12. Siapa?

1.8K 110 1
                                    

❤❤❤❤❤

Arana berjalan mengendap-ngendap mengikuti Keanu dari belakang. Pagi-pagi sekali Keanu pergi di saat matahari masih belum menampakkan sinarnya. Entah untuk urusan apa suaminya pergi sepagi itu.

Arana menyipitkan matanya saat melihat seorang pria berperawakan kurus menghampiri Keanu. Tubuh pria itu tinggi kurus wajahnya dibingkai kacamata bulat, meski pria kurus itu tinggi tapi tidak setinggi Keanu yang hampir menyerupai tiang listrik.

Arana melihat kedua pria itu berjalan keluar dari lobi hotel yang Arana tempati. Buru-buru Arana menyampirkan tas selempangnya, berjalan tergesa menyusul Keanu dan Pria Kurus itu.

Arana mengerem langkah kakinya tiba-tiba saat dua pria yang sedang tertawa itu saling merangkul itu berhenti di persimpangan jalan. Ketika Keanu menolehkan kepalanya ke belakang pada tempat Arana berdiri, Arana langsung panik buru-buru menyembunyikan dirinya di antara orang-orang yang sedang berlalu lalang. Sepagi ini orang-orang sudah memulai beraktivitas.

Keanu melirik arloji mahalnya yang melingkar dengan cantik di pergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul setengah enam, tiga puluh menit setelah Keanu keluar dari hotel. Melihat lawan bicara yang tidak merespon ucapannya, Pria Kurus itu menepuk-nepuk pipi Keanu.

"Kenapa?" Tanya Pria Kurus itu sarat kekhawatiran.

"Tidak apa-apa." Jawab Keanu. Melihat Pria Kurus itu masih menatapnya dengan khawatir, Keanu meyakinkan bahwa dia benar-benar baik-baik saja lewat tatapan mata dan Pria Kurus itu akhirnya percaya.

Keanu merasakan ponselnya bergetar di saku celananya. Keanu melirik layar ponselnya melihat nama si penelepon.

Arana? Kenapa gadis itu menghubunginya?

Tanpa pikir panjang Keanu menerima  telepon Arana, takut terjadi sesuatu pada istrinya itu. Pasalnya Keanu hanya meninggalkan note di atas laci, memberitahukan bahwa Keanu pergi karena ada urusan.

"Ya? Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"

Arana berusaha untuk mengecilkan nada suaranya. Menjaga volume suaranya supaya Keanu yang berdiri tak jauh darinya sekitar satu meter setengah tidak mendengar suaranya.

"Mas Gay dimana?"

Arana melihat Keanu berkacak pinggang, kepalanya tertunduk, kakinya menendang kerikil-kerikil kecil di bawahnya. "Saya menulis note dan menaruhnya di atas laci. Harusnya kamu sudah membacanya begitu kamu bangun. Kamu tidak membacanya?"

Arana menatap punggung Keanu dengan bingung. "Note?"

Arana buru-buru melanjutkan perkataannya ketika melihat Keanu mulai bersedekap, ciri jika Keanu mulai curiga dan tak suka dengan sesuatu yang didengar dan dilihatnya.

"..ah aku melewatkan laci begitu saja."

"Aku menaruhnya tepat di samping  ponsel mu."

"Itu..anu.." Bagaimana Arana menjelaskannya, dia tidak tahu Keanu menaruh note di samping ponselnya. Pagi tadi, saat Arana buru-buru mengikuti Keanu, dia dengan serampangan mengambil ponselnya tanpa melihat keberadaan note di atas laci. Arana takut kehilangan jejak Keanu.

Dahi Keanu mengernyit. Arana sudah bangun dan harusnya istrinya itu sudah membacanya. Arana seperti anak muda zaman sekarang lainnya mengecek ponsel begitu baru bangun tidur.

Pikiran Keanu mulai bercabang. Arana mengikutinya? Hanya karena hal kecil Keanu langsung menaruh kecurigaan pada istrinya itu.

Keanu mengedarkan atensinya mencari keberadaan gadis berdarah Indonesia dengan rambut sebahu dan tinggi yang hanya mencapai dadanya itu. Keanu tidak menemukan Arana, seperti dugaannya Arana bersembunyi supaya dia tidak tahu jika sedang diikuti.

Melihat Keanu yang seperti mencari keberadaannya. Arana semakin menekan punggungnya pada tembok kafe yang disandarinya. Dia mulai ketahuan!

"Bye Mas Gay!"

Arana menutup sambungan teleponnya. Keanu menatap ponselnya, menggeleng dengan tingkah Arana.

Pria Kurus yang sedari tadi hanya diam akhirnya membuka suara. "Siapa yang menghubungi mu? Pagi-pagi sekali sudah menelepon!" Pria Kurus itu mendengus sinis untuk seseorang yang menghubungi Pria di depannya ini.

Memilih mengabaikan Pria Kurus itu Keanu malah balik bertanya. "Berapa lama lagi kita akan menunggu di sini? Matahari mulai menampakkan sinarnya dan jam hampir menunjukkan pukul enam pagi."

Pria Kurus itu mengerucutkan bibirnya karena Keanu mengabaikannya.

"Tidak tahu!"

"Kalau begitu aku akan menghubunginya."

"Jangan!" Pria Kurus menahan Keanu yang akan mendial nomor seseorang. Menyadari jika tangannya tak sengaja menyentuh tangan Keanu, Pria Kurus tersebut memalingkan wajahnya merasa malu atas tindakannya. "Sebentar lagi dia pasti sampai."

Sekitar hampir lima menit kemudian seorang pria berkulit hitam keluar dari bugatti mewahnya, pria berkulit hitam tersebut melambaikan tangannya. Melihat orang yang ditunggunya sudah datang, Keanu dan Pria Kurus itu menghampiri pria berkulit hitam.

Arana menyipitkan matanya. Pria berkulit hitam yang baru saja datang itu Arana mengenalnya. Sebagai seorang teman. Dia Syahrul Rahmed, pria keturunan Afrika-Amerika merupakan teman satu jurusan sewaktu di Stanford University. Arana cukup akrab dengan Syahrul, mereka menjalin hubungan pertemanan yang baik sampai sekarang.

Arana tersadar sesuatu, matanya melotot kaget. Syahrul seorang biseksual! Jadi mereka bertiga semacam perkumpulan para pria gay?

Oh astaga! Mendadak perutnya terasa mual. Bahkan tadi beberapa menit yang lalu, Arana melihat Pria Kurus yang tidak dia ketahui namanya itu merona malu karena tak sengaja menyentuh tangan suaminya.

Menjijikkan!

Arana tidak mau diselingkuhi dengan seorang pria!

Keanu, Pria Kurus, dan Syahrul Rahmed terlihat bercakap-cakap perihal sesuatu. Beberapa menit berselang, ketiga pria itu berjalan bersama menuju taman yang tak jauh jaraknya. Sekitar satu meter dari posisi ketiga pria tersebut. Arana pun mengikuti mereka bertiga.

"Ons moet pret hê!"

Arana tidak mengerti apa yang dikatakan Syahrul. Pria itu menggunakan bahasa ibunya, bahasa yang tidak bisa Arana mengerti. Bagaimana Arana bisa tahu itu bahasa ibunya Syahrul? Arana tahu karena temannya itu sering mengumpatinya menggunakan bahasa ibunya jika sedang marah.

"Julle twee kuier saam, ek kan nie saamgaan nie.  Iemand wag vir my in die hotel."

Melihat Keanu yang mengerti dan membalas perkataan Syahrul, Arana cukup terkejut. Keanu begitu fasih mengucapkannya. Keanu dengan segala ketampanan, kekayaan, kegagahan dan kejeniusannya selalu membuat Arana terpukau.

Mas Gay is the best!

Syahrul merangkul Keanu dan Keanu menyentak lengannya Syahrul. Matanya menyorot tak suka.

"Come on, Dude! Ons is so gewoond daaraan."

Oh Arana semakin curiga jika mereka memang benar perkumpulan para pria gay.

❤❤❤❤❤

Arana & Mas Gay [1st Mas The Series] - [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang