Last Hug

35 2 0
                                    

/Ini bacanya pelan-pelan...kalau bisa dipahami dulu sekalian.../

Malam sunyi, Lucas yang masih terjaga, menatap sendu gadis yang terlelap di dekat tangannya.

Badannya nyeri,
Memar.
Pucat, kering.
Bahkan rambutnya habis.

Pandangannya sedikit mengabur.
Badannya lemas tak bertenaga.
Pada akhirnya ia menggerakkan lengan Yukyu untuk bangun.

"Kyu..."
Lucas berbisik tanpa suara.

Sudah...waktunya?

Sang gadis bangun, menggenggam erat tangan sahabat lelakinya.
Mengisyaratkan 'Ada apa?'

Lucas menggeleng.

Hingga satu hal yang membuat Yukyu mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

Lucas menghamburkan badannya di bahu Yukyu.
Mendekap gadis itu erat dengan sisa tenaga yang ia punya.
Dalam genggaman Lucas ia membawa sesuatu.

Untuk kali pertama ini mereka berpelukan dalam artian yang sebenarnya.

Firasat Yukyu tidak enak, semakin erat Lucas mendekapnya.
Yukyu merasakan getaran yang membuat hatinya terenyuh.

"Gue mau pamit...."
Sungguh, Lucas mengucapkan kalimat itu dengan susah payah.
Berakhir menjadi lirihan.

"Cas...jangan..."
Lucas menggeleng, mengeratkan dekapannya seerat mungkin.

"Nggak..."
Yukyu meneteskan air matanya perlahan-lahan.
Menjadi sungai kecil yang membasahi sebagian beanie Lucas.

"Lo kuat cas, tolong..."

"Gue udah lelah...."
Lucas berbisik parau, membuat Yukyu menangis lebih deras lagi.

"Tolong...tempat gue bukan disini..."
Lucas menangis tanpa suara.
Menyuarakan isi hatinya dengan napas tersengal.

"Gu-gue pernah bilang kan? Gue nggak bisa tanpa lo."
Yukyu sesenggukan menarik napas kasar. "Jangan tinggalin gue sendirian...Jangan..."

Lucas hanya diam, mempererat dekapannya.

"Ingat bintang? Dia memerlukan bulan... langit malam tidak lengkap tanpa adanya bulan. Begitu juga sebaliknya bukan?" Yukyu meremat kasar pakaian pasien Lucas.

Menangis keras hingga membuatnya kesulitan bernapas.
"Tapi gue tau kyu, bintang ada banyak...sementara bulan hanya satu."

"Maaf, kalau gue bilang gue butuh lo..."
Bisikkan parau Lucas menusuk relung Yukyu.

Lucas mengeratkan pelukannya dengan sisa tenaga yang ada.

"Sampai kapanpun, bulan tetap mencintai bintang. Meski pada akhirnya kebahagiaan bintang tidak pada bulan."

Lucas berbisik.

Membuat Yukyu nyaris limbung hanya demi menangis.

"Setega itu lo mau pamit..."

Yukyu memukul sebal punggung ringkih itu. Mengundang tawa lemah Lucas.

"Jangan ketawa...ketawa lo serem..."

Lucas mengusap lembut surai Yukyu, tenaganya sudah habis.
Namun ia tetap menahannya kuat-kuat.

Keduanya diam, saling terisak dalam dekapan kelewat erat.

Hingga merasa bahu Yukyu bertambah berat. Lengan yang tadi merengkuhnya perlahan ambruk.
Melemas.
Menjadi dingin.

"Sampai jumpa..."

Lirihan Lucas yang terakhir, sebelum badannya terbujur kaku dengan memar yang membeku.

"Cas...jangan bercanda..."
"Cas..."
"Jangan...."

Yukyu meraung, memukul berulang kali punggung lelaki itu.

Berteriak sekeras-kerasnya dalam ruangan senyap.

"LUCAS!!!!"

Yukyu gelap mata, ia mendekap seerat-eratnya mayat itu.

"Jangan pergi..."
"Jangan...."
"Gue mohon jangan..."

Yukyu menangkup rahang kurus itu.
Menatap wajah yang kini tidak menampakkan senyuman lagi.

"Maaf..."
"Maaf..."
"Pada akhirnya gue yang minta maaf cas..."

Yukyu menangis keras, sembari menatap wajah mayat dihadapannya.
Semakin keras ketika ia mengingat kenangan konyol ketika bersama Lucas.

Hingga Dokter Jung datang.
Menyeret paksa Yukyu yang meraung seperti orang kesetanan.

"GUE GAK MAU NINGGALIN DIA KAK!!!"

Yukyu meraung, meninju bahu Dokter Jung.

Dokter Jung menyeret paksa Yukyu keluar.
"Dia udah meninggal Kyu."
"NGGAK DIA BELUM!!!"

Dokter Jung merendahkan suaranya.
"Lucas, dia sudah tiada..."

Yukyu meraung lebih keras, meninju sekuat tenaga badan Dokter Jung.
Mengelak bahwa kenyataan Lucas sudah tiada.

Tiada...

Malam itu, seorang Hendery melihat secara langsung.
Yukyu yang meraung seperti orang kesetanan dan menangis seperti orang gila.

Hendery melihat semuanya.

Semuanya... benar.

Semua yang diucapkan mendiang Lucas saat itu... benar.

"Lo bener bang, dia kesetanan sekarang." Hendery mengusap kasar setitik air mata disudut matanya.














................


[✔] Among The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang