P for Presents

6 1 0
                                    


"Tu-tunggu sebentar! Kumohon jangan! Akan kuberikan apa pun yang kau mau. Uang? Emas? Perhiasan?" ujar seorang pria yang sedang menelepon dengan gugupnya.

Terdengar suara serak dari seberang telepon. "Tidak bisa! Kau sudah melanggar kesepakatan. Tak ada lagi yang layak diberikan selain hukuman!"

"To-tolong, jangan lakukan!"

Ting tong

Suara bel dari pintu depan menghentikan percakapan menegangkan itu.

"Si-siapa?" tanya si pria dari balik pintu.

"Paket!"

Si pria membuka pintu dengan ragu, lalu tampaklah seorang kurir yang tengah membawa sebuah kotak kardus.

"Paket untuk Pak Waluyo."

"Da-dari siapa?"

"Oh, sudah sampai ya?" potong suara dari seberang telepon, "itu hadiah kecil dariku. Silakan diterima."

"Apa maksudmu?" Dengan tangan bergetar, si pria mengambil kotak kardus itu dan membukanya langsung di hadapan kurir. "Hah? Boneka?"

"A-apa?!" Orang dari seberang telepon terdengar begitu terkejut. "Bu-bukan, pasti salah kirim. Biarkan aku bicara dengan kurirnya!"

"Jangan bercanda ya!" Kali ini gantian si pria yang berbicara dengan nada tinggi. "Kalau mau buat konten YouTube bukan begini caranya. Anda bisa saya tuntut!"

"Oi, Abang kurir!" Dari seberang rumah tampak seorang gadis kecil berlari menghampiri dengan membawa kotak kardus yang serupa.

"Oh, adik yang tadi. Ada apa?"

"Ih, Abang nih! Aku kan pesan boneka, kok yang datang cuma kepalanya? Mana bau banget lagi!"













AlphadeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang