Gadis itu------ah tidak. Wanita itu menoleh kearah suaminya.
"Belum tidur?"
Pria yang memanggil wanitanya itu menggeleng, "Kamu?"
"Belum mau tidur."
"Kyu, kamu... rindu?"
Yukyu mengangguk pelan, menatap jendela rumah yang basah akibat hujan.
Hendery------ semoga saja kalian tau.
"Der, salah ga si aku rindu orang yang sudah pergi?" "Nggak salah, toh rindu bukan termasuk perbuatan dosa."
Hendery merangkul bahu Yukyu. Mencari kehangatan di malam hari. Hujan.
"Ngomong ngomong, besok mau ke makam?" "Iya, agak sorean boleh?"
Hendery mengangguk.
"Mendadak aku inget pas kamu meraung raung di koridor rumah sakit." Yukyu terkekeh kecil. "Kayak orang kesetanan tau nggak?"
Sang istri memukul punggung suaminya sebal. Membuat Hendery meringis.
"Pada akhirnya aku nepatin janji. Lega ternyata." Hendery mengusak rambut Yukyu pelan.
"Ya, pada akhirnya kita yang bersama. Dan dia yang melindungi kita dari atas sana."
...........
END
"Jika pada akhirnya bulan tetap mencintai bintang. Sampai kapanpun yang mendampingi bintang ketika sendirian tetaplah bintang. Meski keduanya saling membisikkan cinta di setiap malam."
Uohok, end uga ni cerita. Hwhwhhwhwhwhw
What's next?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.