sempat bicara padaku

"Besok-besok kalok saya laper saya bakal ke sini buat makan"

Dasar dosen kere gk tau mau bisa-bisa dia bicara seperti itu padahal dia dosen dan tentu memiliki uang lebih banyak dariku tapi bisa-bisanya dia minta makan ke unitku!

Aku terus menggerutu kesal dan duduk di sofa sambil memandangi tumpukan kertas itu lalu tiba-tiba hpku berbunyi.

Tingg

Aku melihat dan tertera nama 'devils boss' aku lihat dia mengirimkan kunci jawaban yang aku minta, tanpa menjawab aku mulai mengerjakan tugas yang di berikan.


Pukul 23.25 malam aku baru selesai memeriksa semua kertas itu. Bayangkan saja di setiap kelas berisi 50 orang dan dalam fakultas ku terdapat 10 kelas jadi jika di hitung aku memeriksa sekitar 500 jawaban mahasiswa/i yang ada.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Keesokan harinya aku sudah siap dengan rok kemejaku yang berwarna putih dengan pita hitam di pinggangnya tak lupa block heels berwarna senada dengan bajuku dan Tote bag berwarna hitam yang berisi buku dan beberapa barang berharga milikku. Dan tidak lupa memoles lipglos dan sedikit bedak di wajahku

Perfect!!

Aku berjalan menyusuri kampus menuju ruang dosen untuk mengumpulkan jawaban yang sudah aku koreksi tadi malam.

Sesampainya di depan ruang pak Alan aku mengetuk pintu dan terdengar suara orang mempersilakan ku masuk

"Permisi pak saya mau menyerahkan yang telah saya koreksi" ujarku sambil tersenyum karena di dalam ruangan itu pak Alan tidak sendiri ada pak Darren, pak Brian, dan pak Denis yang menoleh dan menatapku dengan senyum

"Taruh saja di meja saya lalu kamu bisa keluar" ujarnya tanpa menoleh ke arahku.

Hehhh emangnya sejelek itu ya penampilanku sampai dia tidak mau menoleh ke arahku, dasar dosen dingin sialan.

story in London's COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang