A for Arisan

25 2 0
                                    



"Oke, kita mulai." Heru mengocok stoples kecil berisi beberapa gulungan kertas. Tak berapa lama, salah satunya keluar.

"Amanda," ucapnya dengan lantang, "kamu yang dapat!"

"Tidak mungkin, dia pasti curang!" potong Naya tak terima, "kamu pasti memasukkan dua gulungan berisi namamu, 'kan? Mengaku saja!"

"Dasar wanita tukang fitnah! Kau ini memang tak pernah suka melihat orang lain senang!" balas Amanda tak kalah sengit.

"Sudahlah, ini sudah diputuskan! Sesuai kesepakatan, Amanda, kamu yang terpilih," ujar Anton mempersilakan.

"Yesss! Akhirnya aku bisa keluar dari tempat terkutuk ini! Maaf, teman-teman, sepertinya ini memang sudah nasib kalian." Amanda berjalan menghampiri satu-satunya jalan keluar.

Pintu pun terbuka, cahaya menyilaukan sontak menyeruak masuk. Dengan tak sabar Amanda segera berlari keluar. Namun, tiba-tiba sesuatu seperti mulut raksasa yang dipenuhi taring melahap tubuh Amanda. Menimbulkan cipratan darah dan bau amis yang memuakkan. Setelah pemandangan horor yang singkat itu, pintu tertutup kembali.

"Ke-kenapa? Kenapa Amanda dimangsa? Kau berbohong pada kami ya?!" teriak Heru entah pada siapa.

"Siapa bilang aku berbohong?" Terdengar jawaban dengan suara yang berat dan aneh. "Sudah kubilang, yang terpilih akan keluar dari sini, tapi aku tak bilang akan keluar hidup-hidup. Ghahahaha!"

"Dasar makhluk biadab!"

"Hmm, masih ada sepuluh orang, ya? Peliharaanku belum kenyang, cepat lakukan undian kedua!"

Heru terdiam dengan wajah pucat. Sambil melihat stoples yang dipegangnya, ia membatin,

"Habislah, ada tiga gulungan namaku di sini."







AlphadeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang