Kamu perlu tau

31 3 2
                                    

Setelah mengetahui kenyataan yang hampir saja membuatku ingin mencabut kembali jantungku....

Aku berlari keluar, membuka paksa ruangan dokter Jung.

"Hei!Apa yang terjadi?"
Masa bodoh aku akan dicap apa sebagai pasien yang tidak berbudi pekerti.

Aku menyodorkan buku tadi.
Dengan ketus.
"Jelasin ke gue, semuanya."

"K-kyu?"
"Tinggal jelasin aja dok! Susah amat si?!"
Aku membanting buku tadi dimeja Dokter Jung.
Membuat ia kicep setengah mati.

"Ok,,,kamu tenang dulu..."
"Gimana gue bisa tenang bangsat?!"
"Kyu."
"Hiks, dia sahabatku, tapi kenapa aku tidak tau apapun tentangnya?"

Masa bodoh,
Aku menangis dihadapan dokter Jung.
Membuat pria itu bingung bukan kepalang.
Ia membuka buku itu, langsung kecatatan terbaru.

"Jadi kamu ya penerimanya?"
Dokter Jung menghela napas tidak percaya, lalu menatapku dalam penuh keseriusan.

Aku terisak.

Ia memegang kedua bahuku, mendudukkan ku di kursi.
Lalu ia melipat tangan di meja.
Bersiap mengutarakan sesuatu.

"Dulu, kamu pernah mengalami gagal jantung. Saat itu bener-bener butuh pendonor. Kalaupun belum parah, jantung kamu yang rusak itu bisa diganti jantung buatan."

Dokter Jung mengehela napasnya berat.
"Pada saat itu juga Lucas bener-bener menyerah sama penyakitnya. Tapi dia nggak mungkin pergi tanpa memberi sesuatu yang berharga. Dan dia dulu menghampiri aku. Memohon kepadaku sambil menangis, hanya untuk kamu."

Napasku tercekat.
Menatap tak percaya kearah Dokter Jung.
"Penyakitnya saat itu belum menyakiti organ jantungnya sedikitpun. Karna permintaannya yang benar-benar menghambat kesembuhannya, aku ragu. Tapi dia memohon lebih lama. Kalaupun kau tau, Lucas adalah lelaki lebih dari kata kuat. Ingin tau sejak kapan Lucas mengidap Leukemia?"

Aku diam.
Antara ingin tau dan tidak.

"Kapan dok?"
"Sejak dia berumur 15 tahun? Mungkin?"

Napasku tersengal, menatap kaget Dokter Jung.

Semuda itu?

"Dok?"
"Iya, aku tau kamu nggak bakal percaya. Tapi aku harus gimana... dia yang minta. Kalaupun dia nggak memaksa, aku juga nggak bakal masukin data dia sebagai pendonor."

"Kak..."

Hingga dokter Jung mengusap bahuku halus, "Dia kuat kok. Tenang aja."

Ya, Dia dokter yang menanganiku sudah lama. Dari pertama ia menjadi peracik obat dan menjadi Dokter seperti saat ini.

Dia dokter yang baik, bahkan merawatku selama selesai operasi dulu.
Katanya, kalau aku memanggilnya dengan sebutan 'Dokter' itu akan menjadi formal.

Toh dia juga ga keberatan aku panggil dengan sebutan 'Kak'.

Terkadang, aku bersyukur memiliki orang disekelilingku yang masih mendukungku.

Lucas, ya?

"Dia selama ini pakai ap---"

"Artificial organs, lebih tepatnya... jantung buatan."

Kata yang menguar dari Dokter Jung membuatku tertohok lebih dalam.

"Kenapa...dia nggak pernah cerita..?"
"Kamu perlu tau Kyu, tidak semua orang bisa mengungkapkan keadaan yang terbalik dengan apa yang kamu lihat."

Kala itu, kalimat seorang Jung Jaehyun membuatku merasa bersalah.

Sahabatku...

........

[✔] Among The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang