"Eh Cas, nanti jalan yuk? Ada film baru di bioskop."
"Genre nya apa kyu?"
"Komedi romans."
"Ok."
"Lo bisa ga?"
"Bisa Kyu, jam 4 sore gue jemput."
"Siap!."Kyu memberikan hormat kepada Lucas, dengan seulas senyuman manis.
Lagi. Lucas merasakan debaran tak teratur di jantungnya. Membuat sang empu tersenyum canggung dan mulai berjalan meninggalkan Yukyu di dalam kelas............
Yukyu berjalan kearah bunda dan ayahnya, ingin berpamitan mau keluar.
"Bun, yah, Kyu pamit keluar bentar ya?"Sang ayah menyahuti "Sama siapa?"
Yukyu menjawab polos "Lucas."
Bunda mengangguk memperbolehkan.
"Oh... sama si tetangga? Yang tinggi itu kan?"
"Iya yah."
"Ok, boleh kok. Pulang jam 9 malam paling lambat."
"Siap."............
Yukyu saat ini sedang berada dibelakang Lucas, duduk di motor Vespa biru muda itu dengan santai.
Yup, mereka bergoncengan.
Lucas dengan hoodie berwarna hitam serta celana Jeans skinny membalut kaki jenjangnya.
Yukyu memakai setelan hoodie dengan 3 garis putih---- seperti trining? Dan itu berwarna hitam.
Mereka berdua tidak janjian dengan pakaian apa mereka akan bertemu...
Tapi, Yukyu sadar.
Sekarang-----
Ia memakai celana trining setelan hoodienya yang pendek.
Hoodie berlengan pendek dan celana pendek."Cas."
Lucas menoleh kearah Yukyu disamping kanannya, dengan mengangkat kedua alisnya seolah bersuara 'Paan?'
"Orang-orang kok pada lihatin gue?"
Yukyu mengucapkan kalimat itu sambil berbisik, berjinjit agar bisa menggapai telinga lelaki jangkung itu.
Lucas terlihat membuka mulutnya 'O'
dan mulai menunduk berbisik kearah Kyu.
"Lo..."
Yukyu menajamkan pendengarannya.
"Kyu..."
Alis gadis itu menukik tajam menunggu lanjutan kalimat Lucas.
"Lo pake sneakers berbeda."
Ucap Lucas sambil menunjuk kaki Yukyu dibawahnya.Posisinya----
Yukyu dan Lucas sedang berjalan kearah bioskop setelah memakirkan Vespa biru muda milik Lucas.Yukyu menunduk malu dan menyikut pinggul Lucas kesal. Iya. Saking pendeknya.
"Kok lo baru bilang klo sepatu gue ga sama warnanya!!!!"
"Ya abis cocok aja sama elu, pake hoodie pendek, celana pendek, sepatu sisihan pula. Klo lo kedinginan gue yang bakal dimarahin mama, padahal yang salah lo bukan gue. Udeh ah! Ayo pesen tiket sama beli teh."
Lucas terlihat ragu menatap pergelangan tangan gadis lugu di genggamannya.
"Gue takut ilang, gue pendek kecil, ga papa kan?"
Lucas mengangguk pelan dan mulai membalas genggaman hangat mungil itu perlahan.
Dan seulas senyum manis terukir ketika mendengarkan Yukyu berceloteh tentang saudara sepupunya.
Katanya, gadis itu rindu sama sepupunya.Lucas duduk dikursi bioskop disamping kanan gadis itu. Yukyu.
Sang gadis yang asik tertawa karena tayangan film, tak sadar bahwa lelaki disampingnya itu memperhatikan dirinya diam-diam.
Tanpa sadar menampakkan senyuman tulus, mengandung banyak makna."Diam-diam gue merhatiin lo, dan dalam diam gue cinta sama lo. Tapi gue tau diri, cowok penyakitan kayak gue nggak pantes cinta sama lo."
"Cas." Lucas menoleh kearah Yukyu sambil menyruput Thai Tea miliknya.
"Apa?"
Gadis itu menyatukan kedua telunjuk nya dan berucap ragu.
"Beliin susu."
"Ha?"
Gadis itu cemberut kesal
"Beliin susu! uang gue habis buat bayar tiket bioskop!"
Seketika tawa Lucas meledak, membuat sang empu memegang perutnya karena mendadak kaku karena tertawa.Keduanya---
Lucas dan Yukyu sedang berboncengan naik Vespa biru muda kesayangan Lucas, tentu saja ini sudah malam. Tepat jam 7 malam, boncengan.
"KYU!!!"
"HMM!?!!?"
"BELI MARTABAK DULU!!!"
"HAH?!!? BELI GEROBAK!??!"
"HA!?!? BELI KETOPRAK!?!"
Yukyu membenturkan helmnya di helm Lucas gemas, sedikit memukul belakang helm lelaki bongsor itu sebal."ANJING!!! GUE GA DENGER TOLOL!"
Lucas hanya cengengesan tanpa dosa.Keduanya sudah sampai di penjual martabak andalan Mamanya Lucas.
Pesen yang spesial buat Bunda kata Lucas,
hmm... ngalus juga janggelan pintu :)
Lucas ditarik Yukyu buat duduk di bangku kayu depan penjual martabak, madep jalanan yang sepi.
Keduanya menatap langit malam yang cukup ramai dihiasi bintang, berkeliauan dari jauh.
Tanpa disadari Lucas, tangan kanan Yukyu telah menggenggam tangan kirinya.
Memainkan jari-jari indah sahabat lelakinya gemas.
"Jangan kaget, gue pinjem tangan dulu."
"Iya, lu emutin juga kagak masalah gue."
"Anjing yah kamu" Yukyu gemas menggigit tangan Lucas. Membuat sang empu meringis pelan dan menggeplok pahanya mengurangi ngilu di tangannya.Lucas tau diri cuk, gamungkin dia asik nempeleng kepala sahabat ceuenya.
Yang ada dia digeplak sama mamanya."Kata mama gini."
Yukyu melepaskan gigitannya, dan mulai memperhatikan langit malam dengan backsound suara minyak goreng.
"Kalau dengan seenaknya lelaki nyakitin hati seorang wanita. Itu sama aja melukai seluruh wanita didunia, termasuk mama."
Yukyu memiringkan kepalanya. "Maksudnya apa?"Lucas terkekeh pelan dan mulai memperhatikan langit malam.
"Misalnya, kalau gue nyakitin lo. Itu sama aja gue nyakitin mama gue."
Yukyu tertohok. Lucas menoleh kearah sahabatnya, tersenyum simpul.
"Gue gamau nyakitin wanita, itu sama aja kalau gue gamau nyakitin mama."
Yukyu tersenyum bangga terhadap sahabat lelaki nya. Otomatis ia merangkul pinggang Lucas sekilas dan memberikan tepukan sekilas khas sahabat."Mbak, mas, niki martabak e sampun."
Lucas berdiri dan mulai bertanya ramah.
"Pinten pakdhe?"
"Tigang doso mas."
Lucas mengambil uang di saku hoodienya, mengambil 3 lembar 10.000 an.
"Maturnuwun pakdhe!"
"Nggih mas, sami-sami!"
Lucas tersenyum dan mulai mengisyaratkan Yukyu agar segera ke Vespa miliknya."Monggo pakde!"
"Nggih mas!"..............
Ini ada sentuhan jawa gitu ^^
jadi ini fanfic lokal👉👈
makasi ya buat yg baca...
T^T
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Among The Stars
Fiksi Penggemar[SELESAI] "Disini, ketika Pluviophile dan Astrophile bertemu. Pecinta martabak dan kuaci saling merindu." ----Wong Lucas