R for Remote

4 1 0
                                    



Entah kenapa aku tak bisa tidur, jadi kuputuskan untuk beranjak dari ranjang, tetapi apa yang bisa dilakukan tengah malam begini? Di rumah Nenek pula.

Main HP? Baterainya lemah. Makan? Masih kenyang. Jalan ke luar? Tidak, aku tak mau bertemu hal-hal aneh di luar sana.

Saat kebingungan menelusuri ruang tengah rumah yang gelap, aku melihat sebuah benda persegi di atas meja, televisi kuno milik Nenek. Dari dulu aku belum pernah menonton dari TV ini.

Kunyalakan TV dan duduk di bangku kayu. Sesuai dugaan, hanya ada tampilan statis yang tampak. Lantas kuraih remote untuk mengganti saluran. Akhirnya ada tayangan yang bisa kutonton. Walau masih hitam putih, tetapi gambarnya cukup jernih untuk ukuran TV kuno.

Sepertinya sedang ada film yang diputar. Tampak adegan seorang pria tengah duduk membelakangi kamera di sebuah ruangan gelap. Di depannya terlihat cahaya dari TV yang sedang ditontonnya.

Tunggu, aku merasa tak asing dengan latar ini. Aku baru sadar, itu adalah ruang tengah rumah Nenek, dan yang sedang duduk itu adalah aku! Tubuhku gemetar ketakutan. Apakah ada yang sedang mengawasiku? Atau ini tampilan kamera CCTV? Hei, buat apa Nenek memasang CCTV di rumahnya?!

Dengan keringat dingin yang mulai mengucur, perlahan aku menengok ke belakang. Walaupun ruangan agak gelap, tapi aku masih bisa melihat keadaan. Tak ada apa pun yang mencurigakan, dan tak ada keberadaan kamera CCTV sama sekali. Cukup, sebaiknya aku segera kembali ke kamar dan tidur.

Namun, saat aku berbalik, tampak diriku di layar TV sedang menengok ke arah kamera sambil menyeringai lebar!

Hal mengerikan itu membuatku menjerit sejadi-jadinya. Hingga tiba-tiba lampu ruangan menyala dan seseorang memanggil namaku.

"Parmin! Ngapain sih teriak-teriak tengah malam gini?!"

"Ne-Nenek! I-itu di TV, Nek!"

"Kenapa? Orang itu TV rusak kok."

"T-TV rusak?"

"Iya, udah tahunan gak bisa nyala. Udah tua juga."

"Ta-tapi tadi nyala kok, remote-nya juga masih berfungsi."

"Remote? TV kuno gitu mana ada remote-nya, Parmin."

"Ini, lho! Eh? Tadi ada di sini, ke mana ya?"

"Hah? Jangan-jangan ...."

"Jangan-jangan apa, Nek? Bikin takut aja, ih!"

"Jangan-jangan kamu mau membelikan Nenek TV yang ada remote-nya ya? Makasih, lho."

"Ti-tidaaak!"













AlphadeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang