Budayakan vote sebelum membaca
___Shownu POV
Hari ini adalah jadwalku dan Minhyuk rekaman OST.
Karena OST ini, aku dan Minhyuk jadi sering bersama.
Tapi ... aku jadi jarang bersama Kihyun.
Huft, entah kenapa tapi aku merasa Kihyun dan Hyungwon semakin hari semakin dekat. Mereka sering keluar bersama akhir-akhir ini. Bahkan saat sini, siang ini, mereka berdua sedang pergi keluar bersama. Aku tidak tahu kemana mereka.
Cemburu? Tentu. Walau sebenarnya aku tidak memiliki hak untuk itu.
"Shownu hyung,"
Suara Minhyuk yang memanggilku membuatku menoleh.
Aku sedang berada diruang tamu, omong-omong.
"Ada apa?"
"Kau mau kopi?" Minhyuk bertanya. Namun sebelum aku menjawab, Minhyuk sudah meletakkan secangkir kopi di meja yang ada di depanku kemudian duduk disampingku. Minhyuk membawa dua kopi. Satu untuknya dan satu untukku.
"Ku rasa, aku tidak perlu menjawab. Kau sudah meletakkan kopi untukku." Ucapku sambil melihat ke arahnya.
Minhyuk terkekeh pelan kemudian berkata, "pandangan matamu terlihat kosong. Aku pikir kau mengantuk. Jadi, aku membuatkanmu kopi."
"Terima kasih. Tapi aku tidak sedang mengantuk. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu." Ucapku membuat Minhyuk mengernyit bingung.
"Memikirkan tentang apa? Kihyun?" Tanyanya.
"Eum ... ya,"
"Aigoo, ada masalah apa lagi?" Minhyuk menyeruput kopinya setelah bertanya.
"Entahlah. Aku sering melihat Kihyun dan Hyungwon pergi berdua akhir-akhir ini. Kau tahu? Aku ...," aku menggantungkan kata-kataku. Aku tidak memiliki hak untuk mengatakan aku cemburu. Memangnya aku siapanya? Aku hanya saudara satu grupnya. Tidak lebih.
"Kau cemburu?"
"Apakah aku punya hak untuk cemburu?" Ucapku dengan nada lesu.
"Tentu saja." Minhyuk berucap dengan yakin.
Aku menyesap kopiku, menghela napas sejenak, kemudian menjawab, "apa hak ku? Aku hanya saudara satu grupnya. Posisiku yang seperti itu membuatku berpikir kalau aku tidak memiliki hak. Aku dan Kihyun tidak memiliki hubungan khusus apapun. Aku bukan–"
"Hei! Kenapa kau berpikir seperti itu? Menurutku, semua orang itu berhak untuk cemburu walau tidak memiliki hubungan khusus. Saat kau cemburu, itu berarti kau sangat mencintainya. Itu hakmu, karena kau mencintainya, kau berhak untuk cemburu." Minhyuk memotong ucapanku kemudian berbicara panjang lebar.
"Begitukah?"
"Itu hanya menurutku. Setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda, bukan?" Minhyuk kembali menyesap kopinya.
"Ah, ya, kau benar." Aku menunduk memikirkan perkataan Minhyuk.
Dia ada benarnya juga. Kenapa aku tidak pernah memikirkan hal itu?
"Hyung! Sebentar lagi kita harus berangkat ke tempat rekaman. Hilangkan Kihyun dari pikiranmu sejenak agar saat rekaman nanti semuanya menjadi lancar. Hanya hari ini, oke?" Ucap Minhyuk tiba-tiba saat aku kembali melamun, membuatku sedikit terkejut.
"Eh? Eum, tentu saja. Kita harus profesional. Aku mengerti itu, Minhyuk-ah," ucapku.
"Bagus!" Minhyuk tersenyum cerah dan itu membuatku ikut tersenyum. Senyum Minhyuk selalu menular kepada siapapun tak terkecuali diriku.
"Kami pulang!" Dari arah pintu, aku melihat Hyungwon dan Kihyun memasuki rumah.
Tapi ada yang aneh disini. Wajah Kihyun. Wajahnya tampak sangat murung didepan pintu sana. Ada apa dengannya? Bukankah dia baru dari jalan-jalan? Kenapa saat pulang wajahnya menjadi murung seperti itu?
"Ki, kenapa waj–"
Belum selesai aku bertanya, Kihyun sudah berlalu menuju kamarnya. Kenapa ini?
"Ya, Hyungwon-ah! Kenapa wajah Kihyun murung begitu? Kau apakan dia?" Minhyuk bertanya dengan nada yang agak tinggi.
"Aku? Ish, kenapa selalu diriku?!" Hyungwon berucap dengan nada ketus sambil duduk disofa seberang.
"Lalu siapa lagi? Kau, 'kan, yang pergi dengannya?"
"Ish, tapi itu bukan sesuatu yang disengaja!" Ucap Hyungwon masih dengan nada ketusnya.
"Memangnya ada apa?" Kini aku yang bertanya dengan nada lembut.
"Aku hanya tidak sengaja menumpahkan kopi yang ku pesan ke sepatunya. Lagipula kopi yang tumpah itu hanya sedikit, sangat sedikit. Aku yakin itu masih bisa dibersihkan. Dia seperti melebih-lebihkan. Dia mengomel panjang lebar padaku." Ucap Hyungwon mencoba membela diri.
"Astaga, kau seperti tidak mengerti Kihyun saja." Ucap Minhyuk menggelengkan kepalanya setelah mengerti keadaan, kemudian kembali menyesap kopinya.
"Kalau begitu aku akan menemui Kihyun dulu. Mungkin aku bisa membuat rasa kesalnya sedikit berkurang." Ucapku dan beranjak berdiri.
"Hyung, tapi bukankah kau memiliki jadwal dengan Minhyuk hyung hari ini?" Ucapan Hyungwon menghentikan langkahku.
"A-ah, itu benar," ucapku dengan nada lesu. Padahal aku berharap bisa bertatap muka sebentar dengan Kihyun.
"Astaga aku hampir lupa! Hyung, kita harus cepat! Aku lupa memberi tahu mu kalau sebenarnya manajer sudah menunggu!" Minhyuk tiba-tiba berdiri dari duduknya.
"Aku yang akan mengurus Kihyun. Aku yang membuatnya kesal, maka aku yang harus menghiburnya. Kau pergilah, Shownu hyung," ucap Hyungwon.
Aku menunduk. Kenapa rasanya sedikit sesak disini?
"Ayo, hyung!" Minhyuk menarikku pergi meninggalkan Hyungwon di ruang tamu.
"Kau ingat perkataanmu tadi? Kita harus profesional. Bersemangatlah, hyung. Walau mereka dekat, bukan berarti mereka saling suka, ya, 'kan?" Ucap Minhyuk saat kami sudah sampai didepan kamarku. Dia berucap sambil memegang bahuku, membuatku sedikit tenang.
"Ya,"
"Cha! Bersiaplah dan ayo berangkat!" Ucap Minhyuk sambil mengepalkan tangannya dan tersenyum cerah. Aku hanya mengangguk dan tersenyum tipis sebagai jawaban.
Minhyuk kemudian memasuki kamarnya untuk bersiap.
Aku juga. Aku juga memasuki kamarku untuk bersiap.
___
TBCHola😆
Budayakan comment setelah baca😉
Salam hangat dari author
사랑한다❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Showki? Idk.
FanfictionTentang Shownu. Papa boygroup Monsta X, yang jatuh cinta pada Mamanya Monsta X. Tapi Shownu tidak tahu bagaimana dengan dia. Shownu selalu takut untuk bicara pada dia. Dan dia terlihat hanya menganggap kata 'Showki' sebagai bahan candaan. Entahlah...