Part 4

955 119 15
                                    

Budayakan vote sebelum membaca
___

Shownu POV

Hari ini, tidak ada yang spesial.

Aku bosan. Sangat bosan.

Semuanya sibuk dengan schedule masing-masing.

Aku bukannya tidak punya, tapi memang belum saatnya aku menjalankan schedule ku itu.

Jam menunjukkan jam 1 siang. Waktunya makan siang. Apakah ada ramen?

Aku mencoba mencari di dapur. Biasanya ada stok ramen di lemari penyimpanan.

Tring!

Suara notifikasi masuk membuatku berhenti mencari ramen dan mengambil telepon genggam ku.

Pesan dari Minhyuk.

-
Minhyuk
Hyung, ayo aku ajak makan diluar. Aku menunggumu di depan.
-

Baiklah, ajakan Minhyuk lebih baik. Aku menjawab pesan Minhyuk dengan kata 'iya', kemudian aku menuju kamar mengambil jaket.

Setelah selesai aku berjalan keluar dan melihat Minhyuk sudah berdiri di depan mobil sendirian.

"Kau menyetir Minhyuk?" Aku bertanya.

"Tidak. Aku kan tidak bisa, hyung. Tadi itu manajer hyung yang menyetir dan dia sudah pergi. Ini, kau yang menyetir." Ucap Minhyuk kemudian tiba-tiba melempar kunci mobil padaku.

Untung aku berhasil menangkapnya.

Aku kemudian masuk ke dalam mobil diikuti oleh Minhyuk. Aku mulai mengendarai mobil ini.

"Memangnya kau ingin makan dimana?" Aku bertanya pada Minhyuk.

"Emm, bagaimana kalau restoran yang berada di dekat gedung Starship itu?" Ucap Minhyuk.

"Baiklah,"

Aku dan Minhyuk tidak bicara lagi setelahnya. Minhyuk sedang asik bermain dengan telepon genggam miliknya.

Apakah aku harus bercerita pada Minhyuk tentang perasaanku pada Kihyun? Aku ingin sekali bercerita pada seseorang, tapi apakah Minhyuk orang yang benar? Aku takut mulutnya yang hobi berbicara itu mengatakan yang aneh-aneh pada yang lain.

Tapi aku ingin bercerita. Haruskah?

Hmm ... Tidak ada salahnya mencoba. Aku akan meminta Minhyuk bungkam saja nanti.

"Minhyuk-ah," panggilku pada Minhyuk.

"Hm?" Gumam Minhyuk tanpa menoleh ke arahku.

"Aku ...," aku menggantungkan kata-kataku. Apakah Minhyuk dapat dipercaya?

"Apa?" Minhyuk menoleh ke arahku. Sepertinya dia bingung karena aku tidak melanjutkan ucapanku.

"Itu ... Ah, nanti saja. Kita sudah sampai." Ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Eoh? Baiklah,"

___

Aku dan Minhyuk fokus pada makanan masing-masing.

"Hyung," panggil Minhyuk secara tiba-tiba membuatku menoleh.

"Kenapa?"

"Kau tadi ingin membicarakan sesuatu, bukan? Apa itu?" Tanya Minhyuk.

Aku diam. Apakah benar aku bisa percaya pada Minhyuk?

"Hyung! Kenapa diam? Ayolah, aku penasaran!" Ucap Minhyuk dengan nada kesal.

Baiklah, mari mencoba percaya pada Minhyuk.

"Emm ... Itu ... Aku suka pada seseorang." Ucapku malu-malu. Astaga, kenapa aku seperti ini?

"Heol??? Benarkah?! Kau suka pada siapa? Sejak kapan? Kenapa? Seperti apa orang itu? Beri tahu aku, hyung! Beri tahu aku!" Cerca Minhyuk.

"Ish, Hyukkie, pelan-pelan. Berbicara soal perasaan itu sulit, tahu." Ucapku datar pada Minhyuk.

"Ah, aku tidak peduli. Cepat! Ceritakan padaku!"

Astaga, apakah aku bisa memutar waktu? Waktu dimana aku belum mengatakan aku menyukai seseorang pada Minhyuk? Minhyuk sedikit menyebalkan disini.

"Aku ... sebenarnya perasaan ini sudah lama. Aku tidak tahu kapan pastinya, itu datang secara tiba-tiba."

"Lalu? Siapa orang itu? Laki-laki? Wanita?"

"D-dia laki-laki,"

"Woahh, siapa? Apakah kau jatuh cinta pada salah satu fanboy kita? Staff? MANAJER?!!" Ucap Minhyuk dengan penekanan di akhir.

"Ish! Mana mungkin pada manajer!" Ucapku kesal. Bagaimana bisa dia berpikir seperti itu?

"Lalu?"

"Itu ... salah satu member," ucapku menundukkan kepalaku. Aish, aku sangat malu.

"HAH?! BENARKAH?!! SIAPA?!
Jooheon? Hyungwon? AKUU?!!!"

"Ya! Tingkat percaya dirimu itu terlalu tinggi! Dan tak bisakah kau tidak berteriak? Banyak yang menatap ke arah kita. Kau membuatku malu,"

"Ishh, hyung~ Sudahlah, katakan saja siapa itu!"

"Tapi berjanjilah dulu untuk tidak membicarakan ini pada siapapun."

"Tentu! Mungkin," Minhyuk mengangguk dengan semangat di awal, tapi berbicara dengan nada ragu di akhir.

"Ya!" Bentakku pada Minhyuk. Aku tidak percaya memiliki member seperti dia.

"Ish, iya, iya, aku janji! Ayo katakan,"

Aku menghela napas sejenak kemudian menjawab, "orang itu adalah Kihyun."

"Heol? Daebak!" Minhyuk membelalakkan matanya kaget.

"Jadi, bagaimana menurutmu?" Tanyaku.

"Maksudmu?"

"Itu ... Aku menyukai Kihyun tapi aku tidak berani mengungkapkannya. Aku takut kalau ternyata Kihyun itu tidak menyukaiku juga. Apa yang harus aku lakukan?"

"Eumm, entahlah." Ucap Minhyuk membuatku memasang wajah datar.

Benar-benar pilihan yang salah untuk curhat ke Minhyuk. Sangat sia-sia.

"M-maksudku, kau cobalah untuk lebih mendekati Kihyun, hyung. Ya, beri dia perhatian lebih. Sering ajak dia pergi saat kalian tidak memiliki jadwal. Seiring berjalannya waktu, aku yakin dia akan mulai menyukaimu. Dan kau bisa menyatakan perasaanmu saat kau merasa itu saat yang tepat untuk kalian." Ucap Minhyuk panjang lebar. Sepertinya dia mengerti maksud dari wajah datar yang aku tunjukkan padanya.

Aku tersenyum kemudian berucap, "baiklah, ku rasa itu ide yang bagus."

Minhyuk tampak menghela napasnya. Apakah dia lega karena aku tidak jadi marah padanya?























___
TBC

Haiiiiiiiiii😆

Minhyuk udh bisa nyetir nggak sih🙃

Budayakan comment setelah membaca😉

Salam hangat dari author
사랑한다❤

Showki? Idk. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang